Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Editorial

Menombok Keuntungan Pedagang, Pasca Relokasi dari Pasar Bahu ke Pasar Restorasi Kayubulan

Terdapat 114 lapak dan 48 kios di Pasar Restorasi yang diresmikan Wali Kota Manado Vicky Lumentut pada 14 Agustus 2019

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Fransiska_Noel
Siti Nurjanah/tribun manado
Wali Kota Manado GS Vicky Lumentut jumpai pedagang di Pasar Restorasi beberapa waktu lalu 

MERELOKASI pasar bukanlah hal mudah. Tak hanya soal pindah tempat, tapi juga para pedagang yang bertaruh nasib.

Tak aneh bila para pedagang biasanya enggan pindah ke tempat baru kendati fasilitas lebih lengkap.

Satu di antara tantangannya, masyarakat belum familiar dan terbiasa ke tempat baru tersebut, apalagi jika akses menuju pasar susah. Pasar pun sepi, alhasil pendapatan pedagang pun berkurang. Mana mau pedagang rugi?

Hal tersebut juga jadi tantangan Pemkot Manado yang akan memindahkan pedagang dari Pasar Bahu ke Pasar Restorasi Kayubulan, Malalayang Satu, Manado. Sebanyak 124 pedagang pindah berjualan.

Terdapat 114 lapak dan 48 kios di Pasar Restorasi yang diresmikan Wali Kota Manado Vicky Lumentut pada 14 Agustus 2019.

Jumlah tersebut tentu cukup untuk menampung para pedagang pindahan dari Pasar Bahu.

Dikutip dari humas.manadokota.go.id, Pasar Restorasi ini bahkan diproyeksikan menjadi pasar induk di Manado selain Pasar Buha.

Seluruh komoditas dari luar daerah akan masuk kedua pasar tersebut sebelum didistribusikan ke Pasar Pinasungkulan dan Bersehati.

Rencana tersebut tak mengurangi kekhawatiran para pedagang merugi. Wali Kota Manado pun berencana mengeluarkan kebijakan dengan memberikan subsidi kepada pedagang. Pemerintah akan mengganti pendapatan pedagang pindahan yang berkurang.

"Misalnya, pedagang waktu berjualan di Pasar Bahu pendapatannya mencapai Rp100 ribu per hari, begitu berjualan di Pasar Restorasi berkurang menjadi Rp 50 ribu, nah yang Rp 50 ribu sisanya kita kasih dan seterusnya," ujar Wali Kota.

Tak hanya pedagang pindahan dari Pasar Bahu, pemerintah kota juga akan memberikan subsidi sopir angkot untuk trayek ke Pasar Restorasi. "Untuk para sopir Angkot kita kasih subsidi BBM (bahan bakar minyak) 10 liter per hari,” Wali Kota menambahkan.

Namun dia memastikan, pemberian subsidi kepada pedagang pindahan dan sopir angkot tersebut hanyalah sementara. Jika pendapatan pedagang dianggap sudah normal, maka kebijakan pemberian subsidi itu akan dicabut.

Vicky Lumentut berharap tidak ada dusta dari pedagang dan sopir angkot. "Artinya bilang yang benar berapa pendapatan yang bekurang. Begitu juga kalau pendapatan sudah normal kembali. Jangan ada dusta di antara kita. Kalau badusta (berdusta) maka hilang itu berkat," kata dia.

Pemberian rangsangan kepada pedagang dan sopir angkot dengan memberikan ganti kekurangan keuntungan dan BBM tentu hal baik. Namun pemerintah kota harus betul-betul menyiapkan teknis pelaksanaan dan perangkat aturan yang jelas dan detail, termasuk sistem pengawasan.

Bukan hanya bagi pedagang dan sopir yang menerima subsidi dari pemerintah kota, tapi juga pelaksana yang mengeksekusi kebijakan itu. Sebagian dari kita masih harus dipaksa untuk jujur. Bahkan masih ada berpikiran kalau bisa mengakali aturan, kenapa tidak.

Halaman
12
Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Aib untuk Like

 

Relawan Palsu dan Politik Rente

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved