Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pilpres 2019

Sosok 4 Jenderal jadi Target Pembununan hingga Profil 6 Pembunuh Bayaran dan Pemasok Senjata

Mereka yakni Jenderal (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan, Jenderal (Purn) Wiranto, Jenderal (Purn) Budi Gunawan, dan Komjen (Purn) Gories Mere.

Editor: Aldi Ponge
photocollage/wartakotalive.com/tribunnews.com
Jenderal (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan, Jenderal (Purn) Wiranto, Jenderal (Purn) Budi Gunawan, dan Komjen (Purn) Gories Mere. Mereka adalah 4 tokoh yang akan dibunuh oleh kelompok yang beraksi dengab memanfaatkan momen Pilpres 2019. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian akhirnya menjelaskan 4 tokoh nasional jadi target pembunuhan tersebut.

Mereka yakni Jenderal (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan, Jenderal (Purn) Wiranto, Jenderal (Purn) Budi Gunawan, dan Komjen (Purn) Gories Mere.

Mereka adalah 4 tokoh yang akan dibunuh oleh kelompok yang beraksi dengan memanfaatkan momen Pilpres 2019.

Para pembunuh bayaran yang sudah menerima uang muka untuk menembak para Jenderal dengan mendompleng unjuk rasa atau aksi 22 Mei 2019 lalu.

Profil empat tokoh target pembunuhan itu adalaa dua pensiunan jenderal TNI AD dan dua orang lainnya adalah pensiunan jenderal polisi.

"‎Mereka (tersangka) menyampaikan nama, satu adalah betul Pak Wiranto, kedua Pak Luhut Menko Maritim, ketiga KA BIN, keempat Gories Mere," ujar Tito Karnavian.

Baca: Ingin Nikahi Kakak Ipar, Suami Bunuh Istri di Dekat Anak, Sebelum Tewas Korban Ucap Aku Mencintaimu

Baca: Inilah Para Tokoh Berdarah Manado Calon Menteri Kabinet Jokowi Jilid II: Pengusaha, Sosok No 1 Sulut

Baca: DAFTAR Calon Menteri Kabinet Jokowi: Ada Gubernur Olly, Sandiaga Uno Bersaing dengan Tuama Manado

Ada satu lagi yang juga menjadi target pembunuhan, yaitu pimpinan lembaga survei atau lembaga hitung cepat (quick count).

"Taya tidak mau sebutkan ya (nama pemimpin lembaga survei)," ujar Tito Karnavian di Kantor Menko Polhukam, Jakarta, Selasa (28/5/2019).

Berdasarkan penelusuran Wartakotalive.com, profil empat tokoh target pembunuhan itu semuanya berlatar belakang jenderal.

1. Jenderal (Purn) Wiranto

Wiranto adalah Jenderal (Purn) TNI AD.

Wiranto mantan Panglima ABRI/Menteri Pertahanan pada era pemerintahan Presiden Soeharto.

Wiranto adalah pendiri dan mantan Ketua Umum Partai Hanura.

Wiranto adalah menteri yang membentuk tim pemantau pernyataan para tokoh dan dia juga mengusulkan penutupan media yang menyebarkan hoax.

2. Jenderal (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan

Luhut Binsar Pandjaitan adalah Menteri Koordinator Maritim pada era Pemerintahan Presiden Jokowi.

Luhut termasuk menteri yang sangat dekat dengan Presiden.

Meski menjabat Menko Maritim, Luhut sering berususan dengan masalah-masalah politik, termasuk berhubungan dengan sejumlah tokoh politik nasional.

Ketika terjadii keributan jelang pengadilan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, Luhut paling aktif mendekati sejumlah tokoh dan ulama.

Luhut memiliki latar belakang militer di pasukan khsusu (Kopassus) sama seperti Prabowo Subianto.

3. Jenderal (Purn) Budi Gunawan

Pensiunan Jenderal (Pol) ini termasuk perwira tinggi Polri yang sangat dekat dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.

Budi Gunawan telah diusulkan oleh Presiden Jokowi menjadi Kapolri, tetapi KPK pada era Abdul Samad dan Bambang Widjojanto memimpin, menjadikan Budi sebagai tersangka.

BG --panggilan Budi Gunawan-- batal menjadi Kapolri dan jabatan tinggi di Polri hanya sebagai Wakapolri.

BG kemudian diangkat menjadi Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) dan pangkatnya kemudian naik menjadi Jenderal (Pol).

4. Komisaris Jenderal (Purn) Goris Mere

Komjen Gories Mere adalah polisi yang memiliki latar belakang reserse dan termasuk tokoh yang membentuk Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror.

Gories Mere lahir di Flores Timur, 17 November 1954 yang menjabat sebagai Kepala Pelaksana Harian Badan Narkotika Nasional tahun 2009-2012.

Nama Gories Mere mulai mencuat ke publik saat berhasil menangkap ratu ekstasi Zarima di Texas, Amerika Serikat, tahun 1996.

Ketika terjadi ledakan bom teroris di Bali tahun 2002, Gories Mere adalah perwira menengah senior yang menjadi komandan lapangan dalam menangkapi para teroris.

Gories Mereka kini menjabat sebagai staf Khusus Presiden Bidang Intelijen.

Target Pembunuhan Diketahui Pengakuan Tersangka

Tito Karnavian melanjutkan, keempat nama yang jadi target pembunuhan itu diketahui dari pemeriksaan enam tersangka yang telah diamankan sebelumnya terkait kerusuhan aksi 21-22 Mei dan kepemilikan senjata api ilegal.

"Dasar kami sementara ini hanya Berita Acara Pemeriksaan (BAP). BAP itu resmi, pro justicia hasil pemeriksaan pada tersangka yang sudah kami tangkap, bukan karena informasi intelijen," ucap Tito Karnavian.

"‎Mereka menyampaikan nama, satu adalah betul Pak Wiranto, kedua Pak Luhut Menko Maritim, ketiga KA BIN, keempat Gories Mere. Kelima, salah satu pimpinan lembaga survei, saya tidak mau sebutkan ya," beber Tito Karnavian.

Jenderal bintang empat ini memastikan pihaknya sudah memberikan pengamanan yang maksimal kepada para target tersebut.

"Yang jelas kami selalu sejak awal, begitu ada informasi selalu berikan pengamanan dan pengawalan pada yang bersangkutan," ucapnya.

Menkopolhukam Wiranto juga angkat suara soal adanya rencana pembunuhan empat tokoh nasional.

"Dua hari ini kita diberondong rencana pembunuhan pejabat, senjatanya sudah ditemukan. Memang rencana itu kan ditujukan ‎untuk memberikan rasa takut agar pejabat yang bersangkutan mengurangi aktivitasnya, supaya lemah," ucap Wiranto di Kantor Kemenko Polhukam, Selasa (28/5/2019).

"Yang diancam tidak hanya empat orang, tapi ada pejabat lain juga yang diancam seperti yang saya alami. Kita tidak perlu surut, tetap tegakkan kebenaran, keamanan nasional," paparnya.

‎Kapolri Jenderal Tito Karnavian memastikan pihaknya sudah memberikan pengamanan yang maksimal kepada para target tersebut.

"Yang jelas kami selalu sejak awal, begitu ada informasi selalu berikan pengamanan dan pengawalan pada yang bersangkutan," tegas Tito Karnavian.

 6 Pembunuh Bayaran dan Penyuplai Senjata

Kadiv Humas Polri Irjen Muhammad Iqbal mengatakan, keenam tersangka, satu di antaranya perempuan, adalah kelompok berbeda seperti yang pernah diungkap Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Menkopolhukam Wiranto beberapa waktu lalu.

Kelompok tersangka yang diungkap Kapolri dan Menkopolhukam memang menggunakan senjata api tapi targetnya menembak salah satu pengunjuk rasa sebagai martir.

Dengan adanya martir, petugas kepolisian yang berikutnya akan menjadi sasaran kesalahan dengan jatuhnya korban tewas.

Tapi sebelum itu terjadi para tersangka dalam kelompok ini sudah ditangkap.

Sementara apa yang Iqbal paparkan kepada media, Senin (27/5/2019) adalah kelompok berbeda.

"Kasus kepemilikan senjata api ilegal ini yang akan digunakan dalam aksi kerusuhan 21 dan 22 Mei dan rencana pembunuhan," ungkap Iqbal dalam konferensi pers di Kemenkopolhukam.

Keenam tersangka yang sudah ditangkap, yakni HK, AZ, IR, TJ, AD, semuanya laki-laki dan terakhir AV alias VV seorang perempuan.

Peran mereka berbeda: empat orang sebagai eksekutor alias pembunuh bayaran dan sisanya penyuplai atau penjual senjata.

Massa melempar ke arahan polisi di Jalan Brigjen Katamso, Slipi, Jakarta Pusat, Rabu (22/5/2019). Mereka melakukan aksi pendukung salah satu pasangan capres yang menolak hasil Pemilu 2019. Warta Kota/Alex Suban (Alex Suban/Alex Suban)
Tersangka pertama HK beralamat di Perumahan Visar, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor.

"HK ini perannya adalah leader, mencari senjata api sekaligus juga mencari eksekutor, Tapi juga sekaligus menjadi eksekutor," ungkap Iqbal.

Menurut dia, HK juga ikut memimpin timnya turun pada aksi 21 Mei 2019.

"Jadi yang bersangkutan itu ada pada tanggal 21 tersebut dengan membawa sepucuk senpi revolver Taurus cal 38," imbuh dia.

HK menerima uang Rp 150 juta dari seseorang yang masih diselidiki Mabes Polri.

Tersangka ditangkap pada Selasa 21 Mei 2019 sekira pukul 13.00 WIB di lobi Hotel Megaria, Menteng, Jakarta Pusat.

"Tersangka yang kedua yaitu AZ," ungkap Iqbal.

AZ beralamat di Kelurahan Serua, Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang Selatan.

Ia berperan mencari eksekutor dan sekaligus sebagai eksekutor.

Polisi menanglap tersangka AZ pada Selasa 21 Mei 2019 sekitar pukul 13.30 WIB di Terminal 1C Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang Kota.

"Tersangka ketiga IR. Alamat Kelurahan Sukabumi Selatan, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Berperan sebagai eksekutor menerima uang Rp 5 juta," jelas Iqbal.

Polisi menangkap IR pada Selasa 21 Mei 2019 sekira pukul 20.00 WIB di Pos Peruri, kantor security di Jalan KPBD Sukabumi Selatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Tersangka keempat berinisial TJ, beralamat di Cibinong, Bogor, Jawa Barat.

"Berperan sebagai eksekutor dan menguasai senpi rakitan laras pendek cal 22 dan senpi rakitan laras panjang cal 22.

Tersangka menerima uang Rp 55 juta," beber Iqbal.

Polisi menangkap TJ pada Jumat 24 Mei 2019 sekira pukul 08.00 WIB di parkiran Indomaret, Sentul, Citeureup, Bogor.

Berdasar hasil pemeriksaan urine, TJ positif mengandung amfetamin dan metamfetamin.

Kadang-kadang, terang Iqbal, orang yang ingin keberaniannya meningkat menggunakan narkoba.

Tersangka kelima AD, beralamat di Rawabadak Utara, Kecamatan Koja, Jakarta Utara.

"Dia berperan penjual tiga puncuk senpi," ucap Iqbal.

Senjata api yang dimaksud di antaranya pertama senpi rakitan Meyer, senpi rakitan laras panjang, senpi rakitan laras pendek.

Semua senjata itu dijual AD kepada tersangka HK.

AD menerima uang hasil penjualan senpi rakitan sebesar Rp 26,5 juta.

Polisi menangkap AD pada Jumat 24 Mei sekira pukul 08.00 WIB di daerah Swasembada, Jakarta Utara.

Hasil pemeriksaan urine positif amfetamin, metamfetamine dan benzodiazepin.

"Tersangka keenam AV beralamat di Kelurahan Rajawali, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan," lanjut Iqbal.

Ia berperan sebagai pemilik dan penjual senpi revolver ilegal Taurus kepada tersangka HK.

"Ini seorang perempuan. Yang tadi lima laki-laki," ungkap Iqbal.

Tersangka AV menerima hasil penjualan senpi sebesar RP 50 juta.

Polisi menangkap AV pada Jumat 24 Mei 2019 di Bank BRI Jalan Thamrin Jakarta Pusat.

KLIK TAUTAN AWAL TRIBUNNEWS.COM

KLIK TAUTAN AWAL TRIBUNNEWS.COM

Baca: Nenek 102 Tahun Dilarikan ke Rumah Sakit Usai Habisi Nyawa Nenek 92 Tahun, Begini Kondisinya

Baca: Sosok Bule Ditangkap Polisi karena Tuduh Pemerintahan Jokowi Komunis, Ternyata Mantan Tentara AS

Baca: Fakta-fakta Suami Habisi Nyawa Istri Dihadapan Anaknya, Diduga ada Motif Asmara

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved