Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kepsek Dianiaya Wali Murid

Kasihan! Sering Pusing dan Pingsan, Kepala SMP 4 Lolak Jalani Operasi di RSUP Kandou

Guru perlu perlindungan! Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 4 Lolak Kabupaten Bolaang Mongondow.

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
tribun manado
Irjen Kemendikbud RI Daryanto menjenguk Kepala SMPN 4 Lolak Astri Tampi yang dirawat di IGD RSUP Prof Kandou, Rabu (14/02/2018) pukul 19.38 Wita. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Guru perlu perlindungan! Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 4 Lolak Kabupaten Bolaang Mongondow, Astri Tampi (57), dapat perawatan di RSUP Prof Kandou Manado, Kamis (14/2/2018).

Ibu Kepsek menjalani operasi pengangkatan pecahan kaca di kedua tangan, computerized tomography (TC) scan di kepala, perawatan hidung dan beberapa bagian tubuh yang cidera.

Warga Desa Labuan Uki, Kecamatan Lolak ini adalah korban amukan orangtua siswi.

Kepala SMPN 4 Lolak Astri Tampi di RSUP Prof Kandou Manado, Rabu (14/2/2018).
Kepala SMPN 4 Lolak Astri Tampi di RSUP Prof Kandou Manado, Rabu (14/2/2018). (tribun manado)

Sehari sebelumnya, Kepsek nahas ini dipukul pakai kaca di meja ruang kerjanya oleh Delmart Pokarila (41), ayah dari seorang siswinya.

Peristiwa berawal dari beredarnya isu keberadaan alat tes kehamilan di kalangan siswa SMP 4 Lolak.

Astri mencoba menelusuri isu itu.

"Saya cari tahu siapa yang menyebarkan isu alat tes kehamilan di sekolah. Semua (siswi) datang kecuali Putri (anak tersangka). Kemudian saya tanyakan (ke Putri) kenapa tidak datang. Ia katakan sudah lapor ayahnya. Saya lantas panggil ayahnya untuk cek kebenaran itu," kata Kepsek yang ditemui Tribun Manado di RSUP Prof Kandou.

Beber Astri, Seke, panggilan tersangka, memenuhi panggilan.

Percakapan keduanya terjadi di ruang kerja Kepsek. "Saya katakan padanya, siswa lain yang sudah memenuhi panggilan telah membuat surat pernyataan, sedang Putri belum membuat surat karena tidak memenuhi panggilan," kata dia.

Sebut dia, tersangka pun emosi karena berasumsi sang anak juga akan disuruh buat surat panggilan.
Seke mengancam lantas menendang meja kaca di depannya.

"Meja itu kemudian dipukulkan pada saya. Saya jatuh, ia kemudian kembali memukuli saya dengan kaki meja. Saya kira saya akan mati, karena ia membabi buta menghantam saya. Mungkin kalau tidak dilerai guru lainnya, saya sudah mati," kata Astri.

Tangan Korban Astri Tampi mengalami luka
Tangan Korban Astri Tampi mengalami luka (tribun manado)

Ia membeber, mengalami luka pada bagian hidung, kepala, punggung, serta kedua tangan. Kepalanya terus berdenyut-denyut, sementara hidungnya terasa perih. "Mungkin hidung saya patah," katanya.

Dibawa ke RSUP Kandou, Selasa malam, Rabu paginya ia menjalani CT scan. Hingga kemarin, ia masih bertanya-tanya mengapa tersangka bisa segalak itu. "Sebuah hal kecil. Saya pun tidak salah karena hanya menjalankan fungsi mendidik, tapi saya sepertinya mau dibunuh," kata dia.

Joni Sengkey, suami Astri, masih tidak memahami kekerasan yang dilakukan tersangka terhadap istrinya. "Ini masalah sepele, tapi dia sepertinya hendak membunuh istri saya," kata Joni.

Menurut Joni, keluarganya tergolong dekat dengan tersangka.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved