Buaya Pemakan Manusia
BREAKING NEWS: Buaya Pemakan Manusia di Minahasa Mendadak Tewas, Begini Kata BKSDA Sulut
Mengejutkan buaya Merry yang memakan Deasy Tuwo dan dibawa ke Taman Wisata Alam (TWA) Batuputih kini meninggal dunia
Penulis: Chintya Rantung | Editor: Chintya Rantung
TRIBUNMANADO.CO.ID,BITUNG-- Mengejutkan, buaya pemakan manusia di Minahasa, yang sudah dibawa ke Taman Wisata Alam (TWA) Batuputih dikabarkan tewas pada Minggu (20/1/2109).
Sekretaris Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulut Hendrik Sarundengan saat dikonfirmasi Tribunmanado.co.id Senin (21/1/2019) menyebutkan memang benar buaya pemakan Deasy Tuwo ini telah mati.
"Berdasarkan informasi kemarin dari petugas TWA sekitar pukul 11.00 Wita siang, buaya Mery telah terindikasi sudah mati," ujar Hendrik Sarundengan.
Baca: Buaya Merry Mati karena Stres, Saat Diautopsi Ada Tulang Lengan dan Baju di Perutnya
Pihak BKSDA pun menghubungi pihak PPS untuk untuk memastikan kebenaran berita kematian buaya itu.
"Dan sekitar jam 3 sore, mereka menyebutkan memang benar sudah buaya sudah mati tapi belum bisa memastikan apa penyebab kematian. Untuk meihat penyebab kematian harus kita otopsi," sebutnya.
Baca: BREAKING NEWS: Ini Hasil Autopsi Jasad Buaya Pemakan Manusia di Minahasa, Ada Tulang dan Pakaian
Baca: 5 Fakta Pembunuhan Ayah Tiri di Manado, Pengakuan Tersangka hingga Jenazah Dibawa ke Talaud
Baca: Pengakuan Siswi SMK Penganiaya Siswi SMP di Tondano: Dia yang Merebut Pacar Saya
Dikatakannya, maka kita sudah laporkan ke pihak Polres Bitung untuk dilakukan autopsi yang nantinya akan dilakukan bersama tim PPS Tasioki hari ini.
"Kita masih menunggu hasil autopsi, karena kita belum bisa mengindikasi apa buaya tersebut mati normal atau tidak, karena ada dokter hewan yang lebih ahli untuk memperkirakan," ungkap Hendrik.
Baca: Usai Makan Deasy, Buaya Merry Tewas, Diduga karena Dianiaya, Polres Tomohon Bicara Hasil Autopsi
Dan hasil otopsi pun belum bisa disampaikan karena harus dari pihak kepolisian yang menyampaikan.
"Karena status buaya ini adalah titipan barang bukti ke BKSDA. Penjelasan akan menunggu hasil dari otopsi dari PPS dan polisi nantinya sebagai tim ahli," jelasnya. (chi)

Sebelumnya diberitakan, pada Jumat (15/1/2019) Deasy Tuwo (44), karyawan CV Yosiki, perusahaan pembibitan mutiara ditemukan tewas mengenaskan di kolam buaya milik Ochiai Sensei, warga negara Jepang.
Ochiai Sensei merupakan pemilik perusahaan CV Yosiki.
Jasad korban pertama kali ditemukan sudah tak bernyawa oleh rekan sekerjanya, Erling Rumengan (37).
Baca: Update Buaya Makan Manusia - Polres Tomohon Bicara Hasil Autopsi, Polda Sulut Bahas Tersangka
Isi perut, dada hingga tangan kanan korban sudah dicabik buaya yang berusia 30 tahun bernama Merry itu.
Kabar buaya peliharaan menyerang manusia menjadi viral di Facebook pada Jumat (11/1/2019)
Erling Rumengan (37) warga Desa Ranowangko menemukan jasad Deasy Tuwo.
Saat itu, Erling Rumengan mencari dan mengecek ke lokasi CV Yosiki.
Baca: Kabar Terbaru Kasus Perampokan Rumah Camat Mapanget di GPI, 5 Perampok Ditangkap Polisi
Baca: Sebelum Ditangkap, Tersangka Perampokan Rumah Camat Mapanget Kabur ke Gorontalo Lalu ke Lombok
Baca: Konferensi Pers Penangkapan Perampok di Rumah Camat Mapanget, Ini Barang Bukti yang Disita
Dia bersama rekannya mengecek ke dalam lokasi perusahaan kemudian masuk ke dalam areal perusahaan pembibitan mutiara tersebut sesampainya di dalam tidak ada orang yang ditemukan.
Para mantan teman sekerja Deasy memang sedang mencari keberadaan korban karena ditelepon Ochiai Sensei untuk melihat kondisi lokasi perusahaan.
Pasalnya korban disebutkan tak mengangkat telepon Ochiai Sensei.
Baca: Drama Menegangkan saat Evakuasi 3 Buaya di Sulut, Ada Buaya Pemakan Manusia Seberat 600 Kg
Namun, mereka melihat ada benda terapung yang menyerupai tubuh manusia berada diatas kolam tempat peliharaan seekor buaya.
Tim BKSDA dibantu TNI-Polri melakukan evakuasi terhadap buaya peliharaan milik WN Jepang yang menerkam Deasy Tuwo pada Senin (14/1/2019) siang.
Buaya dengan bobot 600 kilogram dan panjang sekitar 5 meter tersebut hendak dibawa ke Pusat Penangkaran Satwa (PPS) Tasik Koki di Desa Pimpin, Kecamatan Kema, Minahasa Utara.
Baca: Kematian Deasy Tuwo Masih Misteri: Polisi Buru WN Jepang Pemilik Buaya
Tim dibantu pemerintah dan masyarakat setempat untuk mengevakuasi buaya yang bernama Merry tersebut.
Untuk mengevakuasi buaya, tim harus membius buaya lewat kepalanya agar kondisinya melemah.
Setelah lemah kekuatannya berkurang, tim evakuasi kemudian mengikat mulut buaya dengan lakban hitam dan badannya diikat agar tidak merontak.
Kurang lebih 20 orang bahu membahu membopong buaya tersebut
Kepolisian hingga kini masih mencari pemilik buaya tersebut.

Cerita Anggota TNI yang Evakuasi Buaya Pemakan Manusia: Penuh Ketegangan hingga Gigi Copot
Tidak mudah mengevakuasi buaya pemakan Deasy Tuwo dari kolam di Desa Ranowangko, Kecamatan Tombariri, Kabupaten Minahasa, Senin (14/1/2019).
Banyak orang terlibat dalam evakuasi yang dipimpin Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Utara.
Buaya dengan bobot 600 kilogram dan panjang sekitar 5 meter tersebut hendak dibawa ke Pusat Penangkaran Satwa (PPS) Tasik Koki di Desa Pimpin, Kecamatan Kema, Minahasa Utara.
Selain tim dari BKSDA, evakuasi juga melibatkan masyarakat setempat dan anggota TNI dari Koramil 1302-07/Tombariri.
Satu di antara anggota TNI yang terlibat adalah Serda Arsyad.
Dia menceritakan ketegangan mengevakuasi reptil raksasa tersebut. Namun, saat buaya berhasil dievakuasi sorakan masyarakat yang menonton pun menggema.
"Ini pengalaman besar dan pertama kali saya ditugaskan untuk taklukan buaya dan mengambil bagian dalam evakuasi," tutur Arsyad.
Saat ditugaskan komandannya untuk membantu masyarakat setempat dan petugas BKSD, dengan semangat pria yang juga berugas sebagai bintara pembina desa (babinsa) desa setempat itu turun berjibaku menaklukkan sang buaya.
Baca: Lagi, Seekor Buaya Dievakuasi di Minahasa, Dipindahkan ke Tempat Buaya Pemakan Manusia
Baca: Kabar Terbaru Kasus Buaya Makan Manusia di Minahasa: Soal Hasil Autopsi hingga Polisi Buru WN Jepang
Ia mengaku sejak awal peristiwa naas tersebut, Arsyad turun melakukan kontrol, monitor dan menongkrongi tempat kejadia perkara di CV Yosiki atau tempat pembibitan mutiara milik warga Jepang.
Dia menceritakan proses evakuasi secara manual, pakai tali nilon, tali kapal, lem lakban dan selembar papan.
Awalnya mulut predator pemangsa itu diikat dengan tali, kemudian bersama-sama puluhan orang menahan seluruh bagian buaya dari kepala sampai ekor.
Tak mau kalah dengan serangan puluhan orang, sang buaya melakukan perlawanan.
Serda Arsyad duduk di atas leher buaya yang hendak dievakuasi, Senin (14/1/2019). (ISTIMEWA)
Diceritakan Arsyad, buaya itu terus-menerus merontak, menggerakkan seluruh badannya untuk melawan serangan manusia.
"Satu gigi bagian depan buaya itu sempat lepas," kata Arsyad.
Butuh waktu cukup lama, 3 sampai 4 jam, barulah kerja keras dan gotong royong membuahkan hasil, buaya itu berhasil dievakuasi.
Arsyad bercanda, mungkin sang buaya sudah capai sehingga perlawannya terhenti dan merelakan dirinya untuk diangkut keluar dari kandang.
Buaya kemudian diperban mulutnya dengan lakban dan dipasangi papan pada bagian bawah tubuhnya, kemudian secara perlahan-lahan dikeluarkan dari sarangnya.
"Evakuasi tidak diangkat ke atas, karena sangat tidak mungkin terjadi dengan kondisi dalam sarangnya dan bobot berat buaya. Sehingga kami membobol sarangnya sebagai jalur evakuasi," kata dia.
Rasa capai dan kelelahan bertarung melawan buaya itu akhir terbayar tuntas.
Arsyad salut dan berterima kasih kepada warga, petugas BKSDA, dan anggota koramil yang sudah membantu masyarakat mengevakuasi buaya itu.
Kata dia, mereka adalah orang-orang yang terpilih untuk tugas tersebut bukan orang sembarang; semuanya berbadan kekar dan kuat-kuat.
"Saya secara pribadi merasa senang bisa berhasil menangkap buaya tersebut, walaupun di dalam hati saya merasa waswas, sebab hewan ini adalah tergolong dalam binatang buas. Bagaimana tidak, kita ketahui bersama bahwa beberapa hari yang lalu hewan ini telah memangsa seseorang, namun demikian saya merasa bangga sebab sudah bisa menjinakkan buaya tersebut," tandasnya
TONTON JUGA: