Dukung Rekonsiliasi 01 dan 02: Begini Kata Elite PDIP Sulut
Tim Kampanye Daerah Sulut Capres-Cawapres 01 Jokowi Ma'ruf mendukung upaya rekonsiliasi pasca-Pilpres 2019.
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO – Tim Kampanye Daerah Sulut Capres-Cawapres 01 Jokowi Ma'ruf mendukung upaya rekonsiliasi pasca-Pilpres 2019. TKD Sulut sepakat dengan upaya elite politik yang ingin mempertemukan Jokowi dengan Capres 02 Prabowo Subianto. Langkah ini dinilai akan menyejukkan politik nasional.
Sekretaris TKD Sulut, Franky Wongkar mengatakan upaya rekonsilisasi perlu dilakukan. "Bangsa ini memang harus berekonsiliasi," kata Sekretaris PDIP Sulut ini kepada tribunmanado.co.id, Jumat (21/6/2019).
Baca: Cegah Pimpinan KPK Didanai Kelompok Teroris: Begini Langkah Pansel KPK
Bentuknya seperti apa? Franky mengatakan, para pemimpin di atas (elite) yang paling mengetahui. "Kami di daerah mendukung selama baik untuk bangsa dan negara ini, " kata dia.
Dengan upaya ini, efeknya nanti akan baik di masyarakat, situasi politik yang memanas, berangsur mereda. "Kalau soal sidang di Mahkamah Konstritusi (MK), sedang berjalan kita serahkan pada mekanismenya," ujar Wakil Bupati Minsel ini.
Kemudian, apa hasilnya nanti semua pihak legowo menerima. "Setelah bersebarangan di pemilu, kini sama-sama kita berjalan membangun bangsa ini," katanya.
Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin mengatakan upaya rekonsiliasi pasca-Pilpres 2019 terus dilakukan meski sidang sengketa Pilpres di Mahkamah Konstitusi masih berlangsung. TKN mengatakan komunikasi di antara kedua kubu terus berlangsung.
"Langkah-langkah menuju rekonsiliasi memang terus berjalan meski ada sidang-sidang permohonan PHPU (Perselisihan Hasil Pemilihan Umum) Pilpres di MK," ujar Wakil Ketua TKN Arsul Sani saat dihubungi, Kamis (20/6/2019) malam.
Baca: Begini Alasan Ustaz Baequni Minta Maaf Sebar Hoaks KPPS Meninggal Diracun
Arsul mengatakan komunikasi antara tokoh politik TKN dan Partai Gerindra terus berlangsung. Jadi, saat Jokowi dan Prabowo bertemu, tidak ada internal partai yang kaget.
"Di luar ruang sidang, komunikasi antartokoh partai KIK dan TKN dengan elite Gerindra terus berlangsung untuk mengkondusifkan situasi internal masing-masing kubu paslon. Sehingga ketika Pak Jokowi dan Pak Prabowo saling bertemu, maka elite dan tokoh sekitar kedua beliau tidak kaget," kata Arsul.
Menurut Arsul, pertemuan antar-kandidat Pilpres itu bakal benar-benar terjadi. Namun soal waktu persisnya, itu masih menunggu momentum yang tepat. Momentum itu bisa terjadi sebelum ataupun setelah putusan MK. Putusan MK maksimal diumumkan pada 28 Juni nanti.
"Pertemuan antara kedua beliau akan terjadi, bisa sebelum putusan MK atau segera setelah ada putusan MK. Tentu mencocokkan waktunya ini yang pas yang sedang diupayakan," tutupnya.
Sebelumnya, Moeldoko mengatakan upaya rekonsiliasi antara Jokowi dan Prabowo terus dilakukan. Ia berharap rekonsiliasi ini bisa terwujud sebelum sidang MK selesai. Menurutnya, rekonsiliasi ini harus segera dilakukan untuk mencairkan suasana setelah Pilpres 2019.
"Ya harapan kami sih sebelum MK-lah, lebih bagus lagi sehingga suasana jadi sejuk. Kita semua masyarakat Indonesia sudah bosanlah dengan kondisi yang seperti ini, membosankan," ujar Moeldoko di Bandara Husein Sastranegara, Kota Bandung, Kamis (20/6) kemarin.
Sementara itu, Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga menilai harapan Moeldoko itu lebih bersifat seperti ancaman. BPN menilai proses rekonsiliasi tidak bisa dipaksakan.
"Biarkan mengalir natural. Jangan dipaksakan biar hasilnya baik. Itu Imbauan (Moedoko) atau ancaman itu kok ngasih deadline sebelum MK gitu lo," ujar Direktur Hukum dan Advokasi BPN Prabowo Sandi Sufmi Dasco Ahmad saat dihubungi, Kamis (20/6) malam.
Baca: KPK Usut Kembali Kasus Korupsi Bank Century, Panggil Penyidik Lama untuk Tersangka Baru?