Ketika Buaya Pemakan Manusia di Minahasa Mati karena Obesitas, Stres dan Perut Kembung
Buaya dengan berat berat 600 kilogram itu ditemukan mati pada Minggu (20/01/2019), di Taman Wisata Alam (TWA) Batuputih, Bitung.
Penulis: Indry Panigoro | Editor: Indry Panigoro
Ketika Buaya Merry Mati karena Obesitas, Stres dan Perut Kembung
TRIBUNMANADO.CO.ID MANADO - Merry, buaya yang memakan Deasy Tuwo, Warga Ranowangko, Kecamatan Tombariri, Minahasa, Sulawesi Utara (Sulut) pada Jumat, (11/01/2019) lalu kini telah menemui ajalnya.
Buaya dengan berat berat 600 kilogram itu ditemukan mati pada Minggu (20/01/2019), di Taman Wisata Alam (TWA) Batuputih, Bitung.
Baca: Tak hanya Disetubuhi Ayah Kandung, Wanita Ini Juga Disetubuhi Anak dari Suami Siri dan Teman Baiknya
Hal itu juga dibenarkan oleh Sekretaris Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulut Hendrik Sarundengan saat dikonfirmasi Tribunmanado.co.id Senin (21/01/2019).
Baca: Penyebab Sebenarnya Gisella Anastasia Gugat Cerai Gading Marten Terungkap, Orang Ketiga?
"Berdasarkan informasi dari petugas TWA sekitar pukul 11.00 Wita, katanya buaya Merry sudah mati. Kami pun sudah cek dengan cara menghubungi pihak PPS, dan jawabannya sama, mereka memastikan bahwa buaya yang mati di TWA Batuputih itu adalah buaya Merry yang memakan Deasy beberapa waktu lalu," jelas Hendrik.
Hasil Autopsi Jasad Buaya
Teka-teki kematian buaya Merry pun jadi tanda tanya bagi warga Sulut.
Pihak berwajib serta pihak yang berkepentingan pun langsung melakukan autopsi guna mengetahui apa yang menjadi penyebab buaya Merry meninggal.
Baca: Efek Bagasi Berbayar - Penumpang Wings Air Bawa Parang saat Disuruh Bayar Rp 671 Ribu
Sehari setelah ditemukan mati, dokter hewan di Pusat Penyelamatan Satwa Tasikoki pun melakukan nekropsi (otopsi/autopsi) buaya 'maut' itu pada Senin (21/01/2019).
Mereka yang melakukan autopsi adalah Drh Dwielma Nubatonis dan drh Fahmi Agustiadi dibantu oleh Billy Lolowang dan Deity Mekel.
Nekropsi atau bedah mayat/bangkai ini disaksikan pihak BKSDA Sulut dan Polres Tomohon.
Berdasarkan hasil temuan dari dokter hewan sebelum dilakukan nekropsi menyatakan bahwa dugaan kematian buaya adalah faktor dari awal rescue di Tombariri dan dibawa ke TWA Batu Putih (Daops Manggala Agni).
Baca: Bocah 12 Tahun Lakukan Pembunuhan di Minut, Kepsek dan Polisi Ungkap Kelakuan Siswa Kelas 5 SD itu
Menurut dokter, buaya bernama Merry ini sudah mengalami drop kondisi kesehatannya dan dugaan sementara adalah mengalami heatstroke (suhu badan melebihi normal), selain itu ditemukan akumulasi gas yang sangat banyak di organ lambung.
Berikut grafis hasil pemeriksaan itu:
Diagnosa sementara hasil pemeriksaan secara inspeksi (fisik luar):
Stress (Drop)
Heatstroke
Temuan Hasil Nekropsi:
Akumulasi Gas pada lambung
Obesitas
Temuan organ yang diduga manusia, tulang belulang manusia (mulai dari lengan sampai sampai jari) dan bertaut dengan kain yang diduga baju/pakaian.
Dari catatan tim ditemukan beberapa sampel organ buaya perlu dilakukan pengujian laboratorium lebih lanjut untuk menegakkan diagnosa yang ada (dapat berkordinasi dengan istansi kesehatan/lab kesehatan).
Selain itu juga ada barang bukti (tulang belulang) yang ditemukan dalam tubuh buaya.
Hal ini selanjutnya akan dikordinasikan kembali dengan pihak kepolisian untuk tindak lanjut pemeriksaan forensik. Dan juga pihak keluarga korban.
Sebelumnya diberitakan, pada Jumat (11/01/2019) Deasy Tuwo (44), karyawan CV Yosiki, perusahaan pembibitan mutiara ditemukan tewas mengenaskan di kolam buaya milik Ochiai Sensei, warga negara Jepang.
Ochiai Sensei merupakan pemilik perusahaan CV Yosiki.
Jasad korban pertama kali ditemukan sudah tak bernyawa oleh rekan sekerjanya, Erling Rumengan (37).
Isi perut, dada hingga tangan kanan korban sudah dicabik buaya yang berusia 30 tahun bernama Merry itu.

Kabar buaya peliharaan menyerang manusia menjadi viral di Facebook pada Jumat (11/1/2019)
Erling Rumengan (37) warga Desa Ranowangko menemukan jasad Deasy Tuwo.
Saat itu, Erling Rumengan mencari dan mengecek ke lokasi CV Yosiki.
Dia bersama rekannya mengecek ke dalam lokasi perusahaan kemudian masuk ke dalam areal perusahaan pembibitan mutiara tersebut sesampainya di dalam tidak ada orang yang ditemukan.
Para mantan teman sekerja Deasy memang sedang mencari keberadaan korban karena ditelepon Ochiai Sensei untuk melihat kondisi lokasi perusahaan.
Pasalnya, korban tak mengangkat telepon Ochiai Sensei
Namun, mereka melihat ada benda terapung yang menyerupai tubuh manusia berada diatas kolam tempat peliharaan seekor buaya.
Tim BKSDA dibantu TNI-Polri melakukan evakuasi terhadap buaya peliharaan milik WN Jepang yang menerkam Deasy Tuwo pada Senin (14/1/2019) siang.
Buaya dengan bobot 600 kilogram dan panjang sekitar 5 meter tersebut hendak dibawa ke Pusat Penangkaran Satwa (PPS) Tasik Koki di Desa Pimpin, Kecamatan Kema, Minahasa Utara.
Tim dibantu pemerintah dan masyarakat setempat untuk mengevakuasi buaya yang bernama Merry tersebut.

Untuk mengevakuasi buaya, tim harus membius buaya lewat kepalanya agar kondisinya melemah.
Setelah lemah kekuatannya berkurang, tim evakuasi kemudian mengikat mulut buaya dengan lakban hitam dan badannya diikat agar tidak merontak.
Kurang lebih 20 orang bahu membahu membopong buaya tersebut
Kepolisian hingga kini masih mencari pemilik buaya tersebut.
Update Buaya Makan Manusia di Minahasa - Polda Sulut Bicara Tersangka, WN Jepang 'Lari' ke Ternate
Sebelumnya, Kepolisian Daerah (Polda) Sulut sudah angkat bicara lebih dulu terkait kejadian naas yang menimpa Deasy Tuwo, warga Ranowangko, Kecamatan Tombariri, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara (Sulut), Jumat (11/01/2019),
Kapolda Sulut, Irjen (Pol) Remigius Sigid Tri Hardjanto melalui Kombes Pol Ibrahim Tompo Kabid Humas Polda Sulut, Rabu (16/01/2019) menegaskan, terkait kasus buaya memangsa manusia penyidik tidak boleh berasumsi.
Baca: Tertangkapnya Penyanyi Lagu Kosong Dua, Polresta Manado Akan Lakukan Press Release
Baca: Penyanyi Lagu Kosong Dua Asal Kota Manado Ditangkap Polisi, Ini Lirik Lagunya
Baca: Penyanyi Lagu Kosong Dua Ditangkap Tim Macan Polresta Manado, Ini Kasusnya!
Baca: Vanessa Angel Ditetapkan Tersangka Prostitusi Online, Terbukti Bagikan Foto dan Video Panas
"Kita kerja sesuai fakta yang ditemukan dan teknis penyidikan tidak bisa di ekspose karena merupakan info yang dikecualikan," kata Tompo.
Dalam kasus yang ditangani oleh Polres Tomohon, akan disampaikan progres dan perkembangannya kepada publik maupun media massa.
Tompo juga menyayangkan soal adanya pemberitaan di media terkait kasus tersebut yang memuat diduga kematian korban karena dibunuh.
Kata Tompo hal itu membuat proses penyidikan terhambat.
"Seandainya ada tersangka maka akan melarikan diri dan penyidikan tidak bisa tuntas. (crz)
Polisi Terus Lakukan Pengembangan Kasus Deasy Tuwo
Hingga saat ini pihak kepolisian masih menunggu hasil autopsi jenazah Deasy Tuwo (44), yang diduga merupakan korban tewas dimakan buaya bernama Merry, pada Jumat (11/1/2019), di Desa Ranowangko, Kecamatan Tombariri, Kabupaten Minahasa.
Kasubag Humas Polres Tomohon, Ipda Johny Kreysen, mengatakan pihaknya belum terima hasil autopsi terhadap korban.
"Saat ini kami belum dapat hasil autopsi, masih lakukan pengembangan untuk kasus ini," kata Kreysen.
Ia menambahkan, pihaknya lakukan pengembangan dan terus kejar pemilik buaya.
Baca: Vanessa Angel Tersangka Kasus Prostitusi Artis, Foto dan Video Panas Jadi Bukti
"Ada tim mengarah ke Ternate, diduga WN Jepang itu ada di Ternate. Bantu kami juga pihak polisi untuk mengungkap kasus ini," katanya.
Apakah dibunuh atau tidak, pihaknya masih lakukan pengembangan kematian Deasy Tuwo.
"Polres Tomohon dibantu oleh Polda Sulut untuk ungkap kasus ini," pungkasnya. (fer)
Buaya Makan Orang di Minahasa - Netizen Sulut Duga Deasy Korban Pembunuhan: Ada yang Janggal!
Diberitakan sebelumnya, kematian Deasy Tuwo, warga Ranowangko, Kecamatan Tombariri, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara (Sulut) masih meninggalkan tanda tanya bagi publik.
Deasy yang meninggal secara tragis diduga dimakan buaya peliharaan bosnya itu rupanya belum bisa dterima dinalar para warganet di Sulawesi Utara (Sulut).
Baca: WN Jepang Pemilik Buaya Pemakan Manusia Masih Diburu Polisi, Ini Kejanggalan Kematian Deasy Tuwo
Baca: Prostitusi Online - Terungkap Ada Artis yang Dibayar Rp 7.5 Juta Permenit, Perdetiknya Rp 125 Ribu!
Diberitakan sebelumnya, Deasy Tuwo, seorang warga Minahasa yang bekerja di CV Yosiki, Minahasa itu dimakan buaya pada Jumat (11/01/2019).
Namun kematian sang pawang buaya itu dianggap ada yang janggal oleh netizen Sulut.
Mereka menduga jika Deasy merupakan korban pembunuhan.

Bahkan ada yang dari mereka menduga jika Deasy sebelum dibunuh, dirinya diperkosa terlebih dahulu, selanjutnya mayatnya dilempar ke kandang tempat dimana buaya bernama Merry itu berada.
Bahkan terdengar kabar jika hasil pemeriksaan di rumah sakit menyebutkan jika sebelum tubuh Deasy dimakan buaya, Deasy sudah dalam keadaan meninggal dunia.
Baca: Cerita Anggota TNI yang Evakuasi Buaya Pemakan Manusia: Penuh Ketegangan hingga Gigi Copot
Dalam unggahan salah satu pengguna Facebook dengan nama Ahmad Maulana Lukman, dituliskan jika dirinya masih merasa ragu jika penyebab kematian Deasy adalah karena dimakan buaya.
Dalam unggahan yang ditulis di Facebook pada 13 Januari 2019 pukul 19.22 Wita itupun ternyata sepemikiran dengan netizen Sulut lainnya.
Kurang dari dua hari, postingan itu sudah dibagikan 1,2 ribu kali, dan mendapat 1,4 ribu komentar serta 1,2 tanda like, love dan wow.
Baca: Seperti Ini Proses Evakuasi Buaya Pemangsa Deysi Tuwo, Dijerat Lalu Dibius dan Harus Bersabar
Baca: 8 Kasus Manusia Diterkam Buaya yang Menghebohkan, Ada yang Diterkam saat Mandi di Sungai hingga BAB
Berikut isi postingannya:
qt masi ragu.
jang kage sabotase ini.
cma tako orng perkosa/bunung orng teto kong lego di kandang.
kong angka cerita buaya da makan.
qt da tnya pa tu om2 disana, ada dpa lia baju di dlm kolam? drng bilng nd katakan nd mungkin buaya mkng baju.
dp jalang kurang mo bius tu buaya kong lia dp isi puru ada tangan atw nd di dlm
klo so kelar mnjae ulng no kse bagus spya buaya nd mati(satwa yg dilindungi)
sebelum terlambat
mar entahlah itu cma tp sudut pandang
trang doakan jo pa almarhum.
Tak hayal, postingan yang sudah dibagikan ke grup-grup besar Facebook di Sulut mulai dari Tim Paniki hingga Manguni MANGUNI TEAM123 / Tetengkoren Berguna itu langsung mendapat tanggapan yang sama dari netizen.
Berikut komentar para netrizen Sulut:
Eldiana Nadin: Sama dgn qt .qt curiga kage ada org yg bunuh kong buang dia pe myt di tampa buaya harus diselidiki ad ba apa itu tanta di tampa buaya sdangkan ada pagar
Kelexiz Setuju: Tidak menutup kemungkinan bisa seperti itu. Semoga yang berwajib bisa urus tuntas ini kasus.
Adhy Harun: Klu buaya yg mo mkan pa dia palingan tu buaya mo mkan 1X dg dia pe bdan nd mo ta sisa dia itu ksiang. qta rasa orang da perkosa pa dia kong drang buang di kandang. spy kata nd mo dpa tau.dorang harap buaya da makang.klu buaya da mkan nd bgitu dia.palingan abis smua dia pe badan klu buaya makan

Fitrianda Yanda: Qt ley dr pertama kejadian qt so tapikir bagitu no
Michael Fai: Kalau melihat dr foto yg dikirim...ada kemungkinan yg ybs jatuh dia mo alihkan perhatian buaya dia buka dp blous...tp kl ada blous disekitar kandang bisa jadi tapi kl nd ada brarti tdk tertutup kemungkinan..ada kejadian lain yg mendahului....tp torang jgn terlalu berpikir yg bukan2 serahkan investigasi dr polisi biar katu jelas.
Jefferson Rov Memah: Betul...brow...
Demi kebenaran dan kepastian hukum maka so mustiolah tkp yg serius .....termasuk mendapat bukti dimana bagian tubuh korban dan pakaian yg lenyap.
Harus itu!!!lakukan pembedahan perut buaya.

Firmino Adri: Logikanya...Dia se makan buaya kng tapalisi? Sdgkn dpe bak pe tinggi
So 3 hari hilang bru dpa? Buaya nda ada yg kse makan slma 3 hari n diwaktu abis dia se mkn so nda muncul2 diarea kerja drg nda cari cuma almrha,Tuhan n jg buaya yg tau
Novie Supit: Jangan jangan buaya darat so makan duluan kong depe sisa kase pa buaya aer.
Yuri BlessFull: Buaya binatang buas suka skali makan darah segar.. sedangkan cuma kasih bau darah dia so buas.. kalau memang dia korban buaya masa nyanda tlang samua.. # indikasi korban so jd bangkai(so mati dulu ) baru lempar di kolam buaya..krn setahu saya buaya tdk suka bangkai ..
Riyani Catur Wahyuni: kalo mnrt qt nda msk di akal ni Almh. cuma gara2 tapalisi da se mkn buaya.kemungkinan Almh jd korban pembunuhan.nda menutup kemungkinan siapa tau ada kecemburuan sosial karena yg qt dgr di berita Almh. kepala Lab di perusahaan tsb.ato jg nda menutup kemungkinan diperkosa lalu di bunuh
Kemungkinan Buaya darat yg memangsa lebih dahulu,.... !?!?! Di usut sampai tuntas,...itu,.
Ancen Jansen: Ini bisa2 indikasi pembunuhan... Bkg bgni spya kase ilang jejak,, pasti akan terkuak ini samua
Selain berkomentar di Facebook, sejumlah netizen juga saling berkomentar di grup WhatsApp.
Salah satu pengguna WhatsApp bernama Alif Suhendar menanyakan kebenaran soal informasi jika hasil visum, sang pawang Deasy Tuwo sudah meninggal terlbih dahulu sebelum diterkam.
Alif: Dri, org ranowangko bilang hasil visum tu cewek so lebih mati dulu sebelum diterkam, dari hari kamis kata. Nyanda tapalisi org bilang. Betul itu ?
Ut Rinaldi: di grup manguni byk pendapat lain
Ut Julius: Kalau menurur qt kyknya xnda t plisi.. kyk ya di perkosa.. baru drg buamg.. spalnya dpe baju ilang Kalau mau di bilang buaya mkg.. setidaknya baji sblh ada.
Kapolres Tomohon AKBP Raswin Bachtiar Sirait, melalui Wakapolres Kompol Joyce Wowor mengatakan jika pihaknya hingga kini masih melakukan pemeriksaan ke semua pihak terkait.
“Masih kita lidik. Pokoknya semua yang berhubungan dan memiliki sangkut paut dengan korban baik pekerja, pemilik, keluarga hingga saksi yang pertama kali menemukan korban semua kita periksa,” terang Wowor.
Diketahui salah satu warga Ranowangko, Kecamatan Tombariri, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara (Sulut) bernama Deasy Tuwo meninggal dimakan buaya.
Buaya itu bernama Merry dan sudah berusia lebih dari 20 tahun.
Menurut mantan petugas keamanan di perusahaan CV Yosiki, Noldy Pinontoan, buaya bernama Merry itu dibeli di Bitung pada tahun 1999.
Baca: 5 Berita Terpopuler Sepekan - Viral Video Pengeroyokan Siswi SMP hingga Buaya Terkam Deasy Tuwo
Namun, awalnya perusahaan tersebut membeli dua ekor buaya, tapi hanya Merry yang bertahan hingga saat ini.
Diketahui, pemilik dari buaya tersebut adalah seorang WNA asal Jepang bernama Ochiai.
Di perusahaan milik Ochiai, selain memelihara buaya juga memelihara ikan arwana.
Buaya yang sudah dua dekade itu ternyata gemar makan makanan segar.

Mantan pekerja di perusahaan CV Yosiki, Merry Supit (36) mengatakan jika buaya tersebut harus diberi makanan segar.
Bila makanan itu telah mengalami proses pembekuan, maka ia tidak akan memakannya.
"Semuanya harus fresh, dia tak mau makan bila sudah dibekukan atau sudah mati beberapa hari," katanya dikutip dari artikel 'Buaya Penyerang Deysi Bernama Merry, Ini Penjelasan Mantan Pengurus Buaya yang Juga Bernama Merry', Jumat (11/1/2019).

Teknik memberi makanannya pun tidak sembarangan.
Pasalnya, pemberi makan harus berada di dekat kandang buaya itu dan menunggu hingga mulutnya terbuka.
Baca: Tegang, Buaya Pemakan Manusia di Tombariri Dievakuasi, Satu Giginya Copot
"Kami mendekat ke kandangnya lalu menepuk-nepuk dinding bagian dalam kandang itu sampai buaya datang mendekat dan membuka mulutnya, tinggal melempari makannnya," imbuhnya dengan judul artikel 'Sandal Deysi Sebelah di Kandang Buaya, Sebelah di Luar, Ini Dugaan Merry Penyebab Deysi Diterkam', Jumat (11/01/2019).
(Tribunmanado/Indri Fransiska Panigoro/Tya/Crz/Fer)