Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sosok Prabowo Subianto: Lahir dari Ibu Asal Manado, Membela Pancasila Sampai Dipanggil Tuhan

Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo mengungkapkan latar belakang agama keluarganya yang beragam.

Editor: Rhendi Umar
tribunnews
prabowo.111 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo mengungkapkan latar belakang agama keluarganya yang beragam.

Adik kandung capres nomor urut 02 Prabowo Subianto itu mengungkapkannya di acara Vox Point Indonesia bertajuk 'Isu Kebebasan Beragama Sepi di Panggung Pilpres', di Sekolah Santa Maria, Jakarta, Minggu (31/3/2019).

Di hadapan Ketua Umum PSI Grace Natalie, Wakil Ketua TKN Johnny G Plate, dan puluhan Umat Kristen Katolik dan Kristen Protestan, Hashim Djojohadikusumo bercerita panjang lebar soal keberagaman agama di keluarganya, untuk meyakinkan sang kakak tidak akan mendirikan negara khilafah atau negara Islam.

Sedangkan ayahnya adalah Prof Dr Soemitro Djojohadikusumo, seorang ekonom yang lima kali menjabat sebagai menteri di era Soekarno dan Soeharto.

"Saya mau sampaikan karena banyak orang Nasrani bingung dan bengong baru tahu Prabowo lahir dari seorang ibu Kristiani, lahir dan meninggal sebagai seorang Kristen," ungkap Hashim Djojohadikusumo.

"Kalau perlu jelaskan latar belakang kami, Prabowo adalah seorang haji, anak ketiga dari Raden Mas Soemitro, cucu dari Raden Mas Djojohadikusumo yang disebut founding fathers RI adalah kakeknya Prabowo. Dia anggota BPUPKI, jadi komitmen jaga Pancasila sudah jelas," tambahnya.

Putra bungsu dari empat bersaudara itu meyakinkan, Prabowo Subianto tidak akan mengkhianati keluarganya untuk mendirikan negara khilafah.

Prabowo Subianto, menurut Hashim Djojohadikusumo, berjanji menjaga Pancasila sebagai dasar negara.

Apalagi, lanjutny, dua dari paman atau anak dari Raden Mas yang juga pendiri BNI 46 itu, gugur dalam peristiwa Pertempuran Lengkong Kapten Anumerta pada 25 Januari 1946.

"Dari yang dikatakan Prabowo semalam (saat debat keempat Pilpres 2019), Pancasila akan dipertahankan dengan jiwa raganya dan nyawanya. Keluarga kami sudah bayar dengan darah," tegasnya.

Hashim Djojohadikusumo juga sempat membahas isu diskriminasi terhadap anggota GKI Yasmin Bogor yang tak kunjung terselesaikan.

Terlahir dari keluarga yang agamanya beragam, Hashim Djojohadikusumo yakin Prabowo Subianto akan memperjuangkan hak rakyat untuk beragama dan berkeyakinan di Indonesia.

"Saya adalah pendukung utamanya, penyandang dana utamanya, dan saya tidak mungkin mendukung kandidat capres-cawapres mau dirikan negara khilafah," ujar pria pemeluk Nasrani itu.

"Maka sekali lagi dikatakan, tidak mungkin Prabowo mengkhianati eyang-eyang ibunya dan saya sebagai adik kandungnya. Dia sudah berpuluh tahun, lima kali hampir mati bela Pancasila," ucapnya.

Sebelumnya, Hashim Djojohadikusumo menilai performa Prabowo Subianto pada debat keempat Pilpres 2019 bertemakan Ideologi, Pemerintahan, Pertahanan dan Keamanan, serta Hubungan Internasional pada Minggu (30/3/2019) malam, sangat baik.

Menurut Hashim Djojohadikusumo, sang kakak bahkan sanggup menepis tuduhan-tuduhan akan mendirikan negara Islam atau khilafah jika terpilih menjadi presiden.

"Yang penting bagi saya pak Prabowo mampu menjawab fitnah dan tuduhan-tuduhan kepada Prabowo-Sandi akan mendirikan negara Khilafah," ujar Hashim Djojohadikusumo.

Direktur Komunikasi dan Media Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno itu memastikan Prabowo Subianto tidak pro khilafah, mengingat keduanya lahir dari rahim seorang Nasrani.

"Seorang yang lahir dari seorang ibu, lahir Kristen dan meninggal Kristen, tidak mungkin Pak Prabowo dan saya menghapus Pancasila sebagai dasar negara" ucapnya.

Selain itu dia menegaskan, Prabowo Subianto akan mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara.

Menurutnya, capresnya itu sangat mencintai dan berjuang membela Pancasila sebagai mantan prajurit TNI.

"Sebagaimana yang Pak Prabowo bilang, dia dengan jiwa raganya, darahnya sendiri, nyawanya sendiri, akan mWakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo mengungkapkan latar belakang agama keluarganya yang beragam. jadi saya pikir itu yang penting," paparnya.

Sebelumnya, capres nomor urut 02 Prabowo Subianto menampik isu dirinya pro khilafah, karena dirinya lahir dari seorang Umat Kristen.

"Seolah-olah saya membela khilafah. Ini tak masuk akal. Ibu saya seorang Nasrani. Saya lahir dari seorang Nasrani," cetus Prabowo Subianto saat debat keempat Pilpres 2019 di Hotel Shangri-La, Jakarta, Sabtu (30/3/2019).

"Saya dari umur 18 tahun telah mempertaruhkan nyawa saya untuk membela Pancasila. Nyawa saya, saya pertaruhkan," tegasnya.

Prabowo Subianto menegaskan, ideologi Pancasila final bagi Indonesia.

Hal itu ia sampaikan saat memaparkan visi misi pada debat keempat Pilpres 2019 yang mengangkat tema ideologi, pemerintahan, pertahanan dan keamanan, serta hubungan internasional, Sabtu (30/3/2019).

"Saudara, bagi kami Pancasila ideologi final. Pancasila adalah hasil suatu kompromi besar, suatu kecemerlangan dari generasi pendiri bangsa kita," kata Prabowo Subianto di Hotel Shangri La, Jakarta Pusat.

Menurutnya, dengan adanya Pancasila, Indonesia bisa terbentuk dari ratusan budaya dan suku.

Untuk itu, dia bersama pasangannya, cawapres Sandiaga Uno, akan bertekad mempertahankan Pancasila sebagai ideologi negara.

"Karena itu kami bertekad untuk mempertahankan Pancasila sampai titik darah yang terakhir," tegasnya.

Prabowo Subianto juga bercerita sejak usia 18 tahun sudah mengikrarkan diri untuk menjadikan Pancasila terus membumi di Indonesia.

Ia pun berjanji akan melawan siapa pun yang akan mengubah ideologi negara.

"Saya dari sejak18 tahun telah tanda tangan, sumpah untuk membela Negara Kesatauan Republik Indonesia bersasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945," tuturnya.

"Kalau ada yang mau mengubah ini, akan saya hadapi dengan semua kekuatan yang ada pada diri saya," tegasnya.

Untuk menanamkan Pancasila ke generasi penerus, Prabowo Subianto menegaskan Pancasila harus masuk ke dalam ruang-ruang edukasi di Indonesia.

Hal itu ia sampaikan saat menanggapi pertanyaan panelis dalam debat keempat Pilpres 2019 terkait tema ideologi.

"Kita harus memasukkan Pancasila ke dalam pendidikan-pendidikan dari kecil. Dari awal, dari usia dini, di taman kanak-kanak, SD, SMP, SMA, harus dimasukkan dalam edukasi, bukan indoktrinasi," ucap Prabowo Subianto.

Dengan begitu, kata Prabowo Subianto, generasi penerus akan mengetahui bagaimana negara Indonesia dibentuk oleh founding fathers yang dipersatukan oleh Pancasila.

"Jadi generasi penerus harus mengerti dari mana datangnya Republik Indonesia," jelasnya.

Selanjutnya, Ketua Umum Partai Gerindra itu mencontohkan edukasi Pancasila dalam menghadapi Pemilu 2019.

Seusai debat, Prabowo Subianto menjawab pertanyaan wartawan soal pembubaran Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) oleh pemerintah.

Prabowo Subianto menegaskan, jika ada kelompok yang ingin mengganti ideologi Pancasila, maka akan berhadapan dengannya.

"Lu enggak denger tadi pidato gue? Yang akan mengubah negara Pancasila akan berhadapan dengan saya," ucapnya.

Prabowo Subianto merasa maklum terhadap isu yang mengait-ngaitkan dirinya dengan HTI jelang Pemilihan Presiden 2019.

"Ya biasa lah namanya politik. Masa gue dukung Khilafah? Yang bener aja," kata Prabowo Subianto.

Simak Berita Populer Tribun Manado:

Baca: 5 Fakta Jadwal Kedatangan Jokowi ke Manado: Lewat Terminal Penumpang hingga Hormati Minggu Sengsara

Baca: Begini Tanggapan Forum Umat Islam, soal Pernyatan Prabowo Tak Mendukung Gerakan Khilafah

Baca: Viral Video Alat Vital Pria Tak Bisa Lepas Setelah Bercinta, Ini Penjelasan Medis

TONTON JUGA:

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved