Pilpres 2019
Sosok 4 Jenderal jadi Target Pembununan hingga Profil 6 Pembunuh Bayaran dan Pemasok Senjata
Mereka yakni Jenderal (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan, Jenderal (Purn) Wiranto, Jenderal (Purn) Budi Gunawan, dan Komjen (Purn) Gories Mere.
Luhut Binsar Pandjaitan adalah Menteri Koordinator Maritim pada era Pemerintahan Presiden Jokowi.
Luhut termasuk menteri yang sangat dekat dengan Presiden.
Meski menjabat Menko Maritim, Luhut sering berususan dengan masalah-masalah politik, termasuk berhubungan dengan sejumlah tokoh politik nasional.
Ketika terjadii keributan jelang pengadilan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, Luhut paling aktif mendekati sejumlah tokoh dan ulama.
Luhut memiliki latar belakang militer di pasukan khsusu (Kopassus) sama seperti Prabowo Subianto.
3. Jenderal (Purn) Budi Gunawan
Pensiunan Jenderal (Pol) ini termasuk perwira tinggi Polri yang sangat dekat dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
Budi Gunawan telah diusulkan oleh Presiden Jokowi menjadi Kapolri, tetapi KPK pada era Abdul Samad dan Bambang Widjojanto memimpin, menjadikan Budi sebagai tersangka.
BG --panggilan Budi Gunawan-- batal menjadi Kapolri dan jabatan tinggi di Polri hanya sebagai Wakapolri.
BG kemudian diangkat menjadi Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) dan pangkatnya kemudian naik menjadi Jenderal (Pol).
4. Komisaris Jenderal (Purn) Goris Mere
Komjen Gories Mere adalah polisi yang memiliki latar belakang reserse dan termasuk tokoh yang membentuk Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror.
Gories Mere lahir di Flores Timur, 17 November 1954 yang menjabat sebagai Kepala Pelaksana Harian Badan Narkotika Nasional tahun 2009-2012.
Nama Gories Mere mulai mencuat ke publik saat berhasil menangkap ratu ekstasi Zarima di Texas, Amerika Serikat, tahun 1996.
Ketika terjadi ledakan bom teroris di Bali tahun 2002, Gories Mere adalah perwira menengah senior yang menjadi komandan lapangan dalam menangkapi para teroris.