Pdt Sompe Minta Jemaat Tak Reaktif, Habib Bahar: Saya Punya Banyak Teman Pendeta
Kontroversi yang berujung aksi penolakan ormas adat Minahasa terhadap dua pentolan gerakan 212, Habib Muhammad Bahar bin Ali bin Smith
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Wakapolda Sulut Brigjen Pol Jhony Asadoma berdialog dengan massa ormas adat Minahasa yang memadati Jalan Martadinata, Manado, Selasa dini hari hingga subuh.
Dengan bantuan pengeras suara, Asadoma meminta massa segera beranjak.
Massa dari ormas adat memadati sepanjang jalan dan hendak menuju ke arah Kelurahan Karame, tempat Habib Smith berada. Makin malam, massa makin banyak.
Jelang pukul 04.30 Wita, ribuan anggota ormas adat dan masyarakat yang memadati Jalan Martadinata Paal Dua mulai membubarkan diri. Ada kabar Habib Bahar telah bertolak ke Jakarta. Massa satu persatu membubarkan diri dan pulang menaiki kendaraan masing-masing. Sebagian massa berasal dari luar Manado seperti Tondano, Tomohon serta Langowan.
Pangdam-Wakapolda Tenangkan Massa
Pangdam XIII/Merdeka Mayjen TNI Tiopan Aritonang dan Wakapolda Sulut Brigjen Pol Johny Asadomah terjun langsung ke jalan Martadinata, Selasa (16/10/2018) untuk mengawal aksi dari ormas adat Minahasa yang menolak kehadiran 2 pentolan gerakan 212.
Selain Pangdam dan Wakapolda ada pula Dandim 1309/Manado Letkol Elvino Yudha Kurniawan yang ikut hadir dalam penjagaan tersebut.
Kedua jenderal tersebut lalu meminta pendemo untuk tetap tenang dan menjaga Sulut tetap aman. "Sulut terkenal dengan toleransinya, ayo kita jaga sama-sama," ujar Tiopan.
Baca: 7 Fakta di Balik Penolakan pada Habib Bahar & Al-athos di Manado, Alasan Ormas hingga Isi Ceramah
Kehadiran dua jenderal ini berhasil meredam massa yang sudah mulai memanas. Tak berapa lama para pendemo pun mulai membubarkan diri, atas permintaan dua jendral berpangkat satu serta dua bintang ini.
Kapolda Sulut Irjen Bambang Waskito mengapresiasi petugas di lapangan yang terlihat sinergi TNI dan Polri yang dengan sigap dapat mengamankan kedua belah pihak sehingga tidak berlarut dan tidak ada korban pada aksi penolakan kedatangan Habib Muhammad Bahar bin Ali bin Smith dan Habib Muhammad Hanif bin Abdurrahman Al-athos di Manado.

Aksi penolakan oleh massa terjadi di Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado sejak Senin siang.
Aksi penolakan juga terjadi di ruas Jalan RE Martadinata Paal Dua. Namun situasi yang sempat memanas, berhasil diredam dengan upaya persuasif oleh pihak kepolisian yang dipimpin Wakapolda Sulut Brigjen Pol Johni Asadoma.
Kabid Humas Polda Sulut, Kombes Ibrahim Tompo menegaskan, sampai sekarang ini situasi di Manado dan sekitarnya tetap aman dan terkendali. "Kami juga mengimbau masyarakat agar tidak mudah terprovokasi, terutama melalui media sosial. Tetap jaga kerukunan, persatuan dan kesatuan," ujar kabid humas.
Lanjutnya, tidak ada hal yang cukup rawan dan meresahkan masyarakat.
Banyak penumpang harus tertahan karena di blokadenya pintu Bandara Samrat. Beberapa personil Polresta Manado pun berinisiatif untuk mengantar para penumpang keluar menggunakan mobil Sabhara.
"Kami utamakan orang tua dan anak untuk keluar dari Bandara Sam Ratulangi," ujar Kapolresta Manado Kombes Pol FX Surya Kumara.
Ia menegaskan bahwa anggota kepolisian tidak hanya bertugas menjaga keamanan. "Tapi pelayanan masyarakat juga kami utamakan," tegasnya.
Sebanyak 400 personil Polresta Manado diterjunkan. Penjagaan dimulai dari Bandara Samrat hingga terjadinya bentrok di Jalan Martadinata.