Harga Ikan di Sangihe
Harga Ikan di Pasar Towo’e Sangihe Alami Kenaikan, Penjual Menyusut hingga Pasokan Terbatas
Harga ikan di Pasar Towo’e mengalami kenaikan per Jumat (14/11/2025). Ikan malalugis alus kini dijual dengan harga Rp 20 ribu.
Penulis: Eduard Joanly Tahulending | Editor: Frandi Piring
Ringkasan Berita:
- Harga ikan di Pasar Towo’e mengalami kenaikan dalam beberapa hari terakhir hingga hari ini, Jumat (14/11/2025).
- Kenaikan harga ini membuat warga harus merogoh kocek lebih dalam untuk membeli kebutuhan pangan harian.
- Kenaikan harga ikan saat ini terlihat hampir merata di sejumlah jenis ikan yang biasa menjadi pilihan masyarakat.
TRIBUNMANADO.CO.ID - SANGIHE - Harga ikan di Pasar Towo’e mengalami kenaikan dalam beberapa hari terakhir hingga hari ini, Jumat (14/11/2025).
Pasar ikan Towo'e adalah pasar tradisional di Tahuna, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara (Sulut) yang merupakan pusat aktivitas ekonomi penting, terutama bagi para penjual dan pembeli ikan.
Kenaikan harga ini membuat warga harus merogoh kocek lebih dalam untuk membeli kebutuhan pangan harian.
Informasi yang dirangkum wartawan TribunManado.co.id, Eduard Tahulending, Jumat pagi, kenaikan harga ikan saat ini terlihat hampir merata di sejumlah jenis ikan yang biasa menjadi pilihan masyarakat.
Ikan malalugis alus kini dijual dengan harga Rp 20 ribu, lebih tinggi dari harga biasanya. Sementara itu, ikan doho dibanderol 7 ekor seharga Rp 50 ribu, dan ikan malalugi dihargai 4 ekor Rp 20 ribu.
Tak hanya itu, ikan kakatua juga mengalami kenaikan cukup tajam hingga mencapai 5 ekor Rp 100 ribu.
Hanya sedikit penjual yang terlihat berjualan di pasar, sehingga ketersediaan ikan segar menjadi lebih terbatas dan cepat habis.
S, salah satu penjual di Pasar Towo’e menjelaskan, pasokan ikan memang jauh berkurang dibanding hari-hari normal.
“Hasil tangkapan nelayan turun, cuaca juga tidak menentu, jadi ikan yang masuk sedikit,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa kenaikan harga tidak bisa dihindari karena pedagang juga harus menyesuaikan dengan harga beli dari nelayan.
“Kami bukan mau mahal, tapi memang dari nelayan sudah naik. Kalau sedikit barang, otomatis harga ikut naik,” kata S.
Warga berharap kondisi ini bersifat sementara dan akan kembali normal ketika para nelayan mulai melaut seperti biasa.
Ketersediaan ikan yang stabil diharapkan dapat menekan harga sehingga masyarakat bisa kembali membeli kebutuhan pangan dengan harga terjangkau.
Sementara itu, para pedagang tetap berupaya menyediakan stok yang ada sambil menunggu pasokan membaik.
Mereka berharap aktivitas melaut segera kembali normal agar harga ikan di Pasar Towo’e bisa turun dan kembali stabil seperti sebelumnya.
Baca juga: Harga Daging Babi Pasar Towoe Tahuna Sangihe per Jumat 14 November 2025, Turun Puluhan Ribu
Pedagang Keluhkan Kondisi Pasar
Pada hari yang sama, kondisi Pasar Ikan Towo’e kembali dikeluhkan para pedagang.
Pasar ini memiliki potensi untuk meningkatkan perekonomian masyarakat lokal melalui kegiatan jual beli ikan.
Namun, kini sejumlah pedagang mengaku kesulitan beraktivitas karena air yang terus menumpuk di area pasar, membuat lantai menjadi sangat licin.
Bahkan, beberapa pengunjung dan pedagang dikabarkan sempat terjatuh hari ini Jumat (14/11/2025), karena kondisi tersebut.
Para penjual berharap pemerintah segera melakukan langkah perbaikan agar aktivitas jual beli dapat berlangsung lebih aman.
“Air tergenang setiap hari, jalannya licin sekali. Sudah ada juga yang jatuh,” keluh salah satu pedagang yang ditemui di lokasi.
Menanggapi kondisi tersebut, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Kepulauan Sangihe, Treenov Ponto, menjelaskan bahwa pemerintah daerah tidak menutup mata terhadap persoalan ini.
Ia menegaskan bahwa pemerintah kabupaten (Pemkab) saat ini sedang melakukan upaya perbaikan secara bertahap, khususnya di area pasar ikan.
“Sementara berupaya untuk memperbaiki, termasuk merehabilitasi kerusakan-kerusakan yang ada di seputaran Pasar Towo, terlebih yang ada di Pasar Ikan Towo,” jelas Ponto.
Ia mengatakan bahwa saat ini perbaikan difokuskan pada rehabilitasi atap pasar, yang menjadi bagian dari rencana renovasi menyeluruh. “Bukti saat ini kan sementara dalam rehab untuk perbaikan atap, cuma tentunya dimaklumi dengan kondisi keuangan yang ada sekarang,” ujarnya.
Menurut Ponto, perencanaan awal sebenarnya mencakup renovasi atap serta perbaikan got dan drainase.
Namun karena keterbatasan anggaran, pengerjaan dilakukan secara bertahap.
“Kondisi ini harus dimaklumi karena keterbatasan anggaran. Perbaikan saluran dan drainase juga pasti dilakukan, hanya bertahap,” tambahnya.
Keluhan pedagang terkait genangan air dan kerusakan drainase disebutnya bukan hal baru dan sudah berlangsung cukup lama.
Namun pemerintah daerah tetap berupaya menuntaskan permasalahan tersebut.
“Pemerintah tidak menutup mata. Tetap berupaya melakukan langkah-langkah perbaikan, renovasi, maupun rehabilitasi terhadap kondisi kerusakan yang ada di Pasar Towo,” tegasnya.
Perbaikan atap pasar ikan yang sementara berjalan diperkirakan membutuhkan waktu sekitar satu bulan hingga selesai.
Proyek ini dikerjakan menggunakan dana CSR, dan diharapkan dapat mengurangi masuknya air ke area pasar sehingga kondisi lantai tidak kembali licin dan berbahaya bagi penjual maupun pembeli. (Edu)
-
Baca juga: Penjual Mengeluh, Pemadaman Listrik Ganggu Aktivitas di Festival Seni Budaya Tahuna Sangihe Sulut
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/manado/foto/bank/originals/foto-lapak-ikan-laut-di-Pasar-Towoe-Tahuna-Sangihe-Sulut.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.