Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Cerita Mahyudin Banyak Mayat Tertindih Batu di Tambang Bakan, Tolong Tedy dengan Amputasi Kakinya.

Mahyudin menceritakan ketika bertaruh nyawa memberanikan dirinya masuk dalam gua tambang pasca longsor.

Penulis: Maickel Karundeng | Editor:
TRIBUNMANADO/MAICKEL KARUNDENG
Mahyudin Laiya (kiri) bersama teman sesama anggota Basarnas 

TRIBUNMANADO.CO.ID, BOLMONG-Hari kedelapan operasi tanah longsor di pertambangan rakyat Super Busa Bakan Kecamatan Lolayan Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), Selasa (05/03/2019) terus membuahkan hasil dengan berhasil ditemukan 10 jenazah korban longsor.

Tim Gabungan Basarnas, TNI, Polri, PT JRBM, warga, PMI, dan bantuan lainnya memiliki ceritanya masing-masing.

Tribun Manado berhasil menemui anggota Basarnas Mahyudin Laiya (30) asal Basarnas Gorontalo.

Dibalik tubuhnya yang langsing dan tidak terlalu tinggi, ternyata Ia memiliki jiwa kemanusiaan tinggi. Mahyudin menceritakan ketika bertaruh nyawa memberanikan dirinya masuk dalam gua tambang pasca longsor.

"Saya tiba dari Gorontalo hari Rabu (27/02/2019) di Bakan, saat itu belum diizinkan naik langsung ke lokasi kejadian, nanti Kamis (28/02/2019) saya bisa naik dan langsung masuk dalam lubang," ujarnya.

Baca: Fokus Evakuasi Korban Tambang Bakan, Bupati Bolmong Tak Ingin Bahas Nasib PETI

Ia menceritakan, kondisi waktu itu hanya tim ada warga masih takut untuk masuk dalam lubang tambang karena takut ada longsor susulan. "Karena mereka tidak bisa masuk dan memang sudah jadi tugas saya sebagai Basarnas, maka saya memberanikan diri masuk dalam lubang," ungkap Mahyudin.

Menggunakan peralatan senter dan dan perlengkapan keamanan SAR lainnya, ia masuk dalam lubang dengan cara jongkok.

Saat Ia masuk, ada beberapa korban yang sudah meninggal tertindih batuan. Dari mulut gua, Ia masuk sekitar 12 meter dan melihat kurang lebih ada 8 mayat.

Sampai bertemu dengan korban Tedy Mokodompit yang saat itu masih hidup namun tertimbun bantu di bagian kaki sebelah kanan.

"Kami sudah berusaha membantu korban dan memanggil anggota keluarga masuk ke dalam gua melihat dari dekat kondisi Tedy. Tim SAR juga memberikan waktu bagi keluarga untuk berembuk memutuskan bagaimana agar tim segera bertindak," jelasnya.

Baca: Daftar Nama 13 Korban Meninggal dari Tambang Bakan, Potongan Kaki Sudah Dimakamkan

Ia menambahkan, Tim SAR sebelum melakukan evakuasi dengan memotong kaki kiri korban sebelumnya berkoordinasi dengan pihak keluarga agar segera dilakukan tindakan amputasi.

Bahkan, sejak Kamis pagi Mahyudin memberikan Tedy makan dan minum serta memberikan semangat agar tetap kuat dan bertahan.

Setelah mendapat persetujuan dari keluarga untuk segera melakukan tindakan, maka Ia yang terus berkomunikasi dengan Almarhum Tedy.

Situasi saat itu, ada dokter namun untuk melakukan pembedahan di dalam lubang tambang, dokter tidak dibekali ilmu rescue dari Basarnas sehingga hanya Mahyudin yang memberanikan diri masuk ke lubang.

Tindakan medis seperti bius lokal dan oksigen sudah dipasang kepada korban.

Halaman
12
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved