Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

93 Turis Tiongkok Sempat Terjebak Ombak di Lihaga: Maruis Cs Tidur di Kantor Syahbandar

Gelombang laut yang mencapai ketinggian 4 meter melumpuhkan aktivitas pelayaran di Sulawesi Utara.

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
TRIBUNMANADO/ARTHUR ROMPIS
Suasana di Kawasan Megamas pasca gelombang tinggi, Kamis (27/0/12/2018) malam 

Cuaca ekstrem juga dirasakan sejumlah pemilik kafe di pinggir pantai MegaMas Manado. Mereka masih ragu membuka kafenya pascahantaman ombak dan angin keras, Kamis (27/12) malam.

"Kami masih lihat-lihat dulu," kata pria pemilik Cafe Fu King yang enggan namanya disebut, Jumat siang.
Ia mengaku tetap mempersiapkan menu serta tempat.

Menurut dia, hantaman ombak Kamis malam menyebabkan air masuk ke kafe melalui seng. Dia pun buru-buru menutup kafe. "Langsung kami tutup," kata dia.

Sebutnya, kafe miliknya termasuk yang parah terkena hantaman ombak. Itu disebabkan penahan ombak yang kurang panjang di belakang kafe. "Saat kami tutup, kafe lainnya masih ramai," ujar dia.

Charly, pemilik kafe ikan bakar menyatakan, ia menanti perkembangan situasi hingga sore. Jika cuaca kembali normal, maka kafe akan dibuka. "Kita lihat nanti," kata dia. Maikel, pemilik cafe lainnya mengaku, alami penurunan pengunjung signifikan pada hari Jumat.

Biasanya, kata dia, pengunjung membludak jelang Tahun Baru. "Tapi kini menurun jauh, dari tadi hanya beberapa orang yang makan, orang pada takut, apalagi sudah heboh di medsos," kata dia.

Ia memilih tetap buka dikarenakan kafenya tergolong aman, berada di tempat dengan penahan ombak yang panjang. Sebut dia, cuaca ekstrem kali ini adalah siklus empat tahunan. "Empat tahun lalu juga
seperti ini, " kata dia.

Ia berharap cuaca ekstrem kali ini tak akan sampai malam pergantian Tahun Baru. Amatan Tribun, kafe di kawasan MegaM as memang agak sepi dibanding biasanya.
Beberapa kafe bahkan tutup.

Area sekitar McDonald di Kawasan MegaMas, Kamis (28/12) malam, berubah jadi tempat horor. Ombak keras dari lautan mengempas disertai bunyi gemuruh. Air yang terbawa ke daratan menciptakan genangan beberapa sentimeter hingga jarak sekira 20 meter dari tepi pantai.

Tiang lampu serta papan reklame goyang ke kiri dan kanan. Desau angin terdengar jelas, mengintimidasi.
Seorang pria yang mengaku bernama Lorens, salah satu pekerja sebuah rumah makan di sekitar tempat itu
menyatakan, sejumlah restoran tutup cepat pada Kamis malam itu. "Suasana sangat menakutkan, " beber dia.

Sebut dia, kuatnya hempasan air sampai sampai tanaman di sekitar rumah makan ‘d terrace’ rusak.
Jumat siang sisa tanaman yang dirusak masih berada
di tengah jalan. Genangan air juga masih tampak.
Restoran sudah buka seperti biasa.

Pihak MegaMas melarang warga untuk duduk di trotoar tepi pantai. Namun banyak warga yang keras kepala.
Mereka tetap mendekat. Bahkan beberapa di antaranya malah selfie. Itu memusingkan seorang satpam yang berjaga di sana.

"Dilarang malah mendekat," kata dia. Ia takut warga tertarik ombak ke laut. Sebut dia, ombak keras terus menyapu pesisir pantai. "Malah ada yang tembus ke daratan, " kata dia. Ia membeber, Kamis malam, area depan KFC dan McDonald sempat tergenang air karena hantaman ombak dari lautan.

Danlantamal VIII Manado Laksamana Pertama TNI, Gig Jonias Mozes Sipasulta M.Mar, Stud
Danlantamal VIII Manado Laksamana Pertama TNI, Gig Jonias Mozes Sipasulta M.Mar, Stud (TRIBUNMANADO/CHRISTIAN WAYONGKERE)

Danlantamal: Hati-hati saat Melaut

Panas terik tiba-tiba hujan disertai angin kencang terus melanda wilayah Sulut. Pohon tumbang, air laut naik ke daratan dan lainnya. Lantamal VIII Manado mengeluarkan imbauan kepada nelayan dan angkutan laut agar waspada terhadap cuaca ekstrem.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved