Jokowi Dituduh Uraikan Data Salah Saat Debat Capres, Simak Kebenarannya
Presiden Joko Widodo (Jokowi) jadi ramai diperbincangkan akibat kesalahan data yang ia sampaikan dalam debat capres kedua Pilpres 2019
TRIBUNMANADO.CO.ID - Presiden Joko Widodo (Jokowi) jadi ramai diperbincangkan akibat kesalahan data yang ia sampaikan dalam debat capres kedua Pilpres 2019 pada Minggu (17/2/2019).
Bahkan akibat hal tersebut tagar #JokowiBohongLagi bergema di jagat media sosial.
Ada ada beberapa data yang dianggap salah disampaikan oleh Jokowi dalam debat capres.
Pertama, bapak dari Kaesang dan Gibran itu dianggap salah terkait tak adanya kasus kebakaran hutan dalam 3 tahun terakhir.
Kedua, suami dari Iriana Jokowi itu dianggap salah ketika menyampaikan bahwa tak ada sengketa pembebasan lahan dalam pembangunan infrastruktur.
Hal ini pun kemudian dibahas di acara Indonesia Lawyers Club Terbaru (ILC Terbaru) edisi 19 Februari 2019, tadi malam.
Baca: Plafon Gedung RSUD Sengaja Dilubangi
Baca: Jokowi Tengah Malam Kunjungi Nelayan, Fadli: Kalau Cuma Datang Doang Sih Gampang Aja
Dalam acara itu pengamat Kebijakan Fiskal, Yustinus Prastowo, membahas terkait data yang disampaikan Jokowi.
Yustinus menyampaikan alasan bahwa data yang disampaikan Jokowi bukan salah, tetapi hanya keliru.
Yustinus memulai dengan menyampaikan bahwa apa yang disampaikan Jokowi dalam debat adalah data yang sifatnya eksplanasi, atau penjelasan.
"Jadi ada klaim kebijakan, ada klaim capaian, lalu diberikan data sebagai suplemen," kata Yustinus dalam acara ILC terbaru.
"Jadi data yang disampaikan Pak Jokowi bukan sebagai data basis material analisis," ujar Yustinus.
"Akan menjadi keliru dan merugikan ketika Pak Jokowi mengatakan data soal kemiskinan, ketimpangan, dan itu keliru," ujar Yustinus.
Komentar Yustinus sempat dipotong Fadli Zon yang menganggap ucapan Yustinus sama saja membolehkan sebuah data disampaikan dengan salah.
"Saya jelaskan perbedaan data dulu. Ini data keliru, bukan data bohong," kata Yustinus kepada Fadli Zon.
"Kalau soal data salah, Pak Rizal Ramli juga pernah salah saat twit soal kemenkeu akan keluarkan bon di bulan maret. Lalu salah. Twitnya kemudian dihapus oleh beliau sendiri," ujar Yustinus.