Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Mantan Ketua DPR Sebut Real Count KPU Aneh, Direktur Eksekutif Indikator Beri Jawaban

Burhanuddin Muhtadi memberikan penjelasan terkait adanya pihak yang menyebut bahwa hasil real count dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) aneh.

Editor: Rhendi Umar
kpu.go.id
Update Real Count KPU.go.id hari ini minggu pukul 04.31 wib 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Direktur Eksekutif Indikator, Burhanuddin Muhtadi memberikan penjelasan terkait adanya pihak yang menyebut bahwa hasil real count dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) aneh.

Diberitakan TribunWow.com, hal tersebut disampaikan Burhanuddin Muhtadi di akun Twitter @BurhanMuhtadi, Minggu (21/4/2019).

Awalnya, mantan ketua DPR RI Marzuki Alie melalui akun Twitter @marzukialie_MA tampak memberikan tanggapan atas pemberitaan soal update hasil real count KPU pada Minggu pagi yang dimenangkan pasangan calon Presiden 01, Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin dengan perolehan 54,32 persen.

Sementara, pasangan calon Presiden 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno memperoleh sebesar 45,68 persen suara.

Marzuki lantas mempertanyakan hasil tersebut.

Marzuki menilai, jumlah dukungan di tiap wilayah provinsi memiliki ketimpangan.

Karenanya, hasil real count tersebut diyakini akan bergerak naik dan turun.

Marzuki Alie.
Marzuki Alie. (Achmad Rafiq/Tribunnews.com)

Namun, menurut Marzuki, ia merasa aneh pada hasil real counttersebut karena sejak awal suara untuk Jokowi terus stabil di angka 54 persen.

Marzuki lantas mempertanyakan apakah input data real countKPU ini sudah diatur.

"Satu pertanyaan saya yang menggelitik, dalam.konteks realcount, dengan timpangnya dukungan per wilayah provinsi, diyakini hasil real count akan bergerak naik turun.

Tp real count versi KPU agaknya aneh, sejak.awal angka stabil di 54% utk petahana.

Apakah input data diatur ?" tulis Marzuki.

Burhan lantas menanggapi kicauan tersebut.

Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi di Jakarta, Rabu (11/10/2017).
Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi di Jakarta, Rabu (11/10/2017). (KOMPAS.com/IHSANUDDIN)

Ia menjelaskan, alasan suara tersebut tetap stabil karena sesuai dengan 'the law of large numbers'.

Artinya, terang Burhan, semakin banyak data TPS masuk, maka akan semakin berat juga volatilitas suara yang terjadi.

Halaman
12
Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved