Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pemilu 2019

Jusuf Kalla Sarankan Pemilu Serentak Dievaluasi, Banyak Petugas KPPS Meninggal, Sulut 4 Orang

Banyak meninggalnya anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) karena kelelahan saat pemilu serentak digelar

Editor:
YOUTUBE
Jusuf Kalla Tanggapi soal Keinginan Jokowi Kebut Pembangunan Infrastruktur sebelum Pilpres 

 TRIBUNMANADO.CO.ID- Banyak meninggalnya anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) karena kelelahan saat pemilu serentak digelar, memberikan rasa keprihatinan. Hal ini membuat  Wakil Presiden RI Jusuf Kalla menyarankan pemilu serentak harus dievaluasi, 

Ia mengatakan, sejak awal telah ada kekhawatirkan terkait beban kerja yang sangat berat dari seorang petugas KPPS, mengingat pemilu 2019 merupakan pemilu yang paling rumit.

“Itu lah yang kita khawatirkan sejak awal. Bahwa ini pemilu yang terumit, ternyata ada korbannya baik di kalangan KPPS juga di Kepolisian ada korban,” kata wapres JK di rumah dinasnya, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, usai menerima tokoh dan pimpinan ormas Islam, Senin (22/4/2019) malam.

Baca: KPU Siapkan Santunan Rp 36 Juta untuk KPPS yang Meninggal

JK pun meminta agar pilpres dan pileg penyelenggaraanya dipisah, di mana pemilihan calon anggota legislatif digelar tertutup oleh parpol.

Masyarakat cukup memilih partai, dan partai yang menentukan calegnya sendiri.

“Tentu harus evaluasi yang keras, Salah satu hasil evaluasi dipisahkan antara pilpres dengan pileg itu supaya bebannya jangan terlalu berat. Termasuk juga caleg-caleg itu tertutup. Pilih partai saja, sehingga tidak terjadi keruwetan menghitung,” jelas dia.

Baca: Pemerintah Pastikan Beri Penghargaan Petugas KPPS yang Meninggal

Diketahui sebelumnya, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman mengatakan jumlah anggota KPPS yang meninggal dunia sebanyak 90 orang.

Sementara 374 orang lainnya dilaporkan jatuh sakit dalam keadaan bervariasi.

Jumlah tersebut belum termasuk aparat keamanan dari kepolisian dan TNI, yang juga gugur saat bertugas memberikan pengamanan pada pelaksanaan pesta demokrasi lalu.

Petugas KPPS di Manado

Untuk di Sulawesi Utara Petugas KPPS yang meinggal dunia sebanyak empat orang, paling banyak di Manado. Sepereti Fenny Assa, Ketua Panitia Pemungutan Suara ( PPS) Kelurahan Pinaesaan Kecamatan Wenang , Fenny meninggal dunia, pada Minggu (21/04/2019) sehari setelah pleno suara ditingkat kecamatan ternyata tiga hari tidak tidur.

Kepala SMP Kristen YPKM  ini selama bertugas, sempat tidak tidur selama tiga hari.

"Malam ia kami pantau tidak tidur, ia terus sibuk, untuk hilangkan kantuk ia minum kopi, sesekali merokok," kata Marpy, guru SMP Kristen YPKM.

 Siang hari, kata dia, Assa yang juga Kepsek SMP tersebut sering terpantau menyandarkan tubuh di atas meja.
Tapi itu hanya sejenak karena ia kembali bekerja.

"Ia memang kalau bekerja tak pernah setengah setengah, dia juga tak mau tunjukkan bahwa dia lelah,"kata dia.

Marpy yang tinggal di kompleks sekolah membeber, Jumat malam, ia dan Assa sempat bercakap cakap tentang pemilu.

Assa kala itu terlihat sehat. "Ia saya buatkan nutri sari," kata dia.

Jenazah Fenny Assa di RSUP Kandou
Jenazah Fenny Assa di RSUP Kandou (Facebook Novy Lasut)

Esoknya Assa mulai terlihat sakit. Itu ia beberkan ke polisi.

"Diajak ke PPK dirinya katakan mau tidur dulu, sorenya ia menelepon kepada salah satu guru untuk melihatnya karena ia menelepon sang istri tapi tidak aktif, ia lantas dibawa ke rumah sakit," kata dia.

Dari informasi yang ia dengar, Assa mengalami stroke dikarenakan kolesterol naik dan kelelahan. Ia mengaku kehilangan.

"Orang ini sangat baik hati, ia membantu saya pindah dari Bolsel," kata dia.

Seorang polisi yang mendampingi Assa, sebut dia, juga merasa berduka.

"Ia sampai meneteskan airmata, ia mengaku baru kenal tapi tak akan lupa kebaikan Mner," kata dia.

 Ia bercerita polisi tersebut mengaku sudah beroleh tanda-tanda kematian.

"Dia katakan sedap sekali kalu torang mo sama-sama trus, mar kita so nyanda stou," kata dia. (art)

Ketua KPU Manado, Sunday Jelly Rompas mengakui meninggalnya Ketua PPS Pinaesaan. Tak hanya itu, seorang anggota KPPS di TPS 3 Komo Dalam pun meninggal dunia pada Minggu ini.

"Korban meninggal pada hari dan pada waktu yang hampir bersamaan Minggu,21 April 2019," kata Ketua KPU Manado, Jelly Rompas.

KPU Manado turun berdukacita yang dalam atas meninggalnya dua anggota penyelenggara pemilu tersebut.

"Selamat jalan rekan kerja. Kalian adalah pahlawan yg sudah melaksanakan tugas mulia," kata dia.

Ketua KPU Sulut, Ardiles Mewoh mengatakan, seluruh jajaran KPU menyampaikan duka cita mendalam bagi keluarga korban yang ditinggalkan.

"Kami kehilangan orang-orang yang bekerja keras demi negara dan demokrasi. Duka yang mendalam. Semua kami yang ditinggalkan dibuat bangga oleh mereka," kata dia.

Meninggalnya, dua penyelenggara pemilu menambah daftar panjang korban tewas, setelah kelelahan bertugas dalam lemungutan hingga rekapitulasi suara. (tribunnews/art)

Berita PopulerIni Prediksi 11 Caleg PDIP Peraih Kursi di Manado, Banyak Muka Baru, Milenial serta Pecah Mitos

KLIK TAUTAN PERTAMA

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved