Sawit di Bolmong
Sawit di Bolmong, Petani Hilang Pendapatan, Yasti: Izin Sawit Dari Pemerintah Sebelumnya
Dari jagung, warga Desa Lolak 2, Kecamatan Lolak, Kabupaten Bolmong ini, bisa menghidupi keluarga, menyekolahkan kedua anaknya ke jenjang tertinggi.
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Rizali Posumah
TRIBUNMANADO.CO.ID - Jagung adalah segalanya bagi Ipin - bukan nama sebenarnya.
Dari jagung, warga Desa Lolak 2, Kecamatan Lolak, Kabupaten Bolmong ini, bisa menghidupi keluarga, menyekolahkan kedua anaknya ke jenjang tertinggi.
Tak pelak, ketika tanaman sawit ditanam di lahan jagung miliknya, ia merasa hidupnya sudah berakhir.
"Puluhan tahun saya hidup dari jagung, sekali panen bisa raup rata rata 30 juta, bahkan pernah 60 juta, tapi kejayaan ini segera berakhir," kata dia.
Ipin bercerita, penanaman sawit marak di Lolak mulai tahun ini.
Sawit ditanam di lahan jagung dan kelapa milik petani.
Perusahaan menjanjikan skema tumpang sari yakni tanaman warga bisa ditanam di sekitar pohon sawit. Namun ia meragukan hal itu.
"Tak mungkin jagung bisa tumbuh di bawah sawit, pasti mati, omong kosong," kata dia.
Diketahui, luas HGU tanaman kelapa sawit di Bolmong adalah 69 ribu hektare, tersebar di sejumlah kecamatan.
Pemilik HGU adalah sembilan perusahaan. Penanaman sawit sudah berlangsung di Lolak, Poigar serta Babo.
Luas HGU di Lolak sebesar 600 hektare dan sudah ditanami 100 hektare.
Masuknya sawit di Lolak menyebabkan ratusan petani kelapa dan jagung terancam kehilangan penghasilan.
Seorang petani lainnya yang ditemui Tribun di kawasan perkebunan Desa Lolak 2, tak kuasa meneteskan air mata saat bercerita tentang nasib tanaman jagung miliknya.
"Ini mungkin akan jadi panen terakhir kami," kata dia.
Baca: Menjadi Incaran Manchester United, Dua Pemain Ini Justru Selesai di Tangan Spurs
Baca: Ke Eropa, di Klub Apa Witan Sulaiman Kan Berlabuh?
Baca: Penjelasan Kemenag soal Pengibaran Bendera Tauhid Tidak Terkait HTI
Dengan ekspresi sedih ia menunjuk tanaman jagung miliknya yang masih kecil.