Seputar TNI
KISAH TNI Baku Tembak dengan KKB Papua, Sebelum Menyerang Komandan Mimpi Lumpur dan Pohon Besar
Dimana dituliskan jika komandan kompi TNI AD bermimpi aneh sebelum menggempur KKB Papua ini. Komandan TNI itu bernama bernama Agus Rohman
KABAR SELEBRTIS TRIBUN MANADO:
Baca: Penampakan Wajah Semasa SMA Ahmad Dhani di Instagram, Bak Kembarannya Dul Jaelani
Baca: Inilah Sosok Pembenci Ahok BTP usai Ceraikan Veronica Tan hingga Menikah Lagi dengan Polwan PND
Baca: Bilqis Putri Semata Wayang Ayu Ting Ting Punya Kartu Identitas Anak, Nama Ayahnya Bukan Enji!
Berita penyanderaan Tim Lorentz mulai beredar di media massa dan menjadi berita besar hingga ke Jakarta bahkan dunia.
Pemerintah Indonesia segera meminta ABRI (TNI) melakukan penyelamatan.
Saat itulah Agus Rohman beserta 125 prajurit Batalyon Infanteri Lintas Udara (Linud) 328 juga ikut dalam misi penyelamatan
Ketika berada di Kenyam, Agus Rohman tiba-tiba saja bermimpi mendapat mimpi aneh.
"Ketika saya sedang melaksanakan patroli dengan berpakaian PDLT lengkap di sebuah rawa yang sulit dilewati, dengan berlumurkan lumpur saat itu karena kelelahan saya beristirahat sambil bersandar di antara batang pohon besar yang telah tumbang. Ketika itu saya didatangi oleh para Jenderal melewati batang pohon besar yang tumbang tadi," tulis Agus dalam buku itu.
Mendapati mimpi semacam itu, Agus Rohman pun penasaran dengan makna di balik mimpinya itu.
"Dari mimpi itu saya mencoba menanyakan kepada Wadantim Sertu Tukiyo, agar menjabarkan apa kira-kira isi dari mimpi saya. Dia menyampaikan bahwa, penjabaran dia makna dari berlumuran lumpur menggambarkan makna tanah kuburan, pohon besar menggambarkan tepat pemakaman dan didatangi oleh para Jenderal menunjukkan suatu hal yang wajar apabila Perwira meninggal didatangi Pemimpin/ Komandannya," ungkap Agus Rohman.
Mendapati mimpi soal kematian itu, Agus Rohman pun mengaku mendekatkan diri pada Tuhan.
"Dengan adanya firasat melalui mimpi, maka pendekatan diri kepada Tuhan lebih besar dan khusyuk dengan selalu bertawakal dan berserah diri kepada-Nya seolah-olah kematian sudah dekat," tulis Agus Rohman.
Meski demikian, Agus Rohman tetap melanjutkan tugasnya dalam operasi pembebasan itu.
Akhirnya, pada tanggal 13 Mei 1996 Agus diperintahkan oleh Komandan Satgas memimpin tim yang berkekuatan 25 orang untuk menggempur KKB Papua dan membebaskan para sandera.
Mereka harus melewati medan yang berat, karena hutan di Papua saat itu masih lebat.
Kontak senjata baru terjadi pada tiga hari kemudian.
Saat itu, mereka menembus semak belukar pada pukul 17.30 WIT.