Kubu Jokowi-Prabowo ‘Abaikan’ Sulut: Pertarungan Elektoral di 13 Daerah
Rematch Pemilihan Presiden 2019 mempertemukan Joko Widodo dan Prabowo Subianto di gelanggang yang sama setelah kali pertama.
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Hasil survei Lingkaran Survei Indonesia atau LSI Denny JA menunjukkan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) unggul di Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019.
Survei tersebut dilakukan pada 18-25 Januari 2019 terhadap 1.200 responden di 34 provinsi di Indonesia.
"Jika pemilu dilaksanakan pada hari ini, maka yang akan menjadi juara pileg adalah PDI-P dengan perolehan suara 23,7 persen," tutur peneliti LSI Denny JA Rully Akbar saat konferensi pers di kantornya, Jakarta Timur, Rabu (20/2/2019).
Kemudian, Partai Gerindra menduduki peringkat kedua dengan perolehan elektabilitas sebesar 14,6 persen.
Partai Golkar membuntuti Gerindra dengan tingkat elektabilitas sebesar 11,3 persen.
Di peringkat keempat, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) memperoleh 8,2 persen suara responden.
Setelah itu, di posisi kelima adalah Partai Demokrat dengan perolehan 5,4 persen.
Adapun survei tersebut melibatkan 1.200 responden di 34 provinsi dengan metode multistage random sampling.

Swing Voters Cukup Tinggi
Parpol di Sulut punya kesempatan menandingi PDIP yang merajai survei lembaga Poltracking Indonesia. PDIP unggul atas parpol lain dengan presentase elektabilitas 43,2 persen
Taufik Tumbelaka, pengamat politik menjelaskan, pada survei itu, ada 27 persen responden belum menentukan pilihan.
“ Hasil survei 8 minggu sebelum hari H berpotensi besar berubah dikarenakan dinamika politik akan semakin hangat dengan manuver politik guna menggapai elektabilitas," kata dia kepada tribunmanado.co.id, Rabu (20/2/2019).
Perolehan PDIP bersifat sementara. "Jadi bisa bertambah atau sebealiknya berkurang," ujar dia. Taufik menilai ini dikarenakan perilaku pemilih bisa berubah dengan terjadi perpindahan atau disebut swing voters (memilih mengambang) dan itu wajar.
"Terkait adanya sekitar 27 persen responden belum menentukan pilihan, sangat wajar dikarenakan masih cukup lama waktu pemilihan," ungkap dia.
Pemilih yang belum menentukan pilihan atau floating mass bisa nantinya akan memilih atau bisa juga tidak.
"Ke depan akan terjadi ada strategi guna merubah peta politik di mana masing-masing parpol akan berupaya menjaga responden yang telah dimiliki agar tidak berpindah," kata dia.
Di sisi lain akan terjadi manuver 'mencuri responden' pihak lawan dan berupaya keras mencuri perhatian floating mass ini.
Sebelumnya, Poltracking merilis elektabilitas parpol di Sulut. Dari hasil survei yang beredar, survei tersebut menempatkan PDIP sebagai partai dengan elektabilitas tertinggi di Sulut.
Ketua DPD PDIP Sulut, Olly Dondokambey membenarkan hasil survei yang dimaksud. Dari hasil itu PDIP memperokeh 43,2 persen, jauh dibanding partai lain.
Berikut elektabilitas parpol di Sulut sesuai hasil survei Poltracking; PDIP 42,3 persen, Golkar 9,3 persen, Nasdem 5,9 persen, Gerindra 5,6 persen, PKS 1,7 persen, PPP 1,6 persen, Demokrat 1,4 persen, PAN 1,2 persen, PKB 1,1 persen. Kemudian Hanura 0,5 persen, PSI 0,3 persen, Perindo 0,2 persen, PKPI 0,2 persen, PBB 0,1 persen, Garuda 0,1 persen dan Berkarya 0,0 persen. Tidak menjawab atau tidak tahu 27,6 persen.
Pengambilan data survei (penentuan responden dan wawancara di lapangan) dilaksanakan 14 - 18 Januari 2019.
Validasi data sampel dilakukan dengan membandingkan karakteristik demografis dari sampel yang diperoleh dari survei dengan populasi yang diperoleh melalui data sensus (BPS) terakhir.
Poltracking juga merilis publik Sulut puas dengan kinerja Guvernur Olly Dondokambey dan Wagub Steven Kandouw (OD SK). Presentase keouasan publik atas kinerja ODSK mencapai 76,9 persen.