Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

TPPO di Myanmar

Seorang Wanita Pekerja Situs Kencan Daring jadi Korban TPPO di Myanmar, Diculik lalu Dibunuh

Seorang wanita dilaporkan menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di Myanmar dan Thailand.

|
Editor: Frandi Piring
Dok. Tribunnews.com
TPPO - Gambar ilustrasi. Seorang wanita dilaporkan menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di Myanmar dan Thailand. Korban diketahui seorang model muda asal Belarusia, Vera Kravtsova (26), model muda asal Belarusia. 

Ringkasan Berita:

 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Seorang wanita dilaporkan menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di Myanmar dan Thailand.

Korban diketahui seorang model muda asal Belarusia, Vera Kravtsova (26).

Vera Kravtsova dilaporkan menjadi korban jaringan perdagangan manusia lintas negara. 

Korban awalnya bepergian ke Thailand. Sontak kabarnya disebut-sebut bahwa Vera diculik di Thailand lalu dibawa ke Myanmar.

Setelah diculik, Vera dibunuh dan organ tubuhnya diduga diperjualbelikan di pasar gelap.

Vera Kravtsova awalnya pergi ke Thailand dengan harapan memulai karier di dunia modeling. Tapi, impian itu berubah menjadi kesialan.

Berdasarkan laporan media Rusia yang dikutip oleh UNN, Vera tanpa sadar telah terjebak dalam jaringan pusat penipuan daring yang kerap memanfaatkan tenaga kerja asing secara ilegal di kawasan Asia Tenggara.

Dari Thailand, Vera dilaporkan dipindahkan secara paksa ke Myanmar.

Di sana, ia dipaksa bekerja di situs kencan daring dengan modus menipu dan memeras uang dari para pria.

Kondisi kerja di lokasi tersebut digambarkan seperti perbudakan modern, di mana para korban tidak bisa melarikan diri dan terus diawasi ketat.

Pada awal Oktober 2025, komunikasi antara Vera dan keluarganya tiba-tiba terputus.

Beberapa hari kemudian, pihak keluarga menerima kabar mengejutkan dari seseorang yang tak dikenal.

OTK itu menyatakan bahwa Vera telah dijual untuk diambil organnya dan tubuhnya kemudian dikremasi untuk menghapus jejak.

Laporan tersebut memicu gelombang duka serta kemarahan publik Belarusia hingga Rusia.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved