Patra Marinna Jauhari
Patra Jauhari Meninggal karena Kelalaian Pemerintah, Begini Tanggapan Bupati Teluk Wondama
Baru-baru ini publik dihebohkan dengan pemberitaan kematian seorang petugas kesehatan, bernama mantri Patra Marinna Jauhari
TRIBUNMANADO.CO.ID - Baru-baru ini publik dihebohkan dengan pemberitaan kematian seorang petugas medis, bernama mantri Patra Marinna Jauhari, di Kampung Oya, Distrik Naikere, Teluk Wondama.
Patra disebut meninggal akibat sakit malaria yang dideritanya saat bertugas di daerah terpencil itu.
Dia disebut bertahan meski di hatinya memendam kecewa terhadap instansi tempatnya bekerja
Menanggapi hal itu, Bupati Teluk Wondama Bernadus Imburi menilai pemberitaan yang sudah beredar tidak seimbang dan cenderung tendensius.
Bernadus mengatakan, akibat pemberitaan tersebut, membuat citra buruk Pemda Wondama di mata masyarakat.
Bupati menerangkan, akses ke kampung Oya memang sulit karena harus menghabiskan waktu berjalan kaki 4-5 hari.
Salah satu tranportasi yang paling cepat dengan menggunakan helikopter.
"Penugasan mantri Patra ke kampung Oya sebagai bagian dari upaya Pemkab Wondama memenuhi pelayanan kesehatan di Kampung Oya, termasuk Kampung Undurara dan Onyora, Distrik Naikere," ungkap Bupati, sperti dikutip dari rilis resmi yang diterima Kompas.com, Selasa (25/6/2019).
Baca: 5 Fakta Seragam Pramugari Lion Air, Ternyata Ini Tujuan Seragamnya Ada Belahan di Samping
Baca: Fadel Islami Tegur Anak Muzdalifah, Foto Percakapan Fadel dan Sang Putri Jadi Sorotan
Baca: 4 Artis Meninggal Saat Acaranya Jadi Tontonan Favorit, 2 di Antaranya Artis Preman Pensiun
Bernadus mengatakan, mantri Patra ditugaskan sejak 8 April bersama Jhon Inggesi dan akan berakhir dan dijemput tanggal 8 Juli, bukan tanggal 8 Juni seperti yang diberitakan berbagai media.
"Informasi tentang sakitnya Mantri Patra berasal dari masyarakat dan diterima kepala Puskesmas Naikere tanggal 18 Juni 2019. Informasi ini menyebutkan yang bersangkutan sakit selama satu minggu, bukan dua minggu," jelas Bupati.
Informasi yang sama juga dilaporkan kepada Sekretaris Dinas Kesehatan dan Bupati yang kemudian memerintahkan untuk proses penjemputan dengan helikopter.
"Sayangnya saat itu helikopter yang biasa digunakan Pemkab Wondama tidak bisa digunakan karena sudah terikat kontrak dengan pihak lain," ucap Bupati.
Bupati mengaku pada 19 Juni, Pemkab Wondama baru mendapat helikopter milik PT Intan Angkasa Nabire dan kemudian dimatangkan dengan persiapan penjemputan 20 Juni melalui pertemuan antara sekda Woondama dan perwakilan PT Intan.
"Informasi meninggalnya mantri Patra diterima Suster Sofia Wamafma, bidan di Puskesmas Naikere tanggal 21 Juni 2019 pukul 12.00 WIT. Keesokan harinya helikopter mendarat dari Nabire di Wasior dan kemudian menjemput jenazah mantri Patra di Kampung Oya," ucap Bupati.
Lanjut Bupati, karena kondisi jenazah sudah tidak memungkinkan untuk dikirim ke kampung halamannya, akhirnya Pemkab Wondama berkomunikasi dengan pihak keluarga agar pemakaman dilakukan di Wondama.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/manado/foto/bank/originals/bupati-dan-patra-111.jpg)