AHY-Ganjar Serukan Damai Jelang 22 Mei: Tokoh Nasional Bertemu di Bogor
Kepala daerah dan tokoh politik nasional berkumpul di Museum Kepresidenan Balai Kirti, Bogor, Jawa Barat,
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Kepala daerah dan tokoh politik nasional berkumpul di Museum Kepresidenan Balai Kirti, Bogor, Jawa Barat, Rabu(15/5/2019) malam. Pertemuan itu dihadiri Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Gubernur Jabar Ridwan Kamil, Gubernur NTB Zulkieflimansyah, Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah, Wagub Jatim Emil Dardak, Direktur Wahid Foundation Yenny Wahid, dan Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Ada pula Bupati Banyuwangi Azwar Anas, Walikota Tangerang Selatan Airin Rachmy Diany, dan Walikota Bogor Bima Arya.
Seluruh tokoh tersebut menyerukan agar semua pihak menahan diri dan menempuh langkah konstitusional yang penuh kedamaian jelang penetapan hasil Pilpres 2019 oleh KPU pada 22 Mei 2019 mendatang. Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan, sebenarnya perbedaan politik adalah hal yang wajar.
Namun, jangan sampai kemudian memecah belah. “Justru perbedaan itu memperkuat bangsa kita,” kata AHY. Dia juga berharap agar semua pihak tetap menghormati semua tahapan Pemilu dalam koridor konstitusi.
AHY mengatakan, forum yang dihadiri 10 tokoh itu adalah wujud ekspresi anak bangsa yang tergerak berkumpul menyatukan hati dan pikiran demi kedamaian Indonesia. "Dan semoga ini menginspirasi, khususnya kepada anak-anak muda agar kita selalu dijaga lisan, niat dan tindakan yang baik demi Indonesia yang sama-sama kita cintai,” ujar AHY.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, ada keresahan di masyarakat terhadap situasi bangsa usai pilpres. Masyarakat khawatir ada kejadian-kejadian di luar jalur konstitusional.
“Makanya isi media sosial dan percakapan-percakapan publik dengan hal yang menyejukkan mulai hari ini hingga 22 Mei, sampai jangka panjang. Kita kumandangkan gagasan perdamaian dan kerukunan,” ujar Ridwan Kamil.
Direktur Wahid Foundation Yenny Wahid mengatakan, tantangan bangsa ke depan semakin berat sehingga membutuhkan kesolidan seluruh anak bangsa. “Presiden ke depan adalah pelayan bagi 260 juta rakyat Indonesia. Mari kita bantu siapapun nanti yang ditetapkan sebagai presiden berdasarkan hasil di KPU,” ujar Yenny.
Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan, forum tersebut menyepakati untuk mengajak masyarakat menghormati semua proses pemilu sesuai koridor konstitusi sembari membangun komunikasi di antara sesama anak bangsa. “Sehingga nanti ketika 22 Mei, jika ada hal-hal yang ditafsirkan berbeda, misal gugatan, harus disalurkan sesuai hukum positif di negara kita,” ujar Bima.
Bupati Banyuwangi Azwar Anas menambahkan, forum tersebut juga mendiskusikan tentang pengembangan daerah dan kebaikan bangsa ke depan. “Kita berharap Indonesia semakin tumbuh menjadi negara yang maju, adil dan makmur,” ujarnya.
“Segera setelah ini, kami di daerah akan menyelenggarakan semacam silaturahim kebangsaan antarparpol di daerah, antarpendukung 01 dan 02 di daerah untuk meredakan semua ketegangan politik,” tambah Anas.
Dalam pertemuan tersebut mulai dari Ridwan Kamil, Emil Dardak, Bima Arya, AHY, Airin Rachmy Diany, Nurdin Abdullah dan Zulkieflimansyah kompak berkemeja warna putih. Hanya Ganjar Pranowo yang berbeda, ia mengenakan surjan berwarna cokelat dan blangkon warna hitam.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tidak hadir dalam acara pertemuan kepala daerah untuk membahas situasi masing-masing daerah terkini menjelang pengumuman hasil Pilpres 2019 oleh KPU pada 22 Mei 2019. Padahal ia dijadwalkan tiba sekitar pukul 17.00 WIB.
Menurut Bima, Anies sempat menyatakan kesiapannya untuk hadir, tetapi menjelang pertemuan mengabarkan tidak bisa turut bergabung dalam forum Bogor karena ada acara di Pemprov DKI Jakarta. "Menjelang sore mendadak dikabari, ternyata ada syukuran pemerintah Jakarta, syukuran anugerah WTP (meraih opini wajar tanpa pengecualian). Kami memahami itu," papar Bima.
Sementara untuk Ilham Habibie yang juga diagendakan hadir, kata Bima, Ketua Yayasan The Habibie Center itu beralasan tidak hadir karena harus ke luar negeri untuk mengikuti kegiatan lainnya.
Bima yang juga merupakan politikus Partai Amanat Nasional (PAN) menjelaskan, pertemuan ini mendiskusikan membangun Indonesia dengan cara-cara damai serta mengedepankan kebersamaan semua pihak.
"Diskusi kondisi tanah air hari ini pasca pilpres, semangat kami sama, bagaimana agar seluruh proses yang kami hormati, untuk membangun komunikasi satu sama lain," ujar Bima.
OSO ‘Curhat’ kepada Jokowi
Ketua DPD Oesman Sapta Odang menggelar buka bersama Presiden Jokowi di kediamannya, Jalan Karang Asem, Setiabudi, Jakarta, Rabu(15/5). Presiden yang mengenakan baju koko putih tiba di kediaman Oesman Sapta Odang (OSO) pada pukul 17.14 WIB. Begitu tiba presiden disambut Ketua Umum Hanura itu dan langsung dibawa masuk aula rumah tempat buka bersama.
Pantauan Tribun sejumlah pimpinan lembaga dan tokoh hadir dalam acara buka bersama tersebut. Mereka diantaranya Ketua MPR Zulkifli Hasan, Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Anwar Usman, Ketua Mahkamah Agung Hatta Ali, Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan, Mantan Kepala BIN AM Hendropriyono, Ketua PBNU Said Aqil Siradj, dan lainnya.
Oesman Sapta Odang yang mengenakan batik kuning lengan panjang sempat memberikan sambutan singkatnya di depan Jokowi. Dalam sambutannya ia menyinggung prediksi tidak lolosnya Hanura ke Senayan.
"Tapi pak, meski partainya kalah, calon presidennya menang," ujarnya.
Oso juga sempat curhat atas putusan MK yang menyatakan anggota DPD tidak boleh diisi pengurus partai politik. Oso menjelaskan dirinya harus mundur jika ingin jadi ketua DPD. Sampai di tingkat KPU, termasuk di tingkat Presiden, sudah ditandatangani tetappi tidak diakui oleh KPU. Oso tetapp memilih menjadi ketua umum Partai Hanura.
Saat pidato sambil berseloroh OSO juga menyebut mantan Kepala BIN Hendropriyono dan Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan sebagai kelompok atau gengnya. Orang seperti Hendropriyono lanjut Oso harus dikupas. Hendropriyono merupakan orang yang pemberani. Hanya saja OSO tidak menjelaskan konteks keberanian Hendropriyono yang dimaksud.
"Karena semua tindakannya dan ketegasanya ini saya suka. Karena kalau sudah beliau (Hendropriyono) ini pasti jelas urusannya," katanya.
Mendengar panggilan tersebut Hendropriyono dan Luhut yang awalnya duduk di meja yang berjauhan dengan Jokowi kemudian mendekat ke meja presiden. Jokowi yang mendengar perkataan OSO tersebut tersenyum. Baik Hendropriyono maupun Luhut juga tersnyum saat mendengar perkataan Ketua Umum Hanura itu.
Dalam kesempatan tersebut OSO menyampaikan bahwa acara buka bersama yang digelar merupakan yang terakhirnya sebagai Ketua DPD. Untuk diketahui OSO tidak masuk dalam daftar calon anggota DPD karena tidak mengundurkan diri dari jabatan partai sebagaimana yang disyaratkan KPU. "Bapak Presiden, ini adalah buka bersama terakhir saya sebagai Ketua DPD. Karena Meski Sudah menang di peradilan saya tetap tidak bisa maju lagi. Inilah akibat dari putusan MK, dan mana berani MK datang hari ini," ujarnya.
OSO sempat menyinggung partai Hanura yang diprediksi tidak akan lolos ambang batas parlemen sebesar 4 persen. "Saya pakai baju ini, karena baju Hanura, jadi semua ketua DPD hanura seluruh indonesia hadir, berdiri semua, biar Hanura kalah tapi presidennya menang pak," kata OSO.
Hanya saja menurut OSO jangan menanyakan alasan penyebab Partai Hanura kalah di Pileg 2019. Pertanyaan tersebut sebaiknya diajukan kepada Menkopolhukam Wiranto yang sebelumnya menjabat Ketua Umum Hanura sebelum digantikan OSO. "Jadi ada yang bertanya kenapa Hanura kalah, ya tanya Wiranto bukan saya. Orang yang bikin kalah dia kok, kita engga apa apa Hanura dia bikin kalah tapi yang penting nomor 1 nya kita menang," katanya.
Sementara itu Presiden Jokowi mengaku merasa sangat senang diundang buka puasa bersama di rumah OSO karena menu yang disajikan sangat enak. "Buka puasa ini menunya paling enak ya," ucap Jokowi membuka obrolan.
Lantas menu apa saja yang menurut Jokowi enak? Jokowi menjawab menu yang disukai saat buka puasa di kediaman Oso yakni sop dan sate kambing. "Ada sop dan sate kambing. Komplit pokoknya ada jagung bakar, bakmi godok juga ada," papar Jokowi.
Ditanya soal Oso yang sempat berujar Ramadan tahun ini merupakan terakhir kalinya dia berbuka bersama dengan Presiden Jokowi karena ini kali terakhir Oso menjabat di DPD. Jokowi menanggapi santai, menurutnya OsO sampai saat ini masih menjalankan tugas sebagai Ketua DPD.
"Pak Oso kan masih menjalankan tugas," singkat Jokowi. (Tribun Network/sen/wly)