Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

137.867 Anak Sulut Belum Imunisasi MR: Beberapa Sekolah Masih Menolak Vaksinasi

Di Sulawesi Utara sudah ada 469.259 anak usia 0-15 tahun (79,29 persen) dari 591.775 anak yang mengikuti program imunisasi.

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Aldi Ponge
TRIBUNMANADO/FELIX TENDEKEN
Proses penyuntikan vaksin MR di sekolah-sekolah di Bolsel () 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Lamban imunisasi measles dan rubella (MR) secara nasional.

Kementerian Kesehatan kemudian mengundur waktu vaksinasi dari 30 September hingga 31 Oktober.

Di Sulawesi Utara sudah ada 469.259 anak usia 0-15 tahun (79,29 persen) dari 591.775 anak yang mengikuti program imunisasi.

Sebulan ke depan, akan difokuskan untuk 137.867 anak lagi.

Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Sulut, Steven Dandel mengatakan, Kemenkes memperpanjang kampanye imunisasi MR.

Secara nasional belum menuhi ekspektasi, tapi di Sulut capaian vaksinasi MR cukup memuaskan.

"Secara nasional capaian baru 46 persen tapi, sementera di Sulut asumsi sudah 81 persen," kata dia kepada tribunmanado.co.id, Kamis (27/9/2017).

Baca: Seludupkan Sabu ke Lapas Manado, Franco Dituntut 6 Tahun Penjara

Sasaran imunisasi anak usia 9 bulan - 15 tahun berjumlah 591.775 anak, hingga per 26 September 2018 sudah 469.259 anak yang terjangkau imunisasi, sisa 137.867.

"Data capaian kita update per hari," ungkap dia.

Secara peringkat capaian presentasi Sulut berada di urutan ketiga nasional.

"Kami mengapresiasi kota/kabupaten bekerja dengan baik, tapi masih ada capaian yang kita harus kejar hingga 31 Oktober, sekitar 15-20 persen, kita optimistis capai target," ujar dia.

Di sisa waktu ini, petugas kesehatan akan melakukan sweeping ke rumah-rumah memberikan imunisasi kepada anak usia 9 bulan sampai15 tahun.

Bagi yang belum berkesempatan ikut, imunisasi MR akan jadi program imunisasi rutin yang bisa diperoleh layanannya di puskesmas. Awalnya tim mengalami kendala isu vaksin tak halal dan berita hoaks dampak negatif vaksin MR.

Baca: Pelajari Video Tutorial Pendaftaran CPNS 2018 di Sscn.bkn.go.id, Resmi dari BKN!

Namun setelah bekerja sama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Kementerian Agama, masalah itu berangsur teratasi dibuktikan dengan capaian yang diperoleh.

"Kontroversi ini sudah ditangani MUI dan Kemenag karena masalah keagamaan. Dan tim berhasil meyakinkan masyarakat," kata dia.

Imunisasi MR bermanfaat untuk memberi perlindungan kepada generasi masa depan.

"Anak-anak kita akan kebal terhadap penyakit berbahaya ini," sebut dia.

Ia mengimbau, masyarakat memanfaatkan sisa waktu ini untuk ikut program imunisasi MR.

"Sangat disayangkan kalau tidak ikut, karena program ini gratis," kata dia.

Pemerintah mengganggarkan Rp 3 triliun untuk pengadaan vaksin MR ini, padahal di negara tetangga saja, masyarakatnya harus membayar sekitar Rp 900 ribu untuk memperoleh layanan diimunisasi.

Bukan tanpa hambatan. Pemerintah Kota Manado masih terkendala menyukseskan imunisasi MR.

Dinkes masih sulit pada sekolah muslim yang menolak karena menganggap vaksin ini haram.

Baca: Vicky Lumentut, Yasti, Tatong dan SAS Disebut Gabung ke Partai Nasdem, Ini Kata Max Lomban

Padahal MUI telah mengeluarkan fatwa Nomor 33 tahun 2018 yang membolehkan umat Muslim menggunakan vaksin ini karena dalam kondisi keterpaksaan. Namun MUI mengeluarkan rekomendasi agar pemerintah segera menemukan vaksin yang halal.

"Ada satu sekolah di Mapanget, 800 siswa. Sekolah ini menolak untuk imunisasi. Ada pula TK yang muridnya puluhan, menolak imunisasi ini. Banyak sekolah Muslim yang menolak," ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan kota Manado Dokter Joy Zeekeon, Rabu (26/9/2018).

Data terakhir, Pemkot Manado baru mencapai 74,45 persen dari target 104.616 anak. Pemkot agak pesimis mencapai target, jika banyak sekolah masih menolak.

"Kami mengimbau warga agar mau mengimunisasi anak-anak mereka. Terutama sekolah Muslim. MUI sudah mengeluarkan fatwa bahwa bisa diimunisasi. Ini juga untuk kebaikan semua, agar terhindar dari penyakit mematikan," jelasnya.

Baca: Gaji Aldi Adilang, Nelayan Hanyut Selama 49 Hari Malah Dipotong Perusahannya

Pemkot masih mengupayakan agar sekolah Muslim yang menolak agar mau memvaksi anak-anak di sekolah tersebut. Upaya sebelumnya telah ada sosialisasi pada sekolah Muslim yang dihadiri semua pemangku kepentingan.

Selain upaya untuk sekolah Muslim, Dinkes melakukan razia anak wajib imunisasi MR.

Petugas naik turun rumah melakukan sweeping anak. Sebab bisa saja mereka tak datang sekolah pas imunisasi.

Agustus menjangkau SD hingga SMP. Sementara September, kampanye imunisasi menjangkau pos pelayanan kesehatan seperti posyandu, puskesmas, polindes dan pos kesehatan lainnya.

Kontradiksi dengan sekolah muslim yang menolak, warga lainnya malah mendukung penuh. Banyak warga yang langsung mengiyakan anak mereka ikut kampanye ini di sekolah.

Vinnie, warga Sario, berpendapat imunisasi ini program bagus. Sebagai bagian dari upaya mencegah penyakit.

"Setahu saya kalau bayar mahal ya ini. Anak saya sudah suntik pas di TK waktu lalu. Semoga bisa menjangkau semua anak di Manado,” kata dia.

Baca: Aldi Adilang, Nelayan Wori yang Hanyut 49 Hari hingga ke Laut Guam, Diundang Bertemu Menteri Susi

Selanjutnya, imunisasi MR ini akan menjadi imunisasi rutin pada anak 9 bulan, 18 bulan hingga anak kelas 1 SD atau sederajat melalui bulan imunisasi anak sekolah.

Kampanye ini bertujuan meningkatkan kekebalan masyarakat terbaik penyakit campak dan rubella secara cepat.

Memutuskan transmisi virus campak dan rubella pada masyarakat, menurunkan angka kesakitan campak dan rubella, menurunkan angka kesakitan CRS serta meningkatkan pentingnya imunisasi rutin.

Infografis Vaksinasi Campak Rubella di Sulut
Infografis Vaksinasi Campak Rubella di Sulut (tribun manado/infografis:alex taroreh)

Dinkes Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan pada 24 September tercatat menempati posisi ketiga realisasi tertinggi imunisasi MR di Sulut. Demikian dikatakan Kadis Kesehatan Bolsel dr Sadly Mokodongan. "Untuk posisinya sudah 88,87 persen," jelas Kadis, Rabu (26/9/2018).

Kabupaten Sitaro menempati posisi pertama (93,64 persen) dan Kota Tomohon (90,52 persen), kemudian Bolsel. Diakuinya, ada beberapa kendala.

"Halanganya saat turun lapangan ada anak yang sakit, sehingga kegiatan vaksin harus ditunda," jelasnya.

Begitu juga dengan jadwal koordinasi di lapangan baik dengan kepala puskesmas maupun sangadi (kepala desa).

"Tapi kita upayakan semua target tercapai," tandas dokter.

Baca: Bupati Minut 10 Kali Mangkir di Sidang Kasus Pemecah Ombak, Hakim Perintah Jaksa Panggil Paksa

Sebanyak 12.662 (90 persen) anak di Kabupaten Kepulauan Sitaro telah melakukan imunisasi.

"Itu telah masuk di laporan ke Dinkes Provinsi. Tentu ini merupakan kerja keras dari petugas kami yang terus menggenjot program tersebut," kata Kepala Dinas Kesehatan dr Ria Papalapu.

Katanya, Dinkes terus melakukan imunisasi untuk mencapai target. "Karena Sitaro semakin meningkat untuk pencapaian imunisasi MR," ujar dia. "Saya harap dapat melebihi target nasional. Target daerah yang saya pasang sebesar 101 persen," ujarnya.

Di Bolaang Mongondow Timur, ada 535 anak SD belum melakukan imunisasi.

Menurut Kepala Bidang (Kabid) P2P dan Wabah Sammy Rarung, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Depag Boltim dan Dinas Pendidikan. Masih ada tiga sekolah yang belum selesai melaksanakan MR.

Sekolah tersebut MTS Bongkudai masih ada 300, SD Negeri 1 Matabulu 175 dan SD Cokroaminoto 90 anak.

"Kami tinggal menunggu petunjuk dari Dinas Pendidikan bekerja sama dengan Depag Boltim. Maka kami langsung akan turun," ujar Rarung.

Baca: Ramalan Zodiak Jumat 28 September 2018: Cancer Lancar, Rezeki Libra 

Kata dia, presentase pencapaian imunisasi MR di Boltim 86,03 persen hingga 24 September 2018. Target sasaran 18.122. Kepala Dinas Pendidikan, Yusri Damopolii mengatakan, akan turun ketiga SD tersebut, untuk memberikan sosialisasi tentang imunisasi MR.

Di Kabupaten Minahasa Utara realisasi imuninasi MR capai 87,96 persen per 24 September 2018. Bahkan, Puskesmas Mubune sudah 100 persen tapi per 23 September 2018.

Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinkes Minut Isla Aksa, SKM mengatakan Mubune capai 100 persen karena kepala puskesmas sampai tenaga kesehatan di desa jemput bola. Bidan-bidan desa pun langsung memberi imunisasi.

"Mereka langsung turun.Negatifnya kalau tidak capai target obat yang sudah dibuka harus dibuang," katanya.

Progres vaksinasi di Kabupaten Bolaang Mongondow sudah mencapai 74.35 persen atau 48.825 anak. Kepala Dinkes Sahara Albugis mengatakan, pihaknya terus berupaya menyelesaikan program pemerintah pusat.

"Cakupan di 18 puskesmas di Bolmong terus berjalan, bahkan Puskesmas Mopuya sudah capai 111 persen," ucapnya. Walaupun ada kendala pada awalnya, tapi Dinkes bersama seluruh petugas terus bekerja keras memberikan edukasi kepada masyarakat di Bolmong terkait pentingnya vaksin MR bagi anak-anak.

Vaksin MR adalah jenis imunisasi yang berfungsi untuk melindungi tubuh dari dua penyakit sekaligus - campak (Measles) dan campak Jerman (Rubella).

Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinkes Wiyono menambahkan, progres vaksin MR terus berjalan di seluruh Bolmong. Sasaran di Bolmong ada sekitar 69.918 anak, yang sudah diimunisasi 48.825 anak, sisanya masih 16.093 anak.

Tubuh Mengatasi Infeksi MR

Dokter Adi Tucunan, Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Unsrat mengatakan, vaksinasi adalah suatu tindakan pemberian zat yang berasal dari kuman, baik yang sudah mati ataupun yang dilemahkan. 

Dengan pemberian vaksin ini, sistem pertahanan tubuh mengenali kuman tersebut, sehingga tubuh bisa mengatasinya apabila suatu saat terinfeksi.

Vaksin MR adalah jenis imunisasi yang berfungsi untuk melindungi tubuh dari dua penyakit sekaligus yakni campak(measles) dan campak Jerman (rubella). 

Penyakit campak, baik itu campak biasa maupun rubella atau campak Jerman masih sering terjadi pada anak-anak. Sehingga butuh imunisasi pada anak-anak usia 0 sampai 15 tahun untuk mencegah hal ini.

Banyak terjadi pro dan kontra dengan vaksin MR ini, karena bahannya yang dinilai tak halal. Namun baik pemerintah dalam hal ini Kemenkes RI dan MUI telah mengeluarkan pernyataan terkait vakni MR ini.
Sehingga warga seharusnya memvaksin anak-anak mereka agar terhindar dari berbagai penyakit tersebut. Sebab kasiat vaksin MR ini sangat baik. Yang jadi masalah kan bahannya, bukan kasiatnya.

Isu Vaksin Tak Halal Sempat Merebak

Masyarakat di Desa Matayangan, Kecamatan Dumoga Barat, Kabupaten Bolmong awalnya menolak.
Dinkes Bolmong tak patah semangat. Petugas melakukan advokasi dan penjelasan dengan menghadirkan Kemenag Bolmong dan Dinkes Provinsi guna menjelaskan terkait MR.

Kabid Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Dinkes Wiyono mengatakan, masyarakat awalnya tidak menerima kalau anak mereka diimunisasi.

Tapi semenjak dikunjungi Dinkes dan Kemenag pada waktu lalu dan diberikan penjelasan tentang MR, maka mereka meminta untuk divaksin.
"Mereka tidak mau anak-anak mereka akan divaksin MR, tapi saat menerima penjelasan maka sudah berminat untuk divaksin," ungkapnya.

Kadis Dinkes Bolmong, Sahara Albugis menambahkan, masyarakat sempat percaya dengan adanya isu terkait vaksin yang tidak halal.

Untuk itu pihaknya, tetap akan berusaha menjelaskan dan memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa vaksin dari Dinkes itu halal.

"Dan saya berharap masyarakat bisa memahami ini, hingga semua masyarakat di Kabupaten Bolmong akan menerima ini," jelasnya.

Makanya, target di Bolmong sempat melambat karena dipengaruhi oleh pemahaman masyarakat tentang fatwa MUI, dan masyarakat perlu pendampingan dalam mengambil keputusan. (chi/fin/dma/kel/ryo/fin/lix/ven/kel/oly)

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved