Kisah Mahasiswa Politeknik Negeri Manado Terjebak di Gunung Lokon. 'Kami Kedinginan dan Lapar'
Menjelang tengah malam beredar kabar belasan mahasiswa pecinta alam terjebak di Gunung Lokon.
Penulis: | Editor:
lihat foto
Melvin mengaku sudah biasa mendaki gunung. Ia tidak panik tapi mengakui bahwa teman- temannya yang lain panik.
Mereka kemudian memutuskan mengirim broadcast permintaan tolong. Broadcast itu dikirim melalui aplikasi media sosial melalui gadget. "Di sana ada sinyal," ujarnya.
Estefanus Item, satu di antara Kepala Siaga Harian Badan SAR Nasional (Basarnas) menjelaskan, para pendaki mulai naik ke puncak Gunung Lokon Jumat (2/12).
"Mereka merencanakan akan turun Sabtu (3/12) pagi," katanya.
Para pendaki, kata Item, menunda waktu turun gunung karena adanya angin kencang dan hujan. Lama-kelamaan hujan bertambah lebat dan angin semakin kencang.
"Jalur pendakian mereka penuh dengan air sehingga tidak bisa dilewati," ujarnya.
Item mengatakan, dalam situasi panik mereka mengirim pesan broadcast. Termasuk di grup Facebook "Manguni Lovers".
"Kami mendapatkan berita pukul 22.30 Wita, Sabtu (3/12) dari Jefri Mambu, SAR Tondano," katanya.
Pukul 23.30 Wita, Tim Gabungan (Basarnas, BPBD Tomohon, Polsek Tomohon Utara, Koramil Tomohon Utara, Mapala dan beberapa anggota masyarakat mulai bergerak naik ke Gunung Lokon.
Mereka akhirnya berhasil mengevakuasi semuanya pukul 03.00 Wita.
"Satu di antara mereka menderita hiportemia (kesulitan mengatasi suhu dingin) dan dilarikan ke rumah sakit di Tomohon," katanya.
Setelah dievakuasi dan mendapat penanganan, mereka kemudian dibawa ke Politeknik Manado.
"Sudah terevakuasi semua. Sudah diantar kembali ke kampus Politeknik pukul 05.00 WITA," ujar Steve JR dari SAR Sulut, Minggu (4/12) melalui grup sosial media.
