Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kisah Kepsek Jemput Siswa di Rumah Belajar di Pinggir Pantai Malalayang, Sekolahnya Terancam Ditutup

Di saat sejumlah sekolah favorit kelebihan siswa, beberapa sekolah ini justru kekurangan siswa.

Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Alexander Pattyranie
TRIBUN MANADO/ARTHUR ROMPIS

Begitu pula masalahnya.

Susah murid.

Tahun ini, kedua sekolah tersebut hanya menamatkan masing-masing lima dan tiga siswa.

Sekolah
(TRIBUN MANADO/ARTHUR ROMPIS)

"Kami hanya tamatkan lima siswa," kata Kepala SD 18 Nancy Pesik.

Kata dia, sekolah tersebut kini hanya punya 40 siswa.

Siswa per kelas rata-rata sepuluh.

"Bahkan pernah kelas satu hanya satu siswa," dia menambahkan.

Ia mengaku sulit berharap pada pendaftaran siswa baru.

Hingga Jumat, baru lima siswa yang mendaftar.

"Dua di antaranya adalah anak di bawah umur," kata dia.

Penyebab sulitnya sekolah ini beroleh siswa, beber dia, adalah posisinya yang berada di pusat kota.

Pertokoan banyak sementara pemukiman minim.

"Kami hanya andalkan anak pegawai swasta yang indekos sekitar sini," kata Altje.

Adanya Kantor Dikda di samping sekolah itu juga memberi berkah.

Banyak pegawai di sana yang menyekolahkan anaknya di sekolah tersebut. "Agar mereka bisa awasi senantiasa," kata dia.

Sering, ujar dia, ada anak yang berhenti di tengah jalan karena orangtuanya pindah tempat kos.

Ia bercerita, sekolah itu pernah jaya pada awal 2000-an. Kala itu, menjadi sekolah paling ngetop.

"Saat itu dibangun Megamall dan mal lainnya, pekerjaannya banyak yang sekolahkan anaknya di sini, murid kami sampai ratusan, namun setelah pembangunan itu murid menurun tajam," kata dia.

Kedua sekolah itu sudah diusulkan merger karena tidak bisa menepati syarat jumlah siswa minimal 60.

"Sudah disampaikan ke pusat namun belum ada tanggapan," kata dia.

Nasib SD 20 lebih gawat lagi.

Informasi yang dihimpun Tribun, sekolah itu hanya menamatkan 3 siswa.

Pelamarnya pun baru satu.

Siswa kelas 1 hanya 1 orang dan kelas 2 cuma 3 orang.

Sayang Kepsek Agustin Weku enggan memberi komentar saat dihubungi wartawan via ponsel.

"Wah nanti saja saya sibuk," kata dia. (Tribunmanado.co.id/Arthur Rompis)

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved