Nasional
VIRAL Hasil Olahan Tempe Gunakan Air Selokan, Sudah Bertahun-tahun Beroperasi, Diciduk saat Beraksi
Viral Tempe Bakunase hasil olahan menggunakan air selokan dalam proses pembuatan tempe dilakukan sudah bertahun-tahun.
TRIBUNMANADO.CO.ID – Dua hari belakangan, beredar video inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan oleh pihak kelurahan Bakunase Kecamatan Kota Raja Kota Kupang berasama Polisi Pamong Praja di lokasi produksi tempe yang berada di RT.11/RW.04 kelurahan Bakunase.
Video ini beredar di group facebook dan group Whatsapp dan cukup meresahkan warga yang sering mengkonsumsi tempe.
Dalam video ini, terekam seorang pekerja (pengrajin) tempe sedang mencuci bahan baku tempe di tepi selokan yang berada di RT.11/RW.04 Kelurahan bakunase kecamatan Kota Raja Kupang.
Pekerja tersebut ketika ditanya oleh seorang staf kelurahan, mengaku menggunakan air dari selokan tersebut untuk mencuci bahan baku tempe sebelum dilakukan proses fermentasi di rumah produksi di lokasi tersebut.
Lurah Bakunase Rince Kaseh SE yang ditemui POS-KUPANG.COM di kantornya pada Rabu (15/5/2019) membenarkan pihaknya telah melakukan inspeksi mendakan di lokasi tersebut pada Senin (13/5/2109) sebagaimana video yang beredar.
Ia bahkan mengungkapkan, pada Selasa (14/5/2019) ia dan tim kembali melakukan sidak, namum tetap menemukan kondisi yang sama.
Baca: UPDATE: Kecelakaan Saat Perayaan Kelulusan, Hari Ini Pacar Irene Soenarno Diperiksa Polisi
Baca: Siswa SMA Peraih Nilai 100 di Semua Mata Pelajaran Ujian Nasional 2019, Terungkap Siapa Orangtuanya
Baca: Firasat Sang Ibu: Irene Soenarno Banyak Menciumnya, Siswi Tewas Ditabrak Saat Rayakan Kelulusan
Baca: Pelaku Mutilasi Ngaku Korban yang Minta untuk Dimutilasi: Kemaluannya Keluar Darah
Baca: Hindari 6 Jenis Sayur Ini Untuk Menghindari Gejala Nyeri Asam Urat, Apa Saja Sih?
Baca: Berikut 4 Dinasti Politik Gagal di Pemilu 2019 di Sulut, Tak Jadi di DPRD, DPR RI hingga DPD
Lurah perempuan pertama di Kelurahan Bakunase ini melakukan inspeksi di lokasi produksi tempe tesebut bersama dengan Camat Kota Raja Muhammad Khairil dan pihak Polisi Pamong Praja Kota Kupang.
Dalam inspeksi dua hari berturut, mereka menemukan bahwa para pengrajin di lokasi tersebut masih juga menggunakan air selokan yang mengalir di tempat itu untuk mencuci bahan baku tempe serta untuk merebus bahan baku.
“Menyangkut sidak di tempat pembuatan tempe dilakuak oleh pol pp dan staf Kelurahan, mereka turun kesana dan pada saat itu mereka kedapatan bahwa mereka cuci kacang itu pakai air yang dari saluran air, dan juga pakai air itu untuk rebus, itu pengakuan mereka,” katanya.

Terkait temuan tersebut, Lurah Rince bahkan mengaku telah mengeluarkan teguran kepada para pengrajin yang mengusahakan tempe berskala rumah tangga itu. Ia bahkan mengaku bahwa tahapan teguran kepada para pengrajin sudah sampai pada teguran tertulis.
“Kita sudah lakukan teguran sampai dengan teguran tertulis terkait praktek produksi yang tidak memenuhi standar kesehatan dan higienitas tersebut, tetapi berulang-ulang tidak diindahkan oleh mereka (pengrajin),” katanya.
Ia mengaku, bahkan pada 2018, telah ada surat peringatan dari Dinas Kesehatan Kota Kupang merekomendasikan untuk mengganti air cucian dalam produksi tempe dengan air bersih. Namun, lagi-lagi teguran dan peringatan itu tidak diindahkan oleh para pengrajin.
Surat tersebut berisi larangan melakukan produksi sebelum menggunkan air bersih untuk bahan baku tempe itu dengan memberi aloksai waktu selama satu bulan.
Jika dalam waktu satu bulan, pengrajin tidak memenuhi ketentuan tersebut maka mereka dilarang untuk melakukan produski tempe.
Namun pada prakteknya, mereka tetap melakukan produski dan ketentuan ketenutan yang diwajibkan oleh dinas tidak mereka indahkan dan laksanakan.
“Menurut saya nanti ditutup saja sampai ada ijin operasional, harus pakai syarat. Kita juga sudah capek karena setiap dua bulan kita turun monitoring tetapi hasilnya tetap sama, mereka tetap tidak ikuti arahan, hari ini turun tegur nanti balik mereka buat lagi,” ujar Rince.
Ia mengatakan, berdasarkan kajian dari Dinas Kesehatan, air tersebut mengadung virus ekoli sehingga di bagian hilir aliran selokan tersebut, banyak warga yang mengeluh gatal gatal karena mereka menggunakan ait tersebut untuk cucian dan mandi.
Pengrajin tempe di lokasi tersebut terdiri dari 11 kepala keluarga yang telah melakukan usaha itu dalam waktu lama. Bahkan, ada yang mulai memproduksi tempe sejak tahun 1989 lalu.
Baca: Tren Bisnis Pegadaian Turun Menjelang Lebaran
Baca: Hindari Tiga Makanan Ini saat Sahur dan Berbuka Puasa
Baca: 5 Makanan Ini Aman untuk Berbuka Puasa Penderita Diabetes
Pantauan POS-KUPANG.COM pada Rabu siang, di lokasi pusat produksi tempe yang berada di RT.11/RW.04 itu, terdapat tiga selokan yang melalui perkampungan penduduk.
Dua selokan dengan lebar sekita satu meteran sedangkan satu selokan lainnya berukuran lebar sekira tiga meter.
Pada dua selokan yang berukuran agak kecil, warga membuat pondasi yang digunakan sebagai tempat mencuci. Di tempat tersebut, para pengrajin mencuci bahan baku tempe mereka.
Mereka juga membuat selang yang bersumber dari selokan itu untuk mengambil air yang digunakan memasak bahan baku.
Saat menyambangi para pengrajin, ada pengrajin yang sedang melakukan aktivitas memasukan kacang ke dalam wadah plastic untuk difermentasi.
Sri , pengrajin tempe yang ditemui POS-KUPANG.COM di lokasi tersebut mengaku jika mereka menggunakan air tersebut untuk mencuci bahan baku tempe sebelum fermentasi. Menurutnya, itu sudah mereka lakukan turun temurun sejak awal membangun usaha tempe di lokasi itu.
Menurut mereka, selama ini tidak pernah ada keluhan terkait tempe hasil produksi mereka, baik dari masyarakat sekitar maupun dari para konsumen yang membeli tempe dari mereka.
Ia bahkan memberi testimoni bahwa mereka pun mengkonsumsi tempe dari hasil produksi yang sama dengan yang dijual kepada para konsumen, dan mereka tidak mengalami sakit atau keluhan kesehatan.
“Kita juga makan, tetapi tidak ada penyakit apa-apa. Orang-orang (konsumen) juga tidak pernah mengeluh sakit setelah makan tempe yang kita hasilkan dari sini,” ungkapnya. (*)
Berita Terkait:
Baca: Ketua DPR RI: Bagaimana Mengetahui Hasil Pemilu Curang?
Baca: Kubu 02 Laporkan Dugaan Kecurangan Pemilu ke Bawaslu
Baca: Luhut Bilang Pemilu Sudah Selesai, Jadi Tak Usah Bicara Curang-curang Lagi
Follow Instagram @tribun_manado :
Berita Terpopuler:
Baca: FAKTA LAIN Siswa SMA yang Raih Nilai 100 di UN 2019, Sudah Lulus SNMPTN di Kampus Bergengsi Ini!
Baca: Firasat Sang Ibu: Irene Soenarno Banyak Menciumnya, Siswi Tewas Ditabrak Saat Rayakan Kelulusan
Baca: Siswa SMA Peraih Nilai 100 di Semua Mata Pelajaran Ujian Nasional 2019, Terungkap Siapa Orangtuanya
Like Facebook Tribun Manado :
Baca: Tak Suka Pamer Harta, Luna Maya Ternyata Punya Vila Mewah di Bali, Intip Yuk!
Baca: Syahrini Mengaku Bisa Keliling Dunia Meski Tak Jadi Penyanyi, Ternyata Ini Sumber Penghasilannya
Baca: Alasan Gading Marten Masih Sayang Gisel Meski Sudah Cerai, Begini Ungkapannya!
Berita Bola :
Baca: Hasil Final Coppa Italia - Tertahan di Babak Pertama, Lazio Gasak Atalanta usai Turun Minum
Baca: Rusuh Antara Suporter Arema FC dan PSS Sleman, CEO Arema FC: Aksi Itu Dilakukan Oleh Provokator
Baca: PSS Sleman Sukses Kalahkan Arema FC, Skor 3-1 di Laga Perdana Liga 1 2019
Artikel ini telah tayang di pos-kupang.com dengan judul: BREAKING NEWS: Pengrajin Tempe Bakunase Gunakan Air Selokan Untuk Produksi Tempe
BACA POPULER
Baca: Pemuda Cabuli 20 Anak Perempuan di Bawah Umur, Gunakan Modus Ritual Hilangkan Kesialan
Baca: BPN: Prabowo Menang 54,24 Persen, Ini Hitungannya
Baca: Ini yang Terjadi Bila Langsung Mandi Setelah Bangun Tidur
Baca: Perempuan Perekam Penggal Jokowi Tertunduk: Sita Hp dan Kacamata Hitam
Baca: Guru Cantik Korea Mengajar di Sekolah Indonesia, Disapa Ela & Bingung Lihat Siswa Dalam Kelas
Baca: Tolak Hasil Pemilu, Prabowo Berpotensi Dicatat dalam Sejarah, Sebagai Siapa?
Follow juga akun instagram tribunmanado
Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube tribunmanadoTV