Tren Bisnis Pegadaian Turun Menjelang Lebaran
PT Pegadaian harus merasakan tren penurunan penjaminan pada saat menjelang Lebaran. Hal ini selalu dirasakan oleh perusahaan
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - PT Pegadaian harus merasakan tren penurunan penjaminan pada saat menjelang Lebaran. Hal ini selalu dirasakan oleh perusahaan gadai pelat merah saban tahun.
Direktur Pemasaran dan Pengembangan Produk Pegadaian, Harianto Widodo mengatakan, pada momentum mendekati Lebaran bisnis gadai menurun. Berdasarkan pengalaman di tahun-tahun sebelumnya, penurunan transaksi gadai di periode ini sekitar 4%–5% atau sekitar Rp 1,5 triliun dari bulan biasa.
Rata-rata Pegadaian tiap hari mencatatkan 433.000 transaksi. Penurunan transaksi gadai ini disebabkan sudah terpenuhinya kebutuhan uang tunai di masyarakat.
Para nasabah Pegadaian lebih banyak yang menebus gadai pada periode ini. "Tren bisnis gadai biasanya akan meningkat pesat sebelum memasuki Ramadan seiring meningkatnya kebutuhan modal kerja masyarakat. Nah menjelang Lebaran, tren itu akan berbalik," ujar Harianto kepada KONTAN Selasa (7/5).
Barang gadai yang terbanyak ditebus menjelang Lebaran biasanya masih didominasi oleh perhiasan emas dengan kisaran 95% dari seluruh barang tebusan. Perbandingan transaksi antara tebus dan gadai barang di periode Lebaran masing-masing mencapai sekitar 60% dan 40%
Namun, bisnis lain Pegadaian yakni, jasa penitipan meningkat. Sejumlah barang yang biasanya banyak dititipkan jelang liburan panjang di antaranya, perhiasan, barang berharga, sampai kendaraan bermotor.
Harianto mengimbau bagi masyarakat yang ingin melakukan gadai, batas waktu dari perseroan ini selama empat bulan. Namun jatuh tempo empat bulan itu boleh diperpanjang dan boleh dicicil.
Tahun lalu total penyaluran pegadaian mencapai Rp. 130 triliun. Di tahun 2019, PT Pegadaian menargetkan pertumbuhan laba bersih sebesar 10,8% atau setara dengan
Rp 3 triliun.
Sejauh ini berdasarkan kinerja Pegadaian, memberikan keyakinan bahwa tahun 2019 akan menjadi lebih baik lagi dibandingkan tahun lalu.
Pemerintah Serap Rp 21,5 Triliun
Pemerintah menyerap dana Rp 21,57 triliun dari lelang Surat Utang Negara (SUN) pada perdagangan Selasa kemarin (7/5). Dana ini diambil dari penawaran yang masuk Rp 32,95 triliun.
Jumlah tawaran yang masuk terbilang sedikit jika dibanding sebelumnya. Pada lelang SUN dua pekan sebelumnya, penawarannya mencapai Rp 41,76 triliun.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai, minat investor tampak berkurang untuk mengikuti lelang SUN setelah sejumlah sentimen negatif menghantui pasar obligasi akhir-akhir ini.
Pertama, tren pelemahan rupiah. Kedua, memanasnya perang dagang antara AS dan China. Hasilnya, yield SUN juga bergerak naik. “Karena pasar kurang kondusif, investor banyak yang meminta yield lebih tinggi dari posisi aslinya,” kata dia, kemarin.
Bisa dilihat dari seri FR0078 yang memiliki yield rata-rata tertimbang yang dimenangkan sebesar 7,98%. Padahal, kemarin, yield seri tersebut baru berada di level 7,94%.