Sulut Maju
Gubernur Sulut Ketemu Menteri PUPR, Bahas Lima Proyek dari Tol sampai Rusun
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Gubernur Sulut Olly Dondokambey mengadakan pertemuan dengan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono. Pertemuan itu diposting Gubernur di akun instagram olly.dondokambey, Selasa (15/1/2019).
Ia memposting sejumlah foto, pertemuan di satu ruangan, bersama Menteri Basuki. Gubernur Olly didampingi Anggota DPRD Sulut, Rocky Wowor.
Baca: Ulasan Gubernur Olly Dondokambey Mengenai Ekonomi Sulut 2019
Pada postingannya Gubernur Olly menjelaskan perihal pertemuannya dengan Menteri PUPR "Hari ini saya bertemu dengan menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam rangka konsultasi dan melaporkan pembangunan di Sulut," katanya.
Dalam postingan berikutnya Olly kemudian membeber 5 proyek yang dibahas, berikut rinciannya
1. Pembangunan Tol Manado-Bitung.
Pembangunnan Tol Manado-Bitung merupakan satu di antara mega proyek prioritas yang akan dituntaskan di 2019. Gubernur Sulut, Olly Dondokambey sudah menarget tol selesai Maret 2019 dan langsung diresmikan Presiden Joko Widodo. "Sudah ada jaminan diselesaikan oleh kepala balai (Balai Pelaksana Jalan Nasional), " kata Gubernur.
Baca: Gubernur Olly Perkirakan Tarif Tol Manado-Bitung Rp 30.000
Olly optimistis penyelesaian proyek itu tidak bergeser dari rencana awal seperti yang ditargetkan sebelumnya pada triwulan pertama tahun 2019. "Pembangunan fisiknya masih terus dilakukan sehingga bisa selesai sesuai target," beber Olly. "Ada sepanjang 25 kilometer dari titik nol yang akan diresmikan Presiden," tandas Gubernur.

Tol akan menghasilkan pendapatan dari tarif masuk kendaraan Belum ada tarif resmi ditetapkan, tapi Gubernur mengatakan, dari pengalamannya, tol dengan panjang 30-40 kilometer dipatok Rp 30.000. Sementara tol Manado -Bitung dibangun dengan panjang 30 kilometer.
Baca: 1.875 Kendaraan Lintasi Tol Manado-Bitung Selama Fungsional
Adapun, sebelumnya Jalan Tol Manado-Bitung Seksi 1B dan 2A sudah beroperasi secara fungsional . Jalan Tol Manado-Bitung Seksi 1B dan 2A terbentang dari Airmadidi hingga Danowudu sepanjang 14,5 kilometer.
2. Pembangunan Ring Road III
Ring Road III (RRIII) Kalasey-Winangun merupakan proyek yang akan dibangun tahun 2018. Rencana pembangunan proyek ini sebenanrya sudah molor 2 tahun karena masalah pembebasan lahan.
Pembangunan batal dilakukan tahun 2018 ini. Gubernur Sulut, Olly Dondokambey sampai menyayangkan dana yang sudah dianggarkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI senilai Rp 150 miliar tidak bisa dimanfaatkan di tahun anggaran 2018.
Baca: Desember, Uji Coba Tol Manado-Bitung, Olly Singgung Dana Ring Road III Rp 150 M
"Ring road III harusnya dibangun tahun 2018, Rp 150 miliar tidak bisa dimanfaatkan, terhalang kepentingan pribadi satu dua orang," kata Olly.

Dana sudah siap, tapi pembebasan lahan ini jadi hambatan. "Akhirnya tahun ini Rp 150 miliar tidak terserap," ujar dia. Tahun depan, pemerintah akan menuntaskan masalah lahan satu dua orang ini, agar tahun depan Ring Road III bisa dibangun.
Baca: Ring Road III Batal Dibangun, Rp 150 Miliar tak Terpakai, Gubernur Berharap 2019 Masalah Lahan Beres
"Saya harapkan masyarakat memberi informasi benar, supaya pembanguan bisa kita rasakan, jika momen lewat kita tidak dapat kesempatan," ujar Olly.
Sesuai data dinas PUPR Provinsi Sulut, Rong Road III dibangun sepanjang 11,5 kilometer dari Kalasey - Winangun.Harusnya, tahapan pertama 2018 jalan ini sudah dikerjakan untuk ruas Kalasey-Sea, kemudian lanjut lagi tahun berikut Sea-Winangun.
RR III merupakan bagian dari proyek outer ring road, atau jalan mengitari kota Manado. Pemerintah sudah merampungkan proyek RR I dan RR II. Kepala dinas PUPR Steve Kepel menyampaikan, untuk koneksi outer ring road ini masih butuh RRIII dan jalan penghubung dari Boulevard II ke RR II.
Baca: Pemprov Sulut Siapkan Rp 40 Miliar untuk Bayar Tanah Ring Road III
Jika RR III lebih dulu dirampungkan akan mengatasi kemacetan di Manado bagian selatan, khususnya di ruas Wolter Mongisidi.
3. Pembangunan jalan akses Bandara-Likupang Pembangunan jalan akses ke Kawasan Ekonomi (KEK) Pariwisata Likupang akan dilanjutkan di 2019.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang( PU-PR), Sulut Ir Steve Kepel mengatakan, Pemprov Sulut dan Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Wilayah XV akan keroyokan membangun jalan yang membentang dari Bandara Sam Ratulangi ke Likupang, Minahasa Utara yang akan dijadikan lokasi pariwisata.
Baca: Jalan Bandara-Likupang Dibangun Baru 1 Kilometer, Kepel: Lahan Belum Bebas
Saat ini ada anggaran sekitar Rp50 M di BPJN Wilayah XV yang akan diplot untuk pembangunan jalan periwisata. "Informasi yang kami dapat dari kepala balai jalan seperti itu, dan pihak Balai Jalan memilih untuk mengerjakan titik pelebaran jalan," ujar Steve.

Pemprov pun sudah siap dana, bahkan tahun lalu sudah membangun jalan sebagai proyek awal sepanjang 1 kilometer. "Angka pastinya saya tak ingat, yang pasti ada anggarannya, " kata dia.
Proyek keroyokan ini, kata Steve terdiri dari dua titik, yaitu titik pelebaran jalan dan pembangunan jalan baru. Titik pelebaran jalan yang akan dikerjakan BPJN XV masih akan dikoordinasikan bersama.
"Rencananya pekan depan kami bersama pihak Balai Jalan akan turun untuk menentukan lokasi pelebaran jalan yang akan dikerjakan," ujarnya.
Baca: Bebaskan Lahan Jalan Bandara-Likupang, Pemprov Sulut Tunggu Tim Apraisal Rampungkan Penilaian
Tambahan informasi, Kepel mengatakan titik pembangunan jalan baru akan dilakukan setelah pembebasan lahan selesai. Proyek jalan Bandara-Likupang ini yang diperkirakan akan menelan dana Rp 631 miliar.
Ia mengungkapkan, pembangunan jalan pariwisata ini untuk meningkatkan aksesibilitas dan kapasitas jaringan jalan."Kemudian mempermudah pergerakan lalu lintas pada daerah lokasi KEK Pariwisata Likupang," katanya.
Keuntungan lainnya jika jalan Bandara-Likupang dibangun akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi untuk pembangunan wilayah. "Selain itu waktu tempuh dari bandara sam ratulangi ke KEK Pariwisata Likupang jadi lebih singkat," ungkapnya.
Baca: Pembangunan Jalan Bandara-Likupang Butuh Rp 631 Miliar
Rencananya jalan Bandara -Likupang akan dibangun sepanjang 30.1 kilometer dari Bandara hingga ke Marinsow, Kecamatan Likupang Timur, Minahasa Utara.
Jalan tersebut dibagi 4 segmen, yakni Aegmen 1 Bandara-Talawaan sepanjang 4,6 kilometer, Segmen 2 Talawaan Tatelu 2,75 kilometer, Segmen III Tatelu - Wasian 4,1 kilometer, dan terakhir Segmen IV Wasian-Marinouw 20,1 kilometer.
4. Pembangunan TPA Regional Ilo-ilo Wori
Sedikitnya membutuhkan anggaran sebesar Rp 153 miliar untuk membangun tempat pemrosesan akhir (TPA) Iloilo Wori. Itu masih Infrasturktur dasar karena untuk mengembangkannya menjadi investasi pengelolaan sampah dibutuhkan lagi dana triliunan rupiah.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), Steve Kepel mengungkapkan, Sulut sudah sangat membutuhkan TPA.
Baca: Cara Gubernur Olly Raih Simpati Warga Iloilo untuk Pembangunan TPA Wori
"Perkembangan penduduk perkotaan yang pesat telah mengakibatkan hasil tumbukan sampah yang semakin meningkat.Hal ini sangat berpengaruh dalam penyediaan lahan tempat pemrosesan akhir sampah," ujar Steve.
Pemprov Sulut punya lahan eks Hak Guna Usaha perkebunan kelapa di Iloilo Wori, Minahasa Utara seluas 192 .93 hektare. Luas lahan TPA yang akan dibangun 30 hektare.

Lahan itu juga diisi oleh perumahan dinas sosial 4,5 hektare, Pemukiman masyarakat 30 hektare, Kompleks kavaleri , SMA Wori 1 hektare dan Lapangan 1 hektare.
Lanjut Steve, eksisting TPA sampah masih dioperasikan dengan proses pembuangan terbuka (Open Dumping), serta manajemen persampahan yang belum memadai.
Baca: Warga Wori Terpecah, Masih Pro dan Kontra Soal Pembangunan TPA Iloilo
Permasalahan dari sistem penanganan sampah di kota Manado, Kabupaten Minahasa, Kabupaten Minahasa Utara dan Kota Bitung adalah masih kurangnya kinerja pelayanan yaitu keterbatasan sarana dan prasarana pengumpul dan pengangkut sampah yang berkinerja andal
Kondisi inilah yang mendorong perlunya kesepakatan bersama dalam pengelasan TPA Regional . Kegiatan bersama yaitu sistem pengolahan dan pemrosesan akhir ke TPA pada satu kabupaten dengan skala regional
Manfaatnya nanti akan meningkatkan perekonomian dengan cara mengelola sampah untuk dijadikan sumber energi baru dan pupuk. Kemudian ,eningkatkan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan kualitas lingkungan.
Baca: Gubernur dan Bupati Minut Sambangi Iloilo, Warga Pasang Spanduk Tolak Pembangunan TPA
Saat ini, kata Steve TPA Sumompo overcapacity dan sulit mendapatkan lahan baru
"Kabupaten Minahasa, TPA Desa Kulo belum bisa memenuhi seluruh daerah layanan di Kabupaten Minahasa, hal tersebut menyebabkan sampah di kawasan pesisir banyak dibuang ke lau," kata dia.
Di Kabupaten Minahasa Utara, TPA pelayanan Airmadidi Bawah yang belum memenuhi seluruh kebutuhan daerah karena jarak lokasi.
Baca: Warga Wori Sepakat Tolak Pembangunan TPA Sampah di Iloilo
Sementara Kota Bitung, TPA Aertembaga diperkirakan akan penuh dalam waktu dekat,sehingga dibutuhkan antisipasi lahan baru untuk mengelola sampah dalam kota.
5. Pembangunan Rumah Susun dan Unsrat. (ryo)
Berita Populer: Gempar, Anak Bung Karno di Manado, Pernah Jualan Es hingga Ditinggalkan Benda Pusaka!