Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

93 Turis Tiongkok Sempat Terjebak Ombak di Lihaga: Maruis Cs Tidur di Kantor Syahbandar

Gelombang laut yang mencapai ketinggian 4 meter melumpuhkan aktivitas pelayaran di Sulawesi Utara.

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
TRIBUNMANADO/ARTHUR ROMPIS
Suasana di Kawasan Megamas pasca gelombang tinggi, Kamis (27/0/12/2018) malam 

Catatan Tribun Manado, Manado pernah ditelan tsunami pada 1837. Tsunami pada tahun 1837 berupa gelombang air laut besar didahului gempa bumi berkekuatan 8 Skala Richter di Teluk Manado pada kedalaman 11 km, berjarak 150 km dari arah Pantai Manado

Kala itu, gelombang tsunami setinggi hampir 20 meter memorak morandakan pesisir pantai Manado.
Peristiwa maut itu mengantar Manado menjadi tuan rumah hajatan tsunami drill pada beberapa tahun lalu yang dihadiri Presiden SBY.

Menyandang predikat daerah berisiko namun program mitigasi bencana di Sulut belum maksimal. Hal itu nampak dari belum adanya rambu jalur evakuasi di lokasi rawan tsunami.

Adanya rambu memudahkan proses penyelamatan diri warga sekiranya terjadi bencana tsunami.
Program tsunami drill masih sangat minim. Akibatnya warga pesisir pantai yang rawan tsunami hanya beroleh teori penyelamatan tapi minim praktik.

Kaban BPBD Sulut Joy Oroh melalui Kabid Kedaruratan John Wungow mengatakan, rambu direncanakan segera dipasang. "Rambu rencananya akan kita pasang di sejumlah daerah rawan tsunami," kata dia kepada Tribun Manado di kantor BPBD Sulut, Selasa (2/10/2018).

Menurut Wungow, program sosialisasi mitigasi tsunami rutin dilakukan pihaknya di lokasi rawan. Sosialisasi dilakukan terhadap warga serta anak sekolah.

"Mereka diajar tentang bagaimana cara menghadapi bencana, langkah awalnya dan seterusnya step by step, juga bagaimana mengelola emosi agar tidak panik," kata dia.

Beber dia, semua gedung bertingkat diwajibkan membuat jalur evakuasi. Pengelola gedung diwajibkan pula membuat SOP bencana. "Semua gedung harus demikian," kata dia.

Kini pihak BPBD sementara mensosialisasikan pelajaran mitigasi lewat medsos.
Dengan cara itu diharapkan warga, utamanya generasi milenial bisa mendapat pengetahuan awal mengenai pelajaran mitigasi.

Dikatakan John, pihaknya juga terus merawat peralatan tsunami yang dimiliki.
Setiap tanggal 26, sirene itu dibunyikan. "Agar alatnya tetap berfungsi," kata dia. Sebut dia, alat tersebut dibunyikan jika ada peringatan tsunami dari BMKG.

Mantan Menteri Negara Riset dan Teknologi (Menristek), Kusmayanto Kadiman menyatakan Kota Manado pernah dilanda bencana alam gelombang tsunami setinggi 20 meter pada tahun 1837, sehingga kota tersebut dipilih menjadi lokasi kegiatan "tsunami drill".

"Tsunami pada tahun 1837 berupa gelombang air laut besar didahului gempa bumi berkekuatan 8 Skala Richter di Teluk Manado pada kedalaman 11 km, berjarak 150 km dari arah Pantai Manado," kata Menristek Kusmayanto, pada acara "Tsunami Drill" di Manado, Sulut, Sabtu (27/12/2008). (crz/art)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved