Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

137.867 Anak Sulut Belum Imunisasi MR: Beberapa Sekolah Masih Menolak Vaksinasi

Di Sulawesi Utara sudah ada 469.259 anak usia 0-15 tahun (79,29 persen) dari 591.775 anak yang mengikuti program imunisasi.

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Aldi Ponge
TRIBUNMANADO/FELIX TENDEKEN
Proses penyuntikan vaksin MR di sekolah-sekolah di Bolsel () 

Menurut Kepala Bidang (Kabid) P2P dan Wabah Sammy Rarung, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Depag Boltim dan Dinas Pendidikan. Masih ada tiga sekolah yang belum selesai melaksanakan MR.

Sekolah tersebut MTS Bongkudai masih ada 300, SD Negeri 1 Matabulu 175 dan SD Cokroaminoto 90 anak.

"Kami tinggal menunggu petunjuk dari Dinas Pendidikan bekerja sama dengan Depag Boltim. Maka kami langsung akan turun," ujar Rarung.

Baca: Ramalan Zodiak Jumat 28 September 2018: Cancer Lancar, Rezeki Libra 

Kata dia, presentase pencapaian imunisasi MR di Boltim 86,03 persen hingga 24 September 2018. Target sasaran 18.122. Kepala Dinas Pendidikan, Yusri Damopolii mengatakan, akan turun ketiga SD tersebut, untuk memberikan sosialisasi tentang imunisasi MR.

Di Kabupaten Minahasa Utara realisasi imuninasi MR capai 87,96 persen per 24 September 2018. Bahkan, Puskesmas Mubune sudah 100 persen tapi per 23 September 2018.

Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinkes Minut Isla Aksa, SKM mengatakan Mubune capai 100 persen karena kepala puskesmas sampai tenaga kesehatan di desa jemput bola. Bidan-bidan desa pun langsung memberi imunisasi.

"Mereka langsung turun.Negatifnya kalau tidak capai target obat yang sudah dibuka harus dibuang," katanya.

Progres vaksinasi di Kabupaten Bolaang Mongondow sudah mencapai 74.35 persen atau 48.825 anak. Kepala Dinkes Sahara Albugis mengatakan, pihaknya terus berupaya menyelesaikan program pemerintah pusat.

"Cakupan di 18 puskesmas di Bolmong terus berjalan, bahkan Puskesmas Mopuya sudah capai 111 persen," ucapnya. Walaupun ada kendala pada awalnya, tapi Dinkes bersama seluruh petugas terus bekerja keras memberikan edukasi kepada masyarakat di Bolmong terkait pentingnya vaksin MR bagi anak-anak.

Vaksin MR adalah jenis imunisasi yang berfungsi untuk melindungi tubuh dari dua penyakit sekaligus - campak (Measles) dan campak Jerman (Rubella).

Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinkes Wiyono menambahkan, progres vaksin MR terus berjalan di seluruh Bolmong. Sasaran di Bolmong ada sekitar 69.918 anak, yang sudah diimunisasi 48.825 anak, sisanya masih 16.093 anak.

Tubuh Mengatasi Infeksi MR

Dokter Adi Tucunan, Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Unsrat mengatakan, vaksinasi adalah suatu tindakan pemberian zat yang berasal dari kuman, baik yang sudah mati ataupun yang dilemahkan. 

Dengan pemberian vaksin ini, sistem pertahanan tubuh mengenali kuman tersebut, sehingga tubuh bisa mengatasinya apabila suatu saat terinfeksi.

Vaksin MR adalah jenis imunisasi yang berfungsi untuk melindungi tubuh dari dua penyakit sekaligus yakni campak(measles) dan campak Jerman (rubella). 

Penyakit campak, baik itu campak biasa maupun rubella atau campak Jerman masih sering terjadi pada anak-anak. Sehingga butuh imunisasi pada anak-anak usia 0 sampai 15 tahun untuk mencegah hal ini.

Banyak terjadi pro dan kontra dengan vaksin MR ini, karena bahannya yang dinilai tak halal. Namun baik pemerintah dalam hal ini Kemenkes RI dan MUI telah mengeluarkan pernyataan terkait vakni MR ini.
Sehingga warga seharusnya memvaksin anak-anak mereka agar terhindar dari berbagai penyakit tersebut. Sebab kasiat vaksin MR ini sangat baik. Yang jadi masalah kan bahannya, bukan kasiatnya.

Isu Vaksin Tak Halal Sempat Merebak

Masyarakat di Desa Matayangan, Kecamatan Dumoga Barat, Kabupaten Bolmong awalnya menolak.
Dinkes Bolmong tak patah semangat. Petugas melakukan advokasi dan penjelasan dengan menghadirkan Kemenag Bolmong dan Dinkes Provinsi guna menjelaskan terkait MR.

Kabid Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Dinkes Wiyono mengatakan, masyarakat awalnya tidak menerima kalau anak mereka diimunisasi.

Tapi semenjak dikunjungi Dinkes dan Kemenag pada waktu lalu dan diberikan penjelasan tentang MR, maka mereka meminta untuk divaksin.
"Mereka tidak mau anak-anak mereka akan divaksin MR, tapi saat menerima penjelasan maka sudah berminat untuk divaksin," ungkapnya.

Kadis Dinkes Bolmong, Sahara Albugis menambahkan, masyarakat sempat percaya dengan adanya isu terkait vaksin yang tidak halal.

Untuk itu pihaknya, tetap akan berusaha menjelaskan dan memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa vaksin dari Dinkes itu halal.

"Dan saya berharap masyarakat bisa memahami ini, hingga semua masyarakat di Kabupaten Bolmong akan menerima ini," jelasnya.

Makanya, target di Bolmong sempat melambat karena dipengaruhi oleh pemahaman masyarakat tentang fatwa MUI, dan masyarakat perlu pendampingan dalam mengambil keputusan. (chi/fin/dma/kel/ryo/fin/lix/ven/kel/oly)

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved