Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kerusuhan Papua

Pengibaran Bendera Bintang Kejora Jadi Dugaan Pemicu Kerusuhan di Fakfak dan Timika

Aksi tersebut sempat memanas, yang diduga dipicu pengibaran bendera Bintang Kejora.

HANDOVER VIA ANTARA/TRIBUN TIMUR/FACEBOOK GUNAWAN PALLY
Terbaru, Kerusuhan di Fakfak Papua Barat, Rabu (21/08/19) 

Sementara, untuk wilayah Papua, terdapat aksi unjuk rasa di Timika dan Biak.

Baca: Lukas Enembe: Kenapa Mahasiswa Saya Dianiaya Seperti Itu? Pertanyakan Kebijakan Khofifah

Baca: Presiden Jokowi akan Berkunjung ke Papua Terkait Dugaan Persekusi Serta untuk Serap Aspirasi

Baca: Siapa Pihak yang Dimaksud Kapolri? Memobilisasi Massa dan Kembangkan Informasi Hoax

FOLLOW INSTAGRAM TRIBUN MANADO

Aksi di kantor DPRD Kabupaten Mimika tersebut diikuti sekitar 5.000 orang. Tak ada korban jiwa saat aksi tersebut. Namun, terdapat sejumlah kerugian materiil berupa bangunan dan kendaraan.

"Timika, di Kantor DPRD, pukul 08.00-14.00 WIT, telah selesai dengan massa kurang lebih 5.000 orang, korban nihil, kerugian materi yaitu 1 ruko dibakar, pos Kantor DPRD, 2 mobil patroli, 1 bus, dan 1 truk pecah kaca, serta beberapa motor rusak," ungkapnya.

Selanjutnya, Dedi mengatakan, terdapat aksi unjuk rasa di Biak.

Situasi berlangsung kondusif, dan sejumlah perwakilan massa sedang berdialog dengan Bupati Biak.

Wagub Papua Barat curiga aksi ditunggangi kelompok tertentu

Pasar Tumburuni di wilayah Kabupaten Fakfak dibakar massa pada Rabu (21/8/2019). Kerusuhan dan pembakaran tersebut berlatar belakang peristiwa yang terjadi di Surabaya dan Malang, Jawa Timur. TRIBUNNEWS/HO
Pasar Tumburuni di wilayah Kabupaten Fakfak dibakar massa pada Rabu (21/8/2019). Kerusuhan dan pembakaran tersebut berlatar belakang peristiwa yang terjadi di Surabaya dan Malang, Jawa Timur. TRIBUNNEWS/HO (TRIBUN/HO)

Melansir Kompas.com, Wakil Gubernur Papua Barat Mohamad Lakotani membenarkan terjadinya kerusuhan di Fakfak pada Rabu pagi.

Massa membakar kantor Dewan Adat dan Pasar Thumburuni di Fakfak serta beberapa fasilitas umum lainnya.

"Beberapa jam lalu terjadi pembakaran kantor Dewan Adat dan Pasar Tumburuni," kata Lakotani.

Menurut Lakotani, kerusuhan ini disebabkan adanya konsentrasi massa sejak Selasa (20/8/2019) malam yang berada di dua titik.

Lakotani menambahkan, penyebab kerusuhan di Fakfak masih merupakan lanjutan dari aksi protes atas rasisme terhadap mahasiswa Papua di Surabaya.

Ia menduga aksi kerusuhan ini sudah ditunggangi pihak-pihak tertentu.

Hal senada diungkapkan Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo.

Menurutnya kericuhan di Fakfak, Papua Barat disebabkan karena provokasi sekelompok orang.

Baca: Air Mata Ternyata Ada Jenisnya, Manfaatnya pun Berbeda-beda

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved