Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Seputar TNI

KISAH TNI Baku Tembak dengan KKB Papua, Sebelum Menyerang Komandan Mimpi Lumpur dan Pohon Besar

Dimana dituliskan jika komandan kompi TNI AD bermimpi aneh sebelum menggempur KKB Papua ini. Komandan TNI itu bernama bernama Agus Rohman

Editor: Indry Panigoro
TRIBUNMANADO/NIELTON DURADO
Anggota TNI AD Serda Arwin Pasungke, Babinsa Koramil 1303-08/Bolaang Uki membajak sawah milik petani yang berada di Desa Tolondadu Satu Kecamatan Bolaang Uki Kabupaten Bolsel, Selasa (16/7/2019). (orang dalam foto ini bukan orang yang dimaksud dalam berita) 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Kisah TNI baku tembak dengan KKB Papua, sebelum menyerang komandan mimpi lumpur dan pohon besar.

Kisah ini dilansir dari buku 328 Para Battalion, The Untold Stories Of Indonesian Legendary Paratroopers terbitan Elex Media Komputindo.

Dimana dituliskan jika komandan kompi TNI AD bermimpi aneh sebelum menggempur KKB Papua ini.

Komandan TNI itu bernama bernama Agus Rohman yang merupakan Komandan Kompi C Yonif L-330.

Saat itu Agus Rohman beserta 125 prajurit Batalyon Infanteri Lintas Udara (Linud) 328 ditugaskan dalam operasi pembebasan para peneliti Ekspedisi Lorentz 95 yang disandera oleh KKB Papua di tahun 1996 silam.

Terkait penyanderaan Tim Lorentz ’96 dan bagaimana mereka diselamatkan, kisah ini juga pernah diulas secara khusus oleh majalah Intisari.

Penelitian tim Ekspedisi Lorentz 95 dilakukan antara bulan November 1995 dan Januari 1996.

BERITA TERPOPULER:

Baca: Aniaya Anggota Polisi Saat Mengantar Jenazah, Pria Ini Tak Berkutik Ditangkap Tim Paniki di Kamarnya

Baca: 5 Pemicu Penyakit Kanker Paru-paru yang Renggut Nyawa Mantan Bupati Ichsan Yasin Limpo

Baca: Sebelum Gempur KKB Papua, Komandan TNI AD Bermimpi Aneh, Maknanya Kematian

Tidak ada gangguan berarti yang dialami tim selama menjalankan misinya.

Tim ekpedisi ini juga sudah tahu jika di sana terdapat KKB Papua yang didalangi oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM) pimpinan Kelly Kwalik

Tanggal 8 Januari menjelang hari-hari kepulangan ke Jakarta, mereka berkumpul di rumah kayu milik Pendeta Adriaan van der Bijl asal Belanda yang sudah menetap di sana sejak tahun 1963.

Hari itu sang pemilik rumah sedang pergi, berkeliling ke daerah Mbua dan ALama untuk menyusun kegiatan misionaris bersama istrinya.

Tiba-tiba, datanglah sekelompok suku setempat berjumlah puluhan orang berpakaian perang, lengkap dengan tombak.

Tak hanya itu, salah satu dari mereka, diduga sebagai komandan, membawa senapan laras panjang M-16 yang diacung-acungkan dan sesekali ditembakkan ke udara.

Mereka lalu mendobrak mendobrak pintu yang dikunci, memaksa masuk, menyerang, menyandera tim, dan akhirnya membawa seluruh tim peneliti ke hutan pedalaman.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved