Pemilu 2019
Fahri Hamzah: Polri dan TNI Tetap Netral Jelang Pemilu 2019
Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah berharap agar seluruh aparat birokrasi sipil, POLRI dan TNI
TRIBUNMANADO.CO.ID- Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah berharap agar seluruh aparat birokrasi sipil, POLRI dan TNI serta penyelenggara pemilu tetap netral dalam pemilu 2019.
Hal itu Fahri Hamzah sampaikan melalui akun Twitter @Fahrihamzah pada Selasa (19/3/19).
Fahri meminta agar penyelenggara pemilu tetap netral demi NKRI.
Menurutnya, aparat harus jaga jarak agar rakyat bisa berpesta demokrasi.
Baca: Viral 18 Foto Diduga Syahrini dengan Pria Indo dan Bule, dari Pelukan hingga Ciuman di Atas Ranjang
Ia lantas menegaskan baik petanahan maupun opisisi harus memiliki etika.
Fahri lantas menceritakan bahwa dahulu raja-raja memperebutkan kekuasaan dengan menghalalkan segala cara hingga membuta perang saudara.
Maka dari itu, Fahri berharap agar penyelenggara pemilu bersikap adil.
Baca: Kisah 2 Polwan Menyamar Jadi PSK Bongkar Perbudakan Seks, Sempat Ketakutan
Berikut cuitan Fahri Hamzah yang dirangkum TribunJateng.com:
"#PetisiDanHimbauanRakyat: Memohon kerelaan hati agar seluruh aparat birokrasi sipil, POLRI dan TNI serta penyelenggara pemilu agar netral dalam pemilu 2019 ini agar NKRI kita selamat... Ini #27HariMenujuTPS momen krusial, biarkan rakyat berpesta, aparat jaga jarak.
Meski kita hidup dlm demokrasi setelah amandemen ke-4 UUD 1945 kita tuntaskan, tapi apa yg dilakukan oleh petahana tetap kita sebuah sebagai “mempertahankan kekuasaan” dan apa yang dilakukan penantang kita sebut sebagai “merebut kekuasaan”.
Baca: Mayat di Pantai Kora-kora Minahasa, Santo Sumampouw Menghilang Usai Mengikuti USBN
Keduanya hrs dilakukan dengan etika.
Dalam demokrasi, semua tindakan kita tidak saja harus berdasarkan hukum, tetapi juga harus berdasarkan Etika.
Petahana harus mempertahankan kekuasaannya secara etis dan penantang harus merebut kekuasaan juga scr etis. Etika-lah yg membuat bangsa ini tenang meski sedang “perang”.
Dahulu kala, sebelum ada negara bangsa, raja2 dan penguasa mempertahankan kekuasaan dengan kejam dan menghalalkan segala cara.
Lalu hal itu, membuat rakyat memberontak dan menggalang pembangkangan juga dengan segala cara. Situasi ini kita sebut perang sipil. Perang saudara.