Inilah 13 Tips Atasi Hiportemia Saat Mendaki Gunung di Musim Hujan
Kondisi saat tubuh tak sanggup mengembalikan suhu panas karena suhunya terlalu cepat turun ini bisa berakibat fatal.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Penyakit seperti flu, batuk hingga demam jadi penyakit biasa yang terjadi di musim hujan.
Satu penyakit yang bisa terjadi pada para pendaki saat musim hujan adalah hiportemia.
Hipotermia masih jadi satu hal yang paling ditakuti para pendaki.
Kondisi saat tubuh tak sanggup mengembalikan suhu panas karena suhunya terlalu cepat turun ini bisa berakibat fatal.
Lantas, bagaimana bila ada satu kawan kita yang mengalami kondisi ini?
Baca: Berikut 5 Kuliner Khas Makassar, Ada Sop Saudara hingga Buras
Kenali gejala-gejala hipotermia dan lekas melakukan pertolongan pertama.
Hipotermia merupakan kondisi ketika suhu bagian dalam tubuh di bawah 35 derajat Celcius.
Suhu dalam ini berbeda dengan suhu luar atau suhu kulit.
Suhu tubuh normal adalah 36,5-37,5 derajat Celcius.
Baca: 6 Zodiak Ini Sulit Ditebak & Cenderung Tertutup
Saat kurang dari itu, respon tubuh untuk mengatur suhu akan aktif menyeimbangkan produksi panas dan kehilangan panas dalam tubuh.
Manurut Twitter @Mapala_UI, gejala awal hipotermia meliputi menggigil, ataksia (terganggunya koordinasi otot), lesu, kulit pucat, bibir membiru, takipnea (nafas cepat dan pendek), takikardia (detak jantuk cepat saat beristirahat), mengeluh dan menggerutu.
Pada tingkat yang lebih ekstrim, penderita justru tidak lagi menggigil, ia akan mengalami kekakuan otot, koma, henti nafas, edema paru, hingga meninggal.
Baca: Inilah Daftar Negara Paling Berbahaya dan Aman Dikunjungi
Berikut tips dan trik dari yang dirangkum tribunmanado.co.id daro TribunTravel.com untuk menangani hiportemia.
10. Dalam menangani hipotermia, prinsip dasarnya adalah menjaga panas tubuh penderita dan mengganti bahan bakar tubuh yang mereka bakar hingga menghasilkan panas.
1. Hal yang perlu diperhatikan adalah hangatkan penderita secara pelan-pelan, JANGAN TERLALU CEPAT.