Patra Marinna Jauhari
Patra Jauhari Meninggal karena Kelalaian Pemerintah, Begini Tanggapan Bupati Teluk Wondama
Baru-baru ini publik dihebohkan dengan pemberitaan kematian seorang petugas kesehatan, bernama mantri Patra Marinna Jauhari
Kerabatnya di Palopo baru menerima kabar, Jumat (21/6/2019).
"Kami tidak mengetahui kalau dia sedang sakit. Karena di daerah tempat dia bertugas jaringan (sinyal seluler) itu sangat sulit," kata Eky Arisandi, kerabat Patra, saat berkunjung di kantor Tribun Timur, Jalan Cenderawasih nomor 430, Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (22/6/2019).
Kerabat almarhum Patra Marinna Jauhari di Makassar, Eky Arisandi (45) dan Deny (44) saat menyambangi kantor Tribun Timur. Mereka memperlihatkan foto Patra. (TRIBUN TIMUR/DESI TRIANA ASWAN)
Kabar kematian Patra diketahui dari teman kerjanya yang langsung menghubungi pihak keluarga.
"Kakak kandungnya, share di grup keluarga juga," sambung Eky Arisandi mengatakan.
Minta Jenazah Dipulangkan
Pihak keluarga meminta agar jenazah Patra bisa dipulangkan ke kampung halamannya, Palopo.
"Keluarga besar inginnya jenazah dimakamkan di Palopo karena keluarga besar semua ada disana," tutur Eky Arisandi kerabat Patra yang tinggal di Makassar.
Eky Arisandi menuturkan, pihak keluarga telah menempuh berbagai cara untuk memulang jenazah Patra.
Namun, hasilnya nihil.
"Dari karantina bandara yang ada di Manokwari menolak untuk dipulangkan," kata pria yang akrab disapa Arisandi.
Baca: Pembalap Sulut Siro Kanal, Juara Umum Grasstrack Mamuju 2019
Baca: ODSK Sukses Lobi Djarum Beli Cengkih Petani, Lanjut Gudang Garam, Wagub: Dukung Upaya Gubernur
Baca: Pemain Manchester City Ini Ditahbiskan sebagai Pengganti Ronaldo dan Messi, Personel Timnas Portugal
Menurut pihak karantina, berdasarkan aturan berlaku jenazah yang telah lama tidak dapat dipulangkan.
"Mayatnya sudah diformalin, harusnya kan awet yah bisa di pulangkan, api ini tetap juga tidak bisa," kata Eky Arisandi.
Pihak Puskesmas Maureke tempat almarhum bekerja sudah melakukan kordinasi namun juga tetap tidak diperbolehkan pulang.
"Kami berharap semoga ada perhatian dari pemerintah, keluarga ingin jenazah di pulangkan ke kampung halamannya," kata Eky Arisandi.
"Kami juga mewakili pihak keluarga memohon untuk pihak-pihak terkait khususnya karantina bandara di sana (Manokwari) agar memudahkan kepulangan jenazah karena ini permintaan yang sangat amat dalam dari pihak keluarga," kata Eky Arisandi.
Menurutnya, pekerjaan Patra yang mengabdikan diri di daerah terpencil harusnya diapresiasi.
"Apalagi ini dia meninggal dalam keadaan penugasan, kita harapkan ada perhatian dari pemerintah. Pengabdian ke daerah terpencil ini tidak semua orang mau, aksesnya juga tidak mudah dibutuhkan tenaga dan juga keikhlasan," ujar Eky Arisandi.
Memprihatinkan
Kematian Patra yang terbilang tragis menjadi keprihatinan banyak pihak.
Tomas Waropen, Kepala Puskesmas Naikere, menyatakan nyawa Patra mungkin bisa tertolong jika pihak dinas kesehatan maupun instansi terkait lain cepat merespons laporannya terkait kondisi Patra dan meminta segera dikirim helikopter.
"Kami sudah rapat sampai tiga kali dengan Dinas Kesehatan, Kesra, dan Pak Sekda, tapi tetap tidak ada jalan. Sampai akhimya dia sudah meninggal, baru helikopter bisa naik," ujar Waropen.
Bagi Waropen, Patra adalah pahlawan kemanusiaan.
Baca: Pernyataan Menyejukan Fahri Hamzah Jelang Sidang Putusan Sengketa Pilpres 2019
Baca: Sempat Disegel Anies, Akhirnya Bangunan di Pulau D Tetap Lanjut, Anies Beralasan Ini
Baca: Enggan Baca Komentar Nyinyir Netizen di Instagram, Gisella Anastasia: Saya Bisa Cepat Mati
Dia rela mendedikasikan hidupnya untuk kebaikan masyarakat di pedalaman Naikere tanpa banyak mengeluh dan menuntut.
Tindakan mulia yang justru selalu dihindari banyak petugas medis lain.
"Patra adalah pahlawan bagi masyarakat di pedalaman Mairasi (nama suku di pedalaman Naikere). Sementara kami anak-anak negeri ini banyak yang jadi Yudas (murid yang mengkhianati Yesus)," kata Tomas Waropen.
Tokoh pemekaran Teluk Wondama, Hendrik Mambor, juga turut menyampaikan rasa duka mendalam atas kepergian almarhum.
Melalui pernyataannya yang dukutip dari akun Facebook-nya, mantan Kepala Bappeda Wondama ini memberikan penghargaan dan rasa terima kasih yang tinggi atas pengabdian Patra selama hidup.
"Mewakili Lembaga Masyarakat Adat Teluk Wondama dan seluruh pejuang pemekaran Kabupaten Teluk Wondama, kami hanya bisa mengucapkan penghargaan atas dedikasimu dan jerih lelahmu bagi masyarakat, khususnya masyarakat di pedalaman Udik Simo, Kampung Oya. Kami tidak mampu membalas jasa baikmu," tulis Mambor.
SUBSCRIBE YOU TUBE TRIBUN MANADO:
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Bupati Sebut Pemberitaan Kematian Mantri Patra di Papua Tendensius, Ini Fakta Sebenarnya
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/manado/foto/bank/originals/bupati-dan-patra-111.jpg)