Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Terkait Penyelamatan Tanaman Kelapa, Ketua PSE Keuskupan Manado Pastor Joy Derry Beri Tanggapan

Terkait Penyelamatan Tanaman Kelapa, Ketua PSE Keuskupan Manado Pastor Joy Derry Beri Tanggapan.

Editor: Siti Nurjanah
ist
Pastor Joy Derry (kanan) 

Menurutnya, Minyak Kelapa merupakan salah satu hasil olahan tanaman kelapa yang telah mengharumkan nama Sulawesi Utara di tingkat internasional. Minyak kelapa Sulut bahkan disebut sebagai salah satu yang terbaik didunia. 

"Beragam produk olahan dapat dihasilkan juga dari tanaman kelapa. Daging buah kelapa dapat diolah menjadi produk kebutuhan rumah tangga berupa bumbu dapur, santan, kopra, minyak kelapa dan kelapa parut kering," ujarnya.

Ia menuturkan minyak kelapa masih dapat diolah untuk menghasilkan banyak produk turunan lain. Minyak Kelapa dapat digunakan sebagai bahan untuk margarin, es krim, bahan pelumas, kembang gula, shampoo, cuci, dan minyak rambut. 

"Minyak kelapa kasar memiliki keunggulan dibandingkan dengan CPO. Bunga kelapa (mayang) atau bunga kelapa yang belum mekar, dapat disadap untuk menghasilkan nira kelapa. Nira ini digunakan sebagai bahan baku produk antara lain gula kelapa, asam cuka, ragi, minuman beralkohol dan juga untuk industri kerajinan hiasan dinding dan dekorasi," katanya.

Ia memaparkan Pelepah Kelapa dapat menjadi bahan baku Industri kerajinan, seperti topi, kipas, gabus dan bahan bakar. Air kelapa, selain dapat diminum langsung, dapat pula diolah menjadi sirop, nata de coco, kecap, minuman isotonik dan lain-lain. 

"Tempurung kelapa dapat dimanfaatkan berbagai industri seperti arang dan karbon yang berfungsi untuk mengabsorbsi gas selain sebagai barang kerajinan, alat rumah tangga dan barang-barang seni lainnya, seperti ikat pinggang, gelang, sendok, asbak, kancing dan hiasan dinding. Tempurung kelapa juga bisa dijadikan asap cair sebagai salah satu bahan dalam pengawetan ikan asap," ujarnya.

Ia mengatakan sabut kelapa dapat dijadikan sebagai bahan baku aneka industri, seperti karpet, sikat, bahan pengisi jok mobil, tali dan lain-lain. Sabut gabus kelapa dapat dibuat pot bunga dan mulsa. Sabut berkaret bisa dibuat batako, kasur, dan mebeler. Sabut kelapa juga dapat dibuat pupuk dengan cara dibakar terlebih dahulu. 

"Akar kelapa telah banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku karya seni, mebeler dan barang kerajinan. Akar kelapa ini juga dapat menghasilkan obat-obatan dan zat warna," katanya

Sementara, batang kelapa yang sudah tua dapat digunakan untuk bahan bangunan, jembatan, kerangka papan perahu, atau kayu bakar. Daya tahan bahan bangunan dari batang kelapa ini mencapai puluhan tahun. Batang kelapa dapat menjadi bahan baku industri kerajinan seperti gagang cangkul, patung, tempat buah, asbak, hiasan dinding dan mebeler rumah tangga. 

"Daun kelapa yang muda biasanya untuk kemasan masakan tradisional (ketupat) atau hiasan janur. Sedangkan daun kelapa yang sudah tua dimanfaatkan sebagai atap, sapu lidi, tusuk sate dan berbagai manfaat lainnya, seperti tikar, topi, janur, dan keranjang," katanya

Namun disayangkan katanya menurut data Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun) Kementerian Pertanian, pada tahun 2017, luas perkebunan kelapa di Sulut kurang lebih 275.656 hektar dengan lahan produksi sebesar 265.637h ektar. Luas areal perkebunan dan lahan produksi ini mengalami penurunan jika dibandingkan pada tahun 2016 dengan luar areal perkebunan sebesar 276.693 hektar, sedangkan lahan produksi  268.882 hektar. Kondisi tersebut cukup memprihatinkan mengingat tanaman kelapa yang dapat diolah menjadi berbagai jenis produksi, bernilai tinggi.

"Bila tak ada upaya menyelamatkan kebun kelapa maka generasi mendatang tidak pernah melihat nyiur melambai dan tidak lagi menikmati  produk pohon kelapa. Dari tahun ke tahun wilayah nyiur melambai makin sempit dan masyarakat makin tak bergairah merawat kebun kelapa karena harga jual tak menutupi biaya: produksi," ujarnya.

Ia mengatakan, tantangannya tansaksi pengalihan kepemilikan lahan kelapa dari masyarakat kepada pemodal dan investor makin banyak terjadi di daerah pinggiran kota atau daerah pengembangan sampai ke pedesaan. Hali ini disebabkan oleh Kebutuhan lahan perkantoran, lahan perumahan dan lahan industry. Masyarakat  tak berdaya berhadapan dengan program pembangunan oleh pemerintah dan program pengembangan oleh para investor. 

" Di daerah pedesaan  Petani Kelapa tidak bersemangat untuk merawat kebun kelapanya karena harga jual tidak menutupi biaya produksi. Hal ini menjadi salah satu factor yang mendorong petani begitu mudah mengalihkan kepemilikan lahannya kepada para pemodal dan investor," katanya

Masyarakat susah kata dia juga akan semakin susah di masa yang akan datang bila lahan sumber penghidupan begitu mudah beralih kepada kaum bermodal. Masyarakat susah akan semakin banyak di masa mendatang bila semakin banyak masyarakat tidak memiliki sumber penghidupan. Beban negara pun akan semakin berat, karena semakin banyak orang susah yang harus dihidupi.

Sumber: Tribun Manado
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

Polisi Sipil, Bukan Alat Kekuasaan

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved