Kisah Mahasiswa Politeknik Negeri Manado Terjebak di Gunung Lokon. 'Kami Kedinginan dan Lapar'
Menjelang tengah malam beredar kabar belasan mahasiswa pecinta alam terjebak di Gunung Lokon.
Penulis: | Editor:
TRIBUNMANADO.CO.ID, TOMOHON - Menjelang tengah malam beredar kabar belasan mahasiswa pecinta alam terjebak di Gunung Lokon.
Kabar itu cepat menyebar melalui jejaring sosial. Bahkan pada Minggu (4/12) dini hari tersiar kabar mereka terjebak lahar dingin.
Kabar ini cukup mengagetkan. Bersyukur setelah Tim Gabungan turun ke lokasi, kabar lahar dingin itu hanya hoax alias palsu.
Mereka terjebak tak bisa turun karena adanya aliran air deras di jalur yang akan dilintasi dan kencangnya angin.
Melvin Hardi, satu dari 18 pendaki dari Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) Marabunta Politeknik Negeri Manado mengaku hanya bisa saling mendekatkan tubuh di puncak Gunung Lokon.
Mereka saling berpelukan untuk menghangatkan diri. "Kami kedinginan juga kelaparan," kata Melvin ketika dihubungi Tribun Manado, Minggu (4/12).
Melvin mengaku saat itu terjebak air bandang yang melewati jalur pendakian mereka.
Hujan lebat dan angin kencang juga menghambat mereka untuk bergerak.
"Banyak di antara kami yang sakit maag" ujarnya.
Sebelumnya, para pendaki ini sudah merencanakan akan kembali turun pada Sabtu (3/12). Rencana itu yang membuat mereka menghabiskan semua jatah makanan.
"Sebenarnya jatah makanan kami banyak tapi kami habiskan lebih dahulu karena mau turun (dari gunung)," katanya.
Berubahnya cuaca sama sekali tidak disangka oleh para pendaki gunung yang rata-rata berusia muda itu.
Melvin mengatakan, cuaca sangat cerah ketika mereka naik dari kaki Gunung Lokon, Jumat (2/12).
"Kami tidak menyangka akan menjadi begini," tuturnya.
Melvin pun menegaskan tidak ada lahar dingin.
"Tidak ada lahar dingin itu," katanya.