Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pesta Kampanye Akbar Prabowo-Sandiaga Ternoda dengan Surat SBY

Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyurati tiga petinggi partainya mengenai kampanye akbar Prabowo-Sandiaga di GBK

Penulis: Rhendi Umar | Editor: Rhendi Umar
Warta Kota
Kampanye Akbar Prabowo-Sandiaga.08 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Semarak kampanye akbar Prabowo-Sandiaga di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Minggu (7/4/2019), nampaknya harus ternoda dengan surat dari Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Nada kritikan tersebut nampak bisa mengoncang kesatuan dari partai pendukung Prabowo-Sandi di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 ini.

"Saya menerima berita dari tanah air tentang set up, run down dan tampilan fisik kampanye akbar atau rapat umum pasangan capres-cawapres 02, Bapak Prabowo Subianto-Bapak Sandiaga Uno, di Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta. Karena menurut saya apa yang akan dilakukan dalam kampanye akbar di GBK tersebut tidak lazim dan tidak mencerminkan kampanye nasional yang inklusif," kata SBY dalam suratnya.

"Sehubungan dengan itu, saya minta kepada Bapak bertiga agar dapat memberikan saran kepada Bapak Prabowo Subianto, Capres yang diusung Partai Demokrat, untuk memastikan hal-hal sebagai berikut:"

"Penyelenggaraan kampanye nasional (dimana Partai Demokrat menjadi bagian didalamnya) tetap dan senantiasa mencerminkan 'inclusiveness', dengan sasanti 'Indonesia Untuk Semua' Juga mencerminkan kebhinekaan atau kemajemukan. Juga mencerminkan persatuan. 'Unity in diversity'. Cegah demonstrasi apalagi 'show of force' identitas, baik yang berbasiskan agama, etnis serta kedaerahan, maupun yang bernuasa ideologi, paham dan polarisasi politik yang ekstrim," tulis SBY.

Dia pun menekankan proses kampanye harus memosisikan kandidat sebagai pemimpin untuk semua pihak. SBY mengingatkan, bahwa pemimpin yang mengedepankan permainan identitas akan menjadi pemimpin rapuh.

"Saya sangat yakin, paling tidak berharap, tidak ada pemikiran seperti itu (sekecil apapun) pada diri Pak Jokowi dan Pak Prabowo. Saya pribadi, yang mantan Capres dan mantan Presiden, terus terang tidak suka jika rakyat Indonesia harus dibelah sebagai 'pro Pancasila' dan 'pro Kilafah'," tulis SBY.

SBY tak ingin masyarakat menjadi terbelah dan saling bermusuhan. Menurutnya, banyak contoh negara menjadi hancur karena akibat konflik di masyarakatnya. Oleh karena itu, SBY berpesan kepada Prabowo dan Jokowi untuk mengedepankan kampanye visi, misi, program kerja.

"Dari pada rakyat dibakar sikap dan emosinya untuk saling membenci dan memusuhi saudara-saudaranya yang berbeda dalam pilihan politik, apalagi secara ekstrim, lebih baik diberi tahu , apa yang akan dilakukan Pak Jokowi atau Pak Prabowo jika mendapat amanah untuk memimpin Indonesia 5 tahun mendatang (2019-2024). Apa solusinya, apa kebijakannya," tulis SBY.

Ia juga tak ingin Prabowo dikesankan sebagai sosok pembela Khilafah, sementara Jokowi dikaitkan dengan kelompok komunis. SBY menegaskan narasi itu menyesatkan.

"Tinggalkan dan bebaskan negeri ini dari benturan indentitas dan ideologi yang kelewat keras dan juga membahayakan. Gantilah dengan platform, visi, misi dan solusi. Tentu dengan bahasa yang mudah dimegerti rakyat. Sepanjang masa kampanye, bukan hanya pada saat debat saja," ungkap SBY.

Petinggi Demokrat Klarifikasi Maksud Surat

Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Roy Suryo menjelaskan maksud surat yang ditulis oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebelum kampanye akbar Prabowo Subianto di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta.

Ia mengatakan surat SBY merupakan pesan senior agar kampanye berlangsung inklusif. 

"Intinya itu pesan senior yang baik agar menjaga kampanye tetap inklusif dan terbuka bagi semua golongan masyarakat," kata Roy saat dihubungi melalui pesan singkat

Menurut Roy, pesan dari SBY tersebut terwujud dalam kampanye akbar Prabowo yang berlangsung hari ini. Ia mengatakan kampanye akbar itu dihadiri oleh tokoh dari berbagai lintas agama.

Ia menambahkan dalam kampanye akbar yang dihadiri massa berbaju serba putih itu juga dipanjatkan doa dari berbagai macam agama di Indonesia. "Alhamdulillah tadi ada doa juga dari berbagai agama di Indonesia. Hanya itu sekarang lagi digoreng-goreng media," kata Roy Suryo.

Seknas Prabowo Bantah Pernyataan SBY

Ketua Sekretariat Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Muhammad Taufik, menanggapi surat berisi ketidaksetujuan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terhadap acara kampanye akbar pasangan calon nomor urut 02 tersebut.

"Waktu kampanye kan tampil itu tokoh-tokoh agama, bagaimana itu? Itu kan bisa membantah pernyataan Pak SBY," kata Taufik saat ditemui di Kantor Sekretariat Nasional Prabowo-Sandiaga di kawasan Menteng, Jakarta Pusat pada Ahad, 7 April 2019.

Di dalam susunan acara agenda kampanye akbar yang tertera, seluruh pemuka enam agama memang dihadirkan untuk memimpin doa bersama. "Mereka diberi kesempatan untuk pimpin doa," kata Taufik.

Dalam suratnya, SBY menyinggung salah satu topik perihal persatuan. Ia menganjurkan sebaiknya kampanye mengusung inklusifitas, kebhinnekaan, kemajemukan, dan persatuan, serta kesatuan "Indonesia untuk Semua".

"Cegah demonstrasi apalagi show of force identitas, baik yang berbasiskan agama, etnis serta kedaerahan, maupun yang bernuasa ideologi, paham dan polarisasi politik yang ekstrem," kata SBY.

SBY mengatakan siapa pun presiden terpilih nantinya akan menjadi pemimpin bagi seluruh masyarakat Indonesia. Maka dari itu, SBY mengingatkan, kampanye nasional pun harus dikemas dengan mengusung prinsip "Semua untuk Semua". Dia mengatakan presiden yang mengusung prinsip tersebut akan menjadi pemimpin yang kokoh.

Sebaliknya, kata SBY, pemimpin yang mengedepankan identitas atau gemar menghadapkan identitas yang satu dengan yang lain, yang menarik garis tebal "kawan dan lawan" untuk rakyat, hampir pasti akan menjadi pemimpin yang rapuh.

Surat SBY ditujukan kepada tiga pejabat teras partainya, yakni Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat Amir Syamsudin, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan, dan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Panjaitan. Surat bertanggal 6 April itu ditulis dari National University Hospital, Singapura.

Jawaban BPN Soal Surat SBY

Anggota Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Fadli Zon mengaku belum mengetahui surat yang dikirimkan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY yang menilai konsep kampanye akbar Prabowo - Sandiaga tak inklusif.

Diamengklaim bahwa kampanye akbar yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta hari ini sangat inklusif.

"Kalau kita lihat secara umum, kampanye akbar ini sangat inklusif. Semua latar belakang ada. Tadi kita juga lihat ada sambutan dari tokoh-tokoh agama," kata Fadli di kawasan GBK, Jakarta, 7 April 2019.

Ia pun mengatakan dalam kampanye akbar Prabowo juga ada sambutan dari tokoh-tokoh agama. Tak hanya dari kalangan ulama dan habaib, kata dia, ada pula tokoh agama Kristen, Katolik, dan Buddha.

Tiga perwakilan dari agama Kristen, Katolik, dan Buddha itu ialah Benjamin Daniel Waroka, Haposan Batubara, dan Erwanto. Mereka menyampaikan sambutan singkat, doa, dan dukungan. Haposan Batubara juga merupakan calon legislator dari Partai Gerindra.

"Ada dari tokoh agama Kristen, agama Hindu, agama Buddha juga. Itu menunjukkan bahwa kita ini adalah Indonesia raya. Kita ini bagian dari NKRI yang tidak terpisahkan," kata Fadli. (*)

SIMAK BERITA TERPOPULER TRIBUN MANADO.

Baca: Pasca Bercerai 6 Bulan dengan Sule, Mantan Istri Sule Kepergok Sedang Momong Anak 

Baca: KABAR TERBARU NET INVEST, Kejari Kembalikan Uang Rp 5,6 Miliar, Kajari: Cek Saja ke BRI

Baca: 5 POPULER SEHARI: Ferolin Dibunuh Suami, Mayat Tanpa Kepala hingga Pembunuhan Dewi Gedoan di Manado

TONTON JUGA:

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved