Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

#2019GantiPresiden

#2019GantiPresiden Ditiadakan Sang Penutur, Senior: Sakit Perut dan Mengadu Domba Pihak 02

Mardani Ali Sera mengatakan telah mengharamkan gerakan tagar 2019GantiPresiden untuk disebutkan lagi.

Editor: Frandi Piring
Tribun Jabar - Tribunnews.com
#2019GantiPresiden 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera mengatakan telah mengharamkan gerakan tagar 2019GantiPresiden untuk disebutkan lagi.

Menurutnya hal ini karena kompetisi pemilu telah usai dan tidak ada lagi masa kampanye.

Pernyataan ini pun ramai direspons berbagai pihak. Mulai elite politik hingga netizen. 

Wakil Ketua Dewan Syuro PKS Hidayat Nur Wahid pun angkat suara soal hal ini.

Ia mengatakan bahwa gerakan #2019GantiPresiden telah tutup buku atau dihentikan menurutnya hanya pelintiran saja.

Menurut Hidayat yang diucapkan Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera tidak seperti itu.

"Itu pernyataan dipelintir dan digoreng pihak-pihak yang mau mengadu domba internal BPN dan pendukung Pak Prabowo," kata Hidayat di Kompleks Parlemen, Senin, (6/5/2019).

Baca: #2019GantiPresiden Tutup, Michael Umbas: Pilihan Mayoritas ke Jokowi Buktikan Kemenangan Akal Sehat

Benarkah demikian. Untuk lebih jelas, Berikut informasi yang dihimpun Tribunnews tentang pernyataan dua tokoh politik dari PKS tersebut.

Mardani Ali Sera

Mardani Ali Sera
Mardani Ali Sera (TRIBUNNEWS)

Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera mengatakan telah mengharamkan gerakan tagar #2019GantiPresiden untuk disebutkan lagi.

Menurutnya hal ini karena kompetisi pemilu telah usai dan tidak ada lagi masa kampanye.

"Per 13 April saya sudah mengharamkan diri tidak boleh teriak lagi ganti presiden. Sudah selesai. Kenapa? karena itu sudah hari terakhir kampanye," ujar Mardani Ali Sera dikutip TribunJakarta.com dari Kompas.com, pada Senin (6/5/2019).

"Kalau sekarang apalagi sudah selesai kompetisinya. Kita kembali normal. Ganti presiden sudah tutup buku," tambahnya.

Wakil Ketua Komisi II DPR RI Mardani Ali Sera. (DPR RI)
Mardani Ali Sera pun meminta agar siapun nanti yang menjadi presiden terpilih agar dapat dihormati.

Dan apabila ada terjadi beberapa masalah diselesaikan sesuai dengan koridor hukum.

"Itu suaranya rakyat, dan saya harus menghormati. Kalau Pak Prabowo saya sujud syukur, kalau Pak Jokowi, ya berarti saya harus mengawal sesuai koridor," tutur Mardani Ali Sera.

Gerakan tagar 2019GantiPresiden digaungkan atau digagas oleh Mardani Ali Sera pada Maret 2018.

Saat itu Mardani Ali Sera tak menyebutkan siapa sosok yang dimaksud untuk mengantikan posisi presiden yang tengah menjabat.

Pada 6 Mei 2018, relawan 2019GantiPresiden dideklarasikan di Jakarta.

Hidayat Nur Wahid

Hidayat Nur Wahid
Hidayat Nur Wahid (Ferdinand Waskita)

Wakil Ketua Dewan Syuro PKS Hidayat Nur Wahid mengatakan bahwa gerakan #gantipresiden2019 telah tutup buku atau dihentikan menurutnya hanya pelintiran saja.

Menurut Hidayat yang diucapkan Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera tidak seperti itu.

"Itu pernyataan dipelintir dan digoreng pihak-pihak yang mau mengadu domba internal BPN dan pendukung Pak Prabowo," kata Hidayat di Kompleks Parlemen, Senin, (6/5/2019).

Menurut Hidayat selain di DPP PKS, Mardani juga menjadi Wakil Ketua BPN Prabowo-Sandi.

Oleh karena itu apa yang dilakukan Mardani pasti sesuai dengan arahan BPN yang masih berjuang mengawal suara serta memenangkan Prabowo-Sandi.

"Dan perlu diingat bahwa 2019 kita tidak lagi bicara 2019 gantipresiden, tapi 2019 Prabowo Presiden RI. Jadi ungkapan itu tidak boleh dipelintir untuk menghadirkan bahwa Pak Mardani seolah-olah menyerah dan tidak lagi berjuang 02 untuk mengawal penghitungan suara," katanya.

Menurut Hidayat, pihaknya saat ini terus mengawal proses rekapitulasi suara agar tidak dicurangi sesuai dengan arahan Presiden PKS Sohibul Iman.

Termasuk Mardani menurut Hidayat, masih terus mengawal dan memenangkan pasangan Prabowo-Sandi.

Politikus PDIP: Kampanye Pilpres telah usai

Hardiyanto Kenneth - Politisi PDIP
Hardiyanto Kenneth - Politisi PDIP (Tribunnews.com)

Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hardiyanto Kenneth memberi komentar soal ucapan Mardani Ali Sera yang mengharamkan tagar 2019GantiPresiden.

Komentar itu disampaikan Hardiyanto Kenneth melalui keterangannya kepada Tribunnews.com, Minggu (5/5/2019).

Menanggapi hal tersebut, Hardiyanto Kenneth mengatakan bahwa sikap yang diambil oleh ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera itu lantaran telah menyadari bahwa masa kampaye Pilpres 2019 sudah usai.

"Sikap beliau (Mardani Ali Sera) yang mengharamkan hastag ganti presiden 2019, merupakan sikap dari seorang negarawan sejati karena beliau sadar masa kampanye Pilpres 2019 sudah berakhir," ujar Hardiyanto Kenneth.

Untuk itu, dirinya juga meminta kepada warga supaya ikut menghormati hasil penghitungan suara real count oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) nanti.

Tak hanya kepada masyarakat biasa saja, namun imbauan itu juga diperuntukan kepada elite politik supaya mendukung pilpres dapat berjalan dengan kondusif.

Menurutnya, hal itu perlu disampaikan untuk mengingat bahwa sudah saatnya membangun bangsa menjadi lebih maju lagi tanpa ada perpecahan.

"Apapun hasil Pilpres dan Pileg 2019 yang KPU umumkan nanti wajib kita hormati, dan sudah saatnya kita bersama-sama membangun Indonesia agar lebih baik,sejahtera dan lebih maju lagi," ajak Hardiyanto.

Gerindra Mulai Ditinggalkan?

Sudah di PDI-P Namun Google Masih Deteksi Ahok BTP Kader Gerindra
Sudah di PDI-P Namun Google Masih Deteksi Ahok BTP Kader Gerindra (Wa Ode Nurmin)

Direktur Eksekutif Lingkar Madani Ray Rangkuti menilai, berbagai manuver yang dilakukan oleh partai anggota koalisi adil makmur, menunjukkan bahwa ada upaya meninggalkan Gerindra yang masih larut dalam klaim-klaim kemenangan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno.

"Apa yang terjadi di barisan 02 ini? Tak sulit mencari jawabnya. Barisan ini mulai tidak kompak dalam menyikapi hasil pemilu, khususnya soal pilpres.

Setelah ketum PAN bertemu Jokowi, lalu AHY silaturrahmi dengan Jokowi dan kini Mardani menyebut tagar ganti presiden sudah berhenti.

Artinya, tiga dari 4 partai politik resmi pendukung 02 seolah mengambil jalan berbeda dengan BPN dan lebih khusus lagi dengan Gerindra," ujarnya kepada Tribunnews.com.

Dikatakan Ray, Tiga partai ini seperti lebih memilih jalan menunda klaim kemenangan dengan keyakinan mencapai 62%.

Mereka juga terlihat tidak banyak mengkritik hasil situng KPU, yang diklaim 02 banyak kejanggalan.

"Sekalipun secara legal, koalisi ini masih berlaku, tetapi secara faktual, mereka nampaknya telah mencari jalan sendiri-sendiri.

Tindakan ini, tentu saja, juga menyiratkan ketidakyakinan akan klaim yang sebelumnya mereka dengungkan.

Bahwa hasil QC tidak tepat, dan perhitungan di BPN yang menunjukan hasil berbeda dari situng dan QC adalah hasil yang lebih dipercaya"

Baca: Polemik #2019GantiPresiden, Arie Kriting: Tidak Akan Pernah Seperti Mereka, Kita Kutuk Bersama

Baca: #GantiPresiden2019 Diharamkan Sang Penutur, Kubu 01: Beliau Sadar

Tautan:  http://www.tribunnews.com/pilpres-2019/2019/05/06/mardani-sebut-slogan-gantipresiden-sudah-tutup-hnw-bilang-itu-pelintiran-mana-yang-benar?page=all.

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved