Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Cerita Mahyudin Banyak Mayat Tertindih Batu di Tambang Bakan, Tolong Tedy dengan Amputasi Kakinya.

Mahyudin menceritakan ketika bertaruh nyawa memberanikan dirinya masuk dalam gua tambang pasca longsor.

Penulis: Maickel Karundeng | Editor:
TRIBUNMANADO/MAICKEL KARUNDENG
Mahyudin Laiya (kiri) bersama teman sesama anggota Basarnas 

"Akhirnya saya melakukan tindakan tersebut, namun sudah terlebih dulu mengikat paha Tedy agar tidak akan pendarahan banyak. Saat saya mulai memotong, saya bercerita dengan Tedy untuk memotong batu terlebih dahulu baru memotong kaki Tedy," jelasnya.

Kurang lebih 1 jam lebih memotong kaki korban karena kondisi dalam lubang sempit sehingga butuh waktu. "Pada momen ini saya merasakan kesedihan karena Tedy sempat berteriak sakit sampai akhirnya kami berhasil keluarkan dia dari dalam lubang," ungkapnya.

Namun sayang, Tedy tak berhasil selamat walaupun tim dokter telah melakukan tindakan maksimal untuk menyelamatkan Tedy.

Baca: Sang Bibi Ungkap Pesan Terakhir Julfikran Makainda, Korban Longsor Tambang Bakan

Itu adalah evakuasi terakhir secara manual sebab selanjutnya evakuasi dilakukan menggunakan alat berat.

Mahyudin mengaku baru sekali ini melakukan evakuasi di lokasi tambang yang memang sangat berbahaya.

"Saat masuk dalam lubang tambang, saya ikhlas sebab misi saya adalah ingin membantu sesama," tutupnya saat ditemui di lokasi kejadian.

Saat ini Tim Gabungan Basarnas terus melakukan evakuasi terhadap para korban yang masih tertimbun longsor di dalam tambang. Petugas juga bekerja selama 24 jam dengan membagi tugas atau waktu kerja. (Maickel Karundeng)

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved