Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Menjabarkan Trilogi Pembangunan Jemaat

RENUNGAN: Syarat Mengikut Yesus

Bersamaan dengan ini, beberapa kabupaten di tanah Minahasa juga dalam persiapan pilkada, hal ini berarti bahwa ada kegiatan penting

Editor: Aswin_Lumintang
Netralnews.com
Alkitab 

RHK 11 – 17 Maret 2018 Minggu Sengsara IV

TEMA BULANAN : “Penatalayan yang Memiliki Kapabilitas, Integritas dan Komitmen”
TEMA MINGGUAN : “Syarat Mengikut Yesus”
Bacaan Alkitab : Matius 16 : 21 – 28
ALASAN PEMILIHAN TEMA

SEBAGAI warga GMIM, kita telah menyelesaikan pemilihan di aras jemaat dan wilayah, dan saat ini kita dalam persiapan pemilihan di aras Sinodal.

Bersamaan dengan ini, beberapa kabupaten di tanah Minahasa juga dalam persiapan pilkada, hal ini berarti bahwa ada kegiatan penting yang sangat berpengaruh dalam pelayanan GMIM.

Sebagai jemaat, kita berharap pe-mimpin-pemimpin yang terpilih akan mampu menghadirkan  nilai kehidupan sesuai dengan tatanan firman Tuhan. Kita per-caya mereka yang terpilih nanti mampu memahami bahwa tanggungjawab yang dipercayakan adalah panggilan iman.

Persoalan yang dihadapi saat ini, yakni manusia cenderung secara bebas menginterpretasi makna panggilan iman itu. Tidak tertutup kemungkinan orang memahami hal ini dari aspek kepentingannya. Kita tidak dapat menafsirkan bahwa manusia akan menganggap benar apa yang dianggap menjawab kepen-tingannya, dan menganggap salah sesuatu yang merugikannya.

Akhirnya manusia sering menempatkan diri menjadi subjek (ukuran), hal inilah yang menyebabkan munculnya stigmatisasi dan konflik. Kita menyadari bahwa aspek subjektisme sering mengganggu pelayanan gereja dan masyarakat.

Hal seperti ini tentu saja perlu kita tinggalkan, sebab yang kita imani ialah Tuhan dalam firman-Nya adalah mutlak sebagai subjek. Ini berarti orang percaya harus mengkronstruksi ulang pola pikir  dengan kata lain butuh penyengkalan diri sebagai syarat untuk mengikut Yesus.

PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)

Injil Matius menyampaikan Firman bahwa Yesus datang ke dunia untuk menggenapi perjanjian keselamatan antara Allah dan manusia.

Inti  beritanya adalah Yesus dan pengajaran-Nya mau meluruskan/mengembalikan makna sesungguhnya dari arti menjadi umat pilihan Allah (Mat 5:17). Hal ini berarti Yesus datang untuk mengubah pola pikir berpikir orang Yahudi tentang hal kerajaan Allah.

Dalam doktrin Yahudi, Mesias akan datang untuk mendirikan kembali kerajaan Israel seperti pada masa kejayaan Daud. Itulah sebabnya Mesias mendapat gelar anak Daud. Yerusalem dianggap akan diubah menjadi ibu kota kerajaan Allah.

Mesias yang akan datang akan membangun/ mengokohkan ibadat Israel di Bait Allah. Ibadat di Bait Allah dipandang sebagai gambaran dari kondisi kerajaan Allah (sorga) (band. Mazmur11:14, 65:5, 92:15 Yeremia .17:12). Yesus harus pergi ke Yerusalem, memang menegaskan bahwa kehadiran Yesus untuk menghadirkan Kerajaan Allah. (lih. Matius 6:10, 13:11, 16:19, 25: 34, band Lukas 11:20). Akan tetapi konsep Kerajaan Allah ini berbeda dengan apa yang dipahami orang Yahudi. Bagi Yesus, kerajaan Allah dimulai dengan penebusan dosa dan penyataan kebenaran Allah yang “terefleksi” dalam keutuhan umat Allah yang menempatkan Allah sebagai yang Mahakuasa/Raja.

Dengan kata lain yang diutamakan dalam kon-sep Kerajaan Allah  adalah persekutuan umat Tuhan. Hal ini sejalan dengan Matius 16:18 “Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini aku akan mendirikan jemaat-Ku…” pemikiran ini sangat berbeda dengan pola pikir berpikir orang Yahudi yang mengutamakan kuasa. Konsep ini dianggap berbahaya oleh orang Yahudi. Dan inilah yang dijadikan alasan untuk penya-liban Tuhan Yesus.

Orang Yahudi menganggap pengajaran Yesus menghilangkan kesakralan Yerusalem dan Bait Allah, bahkan Petrus pun memiliki pandangan yang sama sehingga dia menegor Yesus. Tegoran keras Yesus kepada Petrus  “enyahlah iblis” (terj: mundurlah dibelakang, mengikuti apa kata Yesus). Mengingatkan Petrus untuk menundukkan keakuannya pada kehendak Allah. Orientasi kekuasaan menjadi alat iblis untuk mengiring manusia pada subjektifisme. (band. Matius 4:9-10).

Menundukkan kehendak diri pada Kristus menjadi pokok peng-ajaran Yesus tentang hal mengikut Dia. Baik Petrus dan para murid diharuskan mengubah pola berpikir.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved