Sebelum Pidato Politik: Ini yang Dilakukan AHY
Ketua Komando Tugas Bersama (Kogasma) Pemenangan Pemilu Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyampaikan
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Ketua Komando Tugas Bersama (Kogasma) Pemenangan Pemilu Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyampaikan pidato politik di Djakarta Theatre, Jakarta, Jumat (1/3) malam. Dalam pidatonya AHY menyampaikan rekomendasi Partai Demokrat untuk presiden Indonesia mendatang.
Sebelum AHY menyampaikan pidato politik, pembawa acara mengajak kader, relawan dan pendukung untuk mendoakan kesehatan istri Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yaitu Ani Yudhoyono. Ani Yudhoyono saat ini sedang dirawat di Singapura karena penyakit kanker darah.
“Seperti kita ketahui Ibu Ani Yudhoyono saat ini sedang menjalani perawatan. Oleh karena itu, mari kita berdoa untuk kesembuhan beliau agar bisa kembali berkumpul bersama keluarga,” ujar pembawa acara. Kemudian para kader, pendukung dan relawan Partai Demokrat memanjatkan doa dipimpin Ahmad Yani Basuki.
Agus Harimurti Yudhoyono menyampaikan tiga syarat Presiden Indonesia 2019-2024 untuk bisa menjawab tantangan Indonesia ke depan. AHY mengawali pidatonya dengan tiga hal pokok yang menjadi tantangan Indonesia dalam lima tahun ke depan.
Tiga tantangan Indonesia 2019-2024 adalah tantangan 2019-2024 dalam perspektif nasional dan internasional, persoalan dan solusi Partai Demokrat dalam menghadapi tantangan tersebut serta ajakan Partai Demokrat menghadapai situasi sosial politik Indonesia.
Menurut AHY Partai Demokrat tidak memiliki kader utama yang menjadi Calon Presiden atau Capres dan Calon Wakil Presiden atau Cawapres 2019-2024. Oleh karena itu, Partai Demokrat memberikan rekomendasi kepada siapapun yang akan menjadi Presiden 2019-2024 untuk mewujudkan harapan rakyat Indonesia.
"Seyogianya pidato akan disampaikan Ketua Umum Partai Demokrat Prof. Dr. Susilo Bambang Yudhoyono, tapi tidak bisa hadir karena sedang mendampingi Ibu Ani Yudhoyono. Tapi, Insya Allah hati dan pikiran Beliau berdua bersama kita semua," ujar AHY.
AHY menyebut ada sejumlah persoalan yang dihadapi Indonesia ke depan. Pertama adalah tantangan global, dinamika hubungan antar negara, konflik, sumber daya alam yang makin menipis, SDM dunia terus bertambah banyak dan perkembangan teknologi makin cepat.
Demokrat berharap pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa di atas enam persen, menciptakan lapangan kerja dan sekaligus mengurangi kemiskinan. "Artinya kue pembangunan ekonomi agar bisa dinikmati seluruh masyarakat, termasuk keluarga miskin atau kurang mampu," kata AHY.
Ketiga, memaksimalkan bonus demografi, bonus penduduk produktif yang tinggi. Bonus penduduk ini jangan sampai jadi beban. Pendidikan jadi kunci, pendidikan formal, informal, dan vokasional atau pelatihan kerja.
Persoalan keempat adalah kebutuhan energi yang meningkat. Dalam pidatonya AHY mengatakan presiden berikutnya perlu menciptakan sumber energi baru dan terbarukan sampai 23 persen.
"Tren lahan pertanian dan berkurangnya tenaga kerja pertanian, perlu dikembangkan teknologi agar produksi meningkat dan tidak merusak lingkungan," ujar AHY soal permasalahan kelima.
Untuk menghadapi tantangan itu, kata AHY, Indonesia membutuhkan profil presiden yang memiliki tiga syarat utama. Tiga syaratnya adalah pemimpin nasional yang kuat, pemimpin nasional yang visioner dan pemimpin nasional yang adaptif.
Presiden yang kuat artinya mampu menghadapi tantangan bangsa dan perjuangkan kepentingan nasional di kancah internasional. Presiden yang visioner artinya mampu melihat tantangan dan peluang Indonesia ke depan.
"Presiden yang adaptif artinya mampu menyesuaikan perubahan zaman tanpa kehilangan jati diri bangsa," kata AHY.
Pidato politik ini disampaikan sehari setelah AHY ditunjuk oleh Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai panglima kampanye nasional Pemilu 2019. Mandat itu disampaikan SBY dalam bentuk surat yang dibacakan oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrat Hinca IP Panjaitan Kamis (28/2).
“Dalam surat dari Pak SBY ada sembilan poin di mana satu di antaranya menunjuk AHY sebagai penanggung jawab dan pelaksana tugas pemenangan kampanye Pemilu 2019,” ungkap Hinca.
Hinca menegaskan penunjukan AHY tak mengubah struktur kepengurusan di DPP Partai Demokrat. Dalam menjalankan tugasnya AHY akan dibantu Soekarno untuk mengkoordinasi pemenangan di wilayah timur Indonesia dan Nachrowi Ramli untuk mengkoordinasi pemenangan di wilayah barat Indonesia.
Penunjukan AHY itu sebagai langkah antisipasi SBY yang kini sedang fokus menemani sang istri yang sedang dirawat di Singapura. Dalam surat itu SBY meminta maaf karena tak bisa hadir secara fisik hingga hari pencoblosan tanggal 17 April 2019.
Ketua Bidang Pemberantasan Korupsi DPP Partai Demokrat Jemmy Setiawan menuturkan, Komandan Komando Satuan Tugas Bersama ( Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY) akan mengambil alih komando pemenangan partai. Dalam menjalankan tugasnya itu, AHY akan dibantu oleh Ketua Badan Pemenangan Pemilu Edhie Baskoro atau Ibas dan Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan.
"AHY akan mengambil alih komando pemenangan partai dibantu oleh Mas Ibas dari Badan Pemenangan Pemilu bersama Sekjen Partai Demokrat," ujar Jemmy saat dihubungi, Jumat (1/3).
Menurut Jemmy hal itu mendesak untuk dilakukan sebab Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY) tengah mendampingi Ani Yudhoyono dalam menjalani proses pengobatan. "Ini adalah langkah taktis yang harus didukung oleh segenap pengurus DPP serta pengurus partai se-Nusantara," kata Jemmy.
Ia pun menuturkan langkah taktis dan strategi yang dipaparkan AHY dalam pidato politiknya akan menjadi rujukan secara nasional. Ia meyakini langkah strategis AHY nanti dapat membawa kemenangan bagi Demokrat pada Pemilu 2019.
"Langkah-langkah taktis serta stratergis dari AHY dan tim tentu akan jadi rujukan pemenangan secara nasional," tuturnya. (Tribunnews/zal/dng/kps)