Sulawesi Utara
Pengamat Politik Sulut Sebut Pemilih Pragmatis Lebih Dominan
Jika pemilih sosiologis memiliki populasi yang tinggi maka faktor keluarga sangat berpengaruh.
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Alexander Pattyranie
Pengamat Politik Sulut Sebut Pemilih Pragmatis Lebih Dominan
News Analysis oleh
Ferry Liando
Pengamat Politik Sulawesi Utara
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Jika pemilih sosiologis memiliki populasi yang tinggi maka faktor keluarga sangat berpengaruh.
Ada 4 tipe pemilih:
1. Pemilih politis, yaitu pilihan seseorang berdasarkan kemampuan dan kapasitas yang di miliki seorang Calon. Pemilih percaya bahwa yang dipilihnya berdasarkan rekam jejak yang baik dari calon.
2. Pemilih sosiologis. Sikap politik pemilih ditentukan berdasarkan kesamaan identitas apakah karena kesamaan suku, kesamaan agama atau kesamaan asal usul, atau hubungan kekeluargaan. Ketertarikan pemilih terhadap calon ditentukan oleh kedekatan hubungan secara emosional. Dia tidak peduli dengan kapasitas calon.
3. Tipe Pemilih pragmatis. Jenis pemilih ini Akan memilih Calon berdasarkan apa yang ia terima. Ia akan memilih kalau ada imbalan. Jadi kepada siapa ia akan memilih tergantung dari siapa yang memberikannya barang atau uang.
4. Pemilih apatis. Pemilih ini tidak peduli dengan siapapun calon. Dalam kondisi tertentu tipe pemilih ini tidak lagi menyatakan sikap untuk memilih. Pemilih ini Biasanya sudah dalam posisi zona aman. Apapun keputusan politik, tidak akan mempengaruhi lagi nasibnya.
Di Sulut, kecenderungan pemilih pragmatis sangat tinggi.
Bawaslu mengeluarkan tipe kerawanan pemilu tahun 2019 dan Sulut masuk kategori rawan polltik uang.
Sehingga kecil kemungkinan jika sikap politik pemilih akan cenderung memilih karena seagama.
Di Sulut, walaupun politik identitas sulit dihindari namun tipologi keputusan pemilih Sepeti itu cenderung tidak kuat sebab sturktur sosial masyarakat Sulut meski berbeda keyakinan agama tetapi telah terbetik kekerabatan yang erat.
Meski beda agama dan asal suku, namun jejaring sosialnya sangat tinggi.
Pilihan seseorang pada satu agama yang sama terjadi hanya karena kebetulan yang dipilih itu disenangi dan bukan karena faktor agama.
Namun hal yang harus diwaspadai juga adalah pemilih apatis atau pemilih golput. Ketidak percayaan kepada calon akan mendorong jenis pemilih ini untuk tidak akan memilih.