Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Survei LSI: PDIP Kuasai Sulut, Simak Analisis Pengamat Politik Unsrat

Prediksi 4 caleg PDIP berpeluang tembus Senayan tidaklah mengagetkan. PDIP memang punya potensi meraih suara mayoritas.

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
ISTIMEWA
Ferry Liando 

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Prediksi 4 caleg PDIP berpeluang tembus Senayan tidaklah mengagetkan. PDIP memang punya potensi meraih suara mayoritas. Penyebabnya antara lain, PDIP Sulut diuntungkan dengan capres 01 Jokowi. Demikian dikatakan pengamat politik dari Universitas Sam Ratulangi, Ferry Liando menanggapi hasil survei elektabilitas caleg DPR RI oleh Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Network di Sulut.

Pilihan publik terhadap capres kemungkinan akan berkorelasi dengan pilihan terhadap parpol yang mengusung. Faktor gubernur Sulut yang merupakan kader PDIP mempengaruhi sikap pemilih. Kepemimpinan Pak Olly (Olly Dondokambey) banyak mengundang bersimpati sehingga berdampak pada dukungan terhadap PDIP.

PDIP adalah satu-satunya parpol yang paling solid baik struktur maupun kelembagan. Parpol yang kerap dilanda konflik sangat sulit berkonsolidasi dengan baik sehingga mengganggu kekompakan kader dalam meraih dukungan.

PDIP merupakan salah satu parpol yang mengoleksi banyak kader yang menjabat sebagai kepala daerah. Pengalaman pada Pemilu 2014, calon yang didukung kepala daerah selalu memperoleh suara yang dominan. Kepala daerah memiliki jaringan birokrasi kuat, memiliki pengaruh serta menguasai distribusi bansos.
Muncul Ibu Vanda Sarundajang kemungkinan besar tidak terlepas dari pengaruh Pak (Sinyo Harry) Sarundajang. Meski tak menjabat lagi, namun perjuangan Pak Sarundajang masih dikenang masyarakat.

Pak (Herson) Mayulu berpotensi terpilih karena memang Beliau salah satu tokoh Muslim yang disegani dan bisa jadi sebagai representasi Bolaang Mongondow Raya (BMR).

Muncul nama Pak JWS kemungkinan besar karena simpati publik terhadapnya. Ia tidak melakukan perlawanan ketika dicoret sebagai calon bupati Minahasa tahun lalu. Pendukungnya banyak dari tokoh GMIM serta para guru di Minahasa. JWS juga begitu serius mengembangkan olahraga bola voli yang banyak penggemarnya dari anak muda.

Muncul nama Pak Jerry (Sambuaga) kemungkinan besar datang dari pemilih rasional atau pemilih perkotaan. Pak Jerry memiliki kemampuan intelektual yang bagus.

Lulus doktor ilmu politik dari UI dan tingkat kecerdasannya diakui. Sosok Pak Theo Sambuaga, ayahnya, merupakan politisi senior, mantan menteri dan berkali-kali jadi anggota DPR RI tentu menjadi salah satu faktor pendukung. Jerry juga bisa diandalakan pemilih pemula.

Hillary Lasut kemungkinan melekat nama besar ayahnya Elly Lasut. Namun demikian saya kurang meyakini apakah nama-nama ini bisa bertahan.
Karena hasil ini merupakan produk survei, bukan quick count. Hasil survei sangat bermanfaat terutama untuk pemetaan kekuatan tiap parpol.

Namun demikian hasil survei tidak serta merta akan stabil sampai pada pencoblosan. Survei berbeda dengan quick count atau hitung cepat. Survei itu mengukur persepsi publik pada saat survei dilakukan. Persepsi orang bisanya akan sangat tergantung pada dinamika yang sedang terjadi pada saat itu.

Dinamika politik yang tidak stabil tentu berpengaruh pada perubahan persepsi seseorang. Sehingga persepsi publik hari ini berpotensi akan berubah pada saat pencoblosan.
Pilkada DKI, hampir semua lembaga survei selalu menempatkan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di urutan teratas. Namun faktanya berubah saat pencoblosan.

Survei LSI

PDIP 49,8%
- Adriana Dondokambey 35,2%
- Vanda Sarundajang 25,2%
- Herson Mayulu 16,3%
- JWS 7,3%

Golkar 14,5 %
- Jerry Sambuaga 41,5%
- AJP 28,7%

Nasdem 8,8%
- Hillary Lasut 30,2%
- Felly Runtuwene 24,5%

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved