Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Ma’ruf: Mari Jualan Program Saja

Cawapres nomor urut 01, Ma’ruf Amin, menyerukan agar jangan sampai melakukan politisasi agama demi kepentingan pemenangan

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Cawapres no urut 1 KH Maruf Amin (kanan) didampingi moderator Hadi Ahdiana (kiri) memberi paparan saat Dialog Kebangsaan dan Deklarasi Golkar-Jokowi (Go Jo) di Ponpes Annawawi Tanara, Serang, Banten, Minggu (30/9). Bila terpilih, Maruf Amin bertekad untuk merealisasikan gagasan-gagasannya dalam membangkitkan ekonomi kerakyatan dan pedesaan antara lain dengan memberdayakan jaringan pondok-pondok pesantren. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Cawapres nomor urut 01, Ma’ruf Amin, menyerukan agar jangan sampai melakukan politisasi agama demi kepentingan pemenangan politik di Pilpres 2019.

Kedepankan ketokohan dan program membangun Indonesia maju, begitu pesan Kiai Ma’ruf dengan para sesepuh Ponpes Krapyak, Yogyakarta, Minggu (14/10/2018).

“Ya kita jangan membawa isu agama lah. Kita kan masyarakat Indonesia itu plural. Justru kita membawa bagaimana keutuhan bangsa itu kita jaga,” kata Ma’ruf.

Ia mengatakan, jauh lebih konstruktif bila yang dibicarakan adalah topik semacam pemberdayaan ekonomi masyarakat ke depan. Bagaimana, setiap masing-masing calon maupun pendukungan, punya program dengan target memajukan ekonomi masyarakat.

“Tak usah saling menjelekkan. Tak usah memaki-maki, mendiskreditkan. Masing-masing jualan programnya saja, jualan tokohnya saja,” tegas Ma’ruf.

Ia menilai Presiden Jokowi telah membangun pondasi ekonomi kuat untuk Indonesia. Oleh karena itu, ke depannya hanya perlu dimaksimalkan.

“Saya kira kita sudah sepakat dengan beliau. Gimana landasan-landasan, patok-patok yang sudah diletakkan Pak Jokowi sebagai milestone, kita berikan nilai tambah, kita maksimalkan manfaatnya,” ujar Ma’ruf.

Ia meyakini hal itu akan menimbulkan lompatan-lompatan besar bagi Indonesia. “Maximize utility sehingga nanti menjadi potensi yang besar. Saya yakin kalau kita bisa memanfaatkannya dengan baik maka Indonesia akan melakukan lompatan-lompatan besar ke depan,” kata dia.

Ia mengatakan, dirinya juga kerap membahas perekonomian syariah dengan berbagai pihak untuk memaksimalkan pondasi ekonomi yang telah dibangun Jokowi.

Stevanus Sampe
Stevanus Sampe (Istimewa)

Sulit Bedakan

Pengamat politik dari Unsrat, Stevanus Sampe mengatakan, biasanya negative campaign dilakukan oleh oposisi terhadap incumbent. Mereka mengkritik kebijakan incumbent tentu saja dengan bukti dan data yang kuat. Negative campaign ini berbeda dengan black campaign.

Karena black campaign lebih menunjuk pada tuduhan yang tidak berhubungan dengan kemampuan kepemimpinan lawan politik misalnya dengan mencap lawan politiknya tidak layak memimpin karena latar belakang agama atau suku bangsanya.

Sekarang ini banyak beredar kampanye hitam dan kampanye negatif. Dua jenis ini bercampur baur sehingga sulit untuk dibedakan satu dengan yang lain selama masa kampanye ini.

Saat ini jumlah pemilih rasional semakin meningkat. Para pemilih yang rasional ini akan menjatuhkan pilihan mereka setelah melihat dan mempertimbangkan program-program dari para kandidat.

Mereka akan cenderung menjatuhkan pilihan mereka pada kandidat yang memiliki program pelayanan publik yang benar-benar dirasakan masyarakat banyak.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved