Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Ma’ruf Unggul 1-0 dari Sandiaga: Pamer Kartu Sakti dan KTP, Kubu 02 Sulut Klaim Menang

Sebulan lagi atau 30 hari jelang pencoblosan Pilpres 2019, calon presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin dan cawapres nomor urut 02

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
antara
Sandiaga Uno berjabat tangan dengan Ma'ruf Amin usai debat cawapres di Jakarta, Minggu (17/3/2019). 

Sementara itu, Sandiaga bicara soal UMKM sebagai penciptaan lapangan kerja. Bagi Prabowo-Sandi, keberadaan tenaga kerja asing harus dipastikan sesuai syarat dan jumlahnya terukur untuk memberi aspek keadilan.

23:08
Sandi vs Ma'ruf Soal Stunting dan Sedekah Putih
Ma'ruf bertanya ke Sandiaga soal program di visi misi yaitu sedekah putih untuk mengatasi stunting. Sandiaga menjelaskan bahwa kata 'putih' di sedekah putih itu adalah susu. Program sedekah putih itu adalah bagian dari Indonesia Emas yang digagas Prabowo-Sandiaga.

Tapi, program sedekah putih itu dikritik oleh Ma'ruf. Menurutnya, program itu dianggap sebagai pemberian susu setelah anak disusui ibunya. Padahal, program pencegahan stunting seharusnya diberikan 1.000 hari pertama setelah lahir.

"Apalagi diberikan setelah 2 tahun, maka tidak lagi berpengaruh mencegah stunting," kata Ma'ruf.

Sandiaga menjawab kritik Ma'ruf dengan menceritakan pengalaman istrinya saat melahirkan putra bungsu di usia 42 tahun. Setelah bulan keenam, ASI untuk Sulaiman berhenti. Cerita itu menjadi contoh bahwa perlu ada bantuan susu untuk ibu-ibu tersebut.

"Ini bukan tentang Prabowo-Sandi, bukan tentang Pilpres, ini generasi emas akan hilang jika 1/3 tidak diberi asupan susu," kata Sandiaga.

Ma'ruf lalu memaparkan keberhasilan pemerintah Jokowi dalam menurunkan angka stunting selama ini. Menurutnya, upaya menurunkan stunting harus dimulai sejak ibu-ibu sebelum melahirkan bahkan sebelum menikah.

23:15
Ma'ruf Tanya Sandi Soal Instrumen Pantau Anggaran Pendidikan
Ma'ruf Amin bertanya kepada lawan debatnya, Sandiaga Uno, soal instrumen pemantau anggaran pendidikan dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah. Sandi menjawab dengan berbicara pengalamannya saat jadi Wagub DKI Jakarta. Sandi menyebut pemerintah pusat bisa menggunakan banyak instrumen.

Dalam sesi tanggapan, Ma'ruf menjelaskan soal instrumen yang ditanyakannya tadi. "Menurut saya pemerintah pusat harus menggunakan satu data pendidikan untuk melakukan pemantauan itu, yaitu NPD Neraca Pendidikan Daerah. Yang dimaksud DPD, Data Pokok Pendidikan," ucapnya.

Sandi kembali menanggapi Ma'ruf. Kali ini cawapres nomor urut 02 itu berbicara soal komitmen meningkatkan kesejahteraan guru.

23:24
Sandi Singgung Solusi Pangkas Pengangguran, Ma'ruf Jawab Reformasi Pendidikan
Sandiaga meminta solusi Ma'ruf untuk menurunkan angka pengangguran di usia muda. Sandiaga turut menyinggung adanya tenaga kerja asing di Indonesia.

"Bagaimana visi pak kiai agar bisa menurunkan 61% daripada pengangguran usia muda, 15-24 tahun agar target pertumbuhan bisa tercapai. Alangkah ironis negeri dengan nomor ekonomi terbesar peringkat 15-16 susah mendapat lapangan kerja bagi anak muda. Namun impor TKA dan ekspor tenaga kerja ke luar seperti Malaysia," kata Sandiaga.

Ma'ruf menjawabnya dengan strategi reformasi pendidikan dan solusi non struktural. Untuk reformasi pendidikan, ia berjanji akan merevitalisasi SMK.

"Kami akan lakukan revitalisasi SMK, politeknik, dan akademik dan sesuaikan tuntuan pasar. Meliatkan DUDI: dunia usaha dan dunia industri," jawab Ma'ruf.

Sandiaga kembali menimpali Ma'ruf dengan menyinggungnya tidak ada kecocokan antara yang dibutuhkan dunia kerja. Sandiaga lantas berbicara soal program Rumah Kerja. Ma'ruf menimpali Sandiaga dengan berbicara revitalisasi pendidikan. (Tribun/dtc/lp6/art)

Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved