Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Konflik Israel dan Palestina

Hamas Berkomitmen akan Tetap Berjuang Menghadapi Israel Jika Netanyahu Kembali Lakukan Agresi

Meskipun tahap pertama dari kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas telah mulai diberlakukan, namun potensi ketegangan masih ada.

Editor: Rizali Posumah
RNTV/TangkapLayar
GAZA YANG HANCUR - Foto tangkap layar RNTV pada Senin (14/7/2025). Menunjukkan kehancuran total di Jalur Gaza akibat bombardemen Israel. Seorang pejabat senior Hamas memperingatkan bahwa kelompoknya siap menghadapi kembali agresi Israei jika pertempuran kembali pecah. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Situasi yang saat ini berlaku di Jalur Gaza, Palestina belum bisa disebut aman sepenuhnya. 

Meskipun tahap pertama dari kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas telah mulai diberlakukan, namun potensi ketegangan masih cukup besar. 

Seorang pejabat senior Hamas memperingatkan bahwa kelompoknya siap menghadapi kembali agresi Israel jika pertempuran kembali pecah.

Hamas sendiri hanyalah salah satu kelompok bersenjata yang ada di Palestina

Di Jalur Gaza, di mana dominasi kelompok ini cukup kuat, Hamas kerap berkolaborasi dengan kelompok bersenjata Palestina lainnya. 

Pernyataan pejabat senior Hamas yang menyebut kelompoknya siap menghadapi agresi Israel jika Netanyahu kembali melancarkan serangan, menyiratkan bahwa Hamas masih ragu terhadap usulan perdamaian yang diinisiasi oleh Presiden AS Donald Trump.

Meski begitu, Hamas berharap tidak akan kembali berperang.

"Tetapi rakyat Palestina dan pasukan perlawanan akan menghadapi dan mengerahkan seluruh kemampuan mereka untuk menangkal agresi ini jika pertempuran ini terpaksa terjadi," ujar anggota biro politik Hossam Badran kepada AFP.

Peringatan ini muncul di tengah negosiasi gencatan senjata yang diperluas, yang berlangsung di Sharm el-Sheikh, Mesir.

Pertemuan tersebut dipimpin langsung oleh Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi bersama mantan Presiden AS Donald Trump.

Di mana Donald Trump kembali tampil sebagai inisiator dalam upaya menghentikan perang Israel-Hamas yang telah berlangsung selama dua tahun.

Pada 29 September lalu, Trump merilis proposal perdamaian berisi 20 poin.

Adapun 20 poin tersebut mencakup pembebasan semua sandera Israel yang ditahan Hamas, pertukaran dengan 2.000 tahanan Palestina, penarikan bertahap pasukan Israel dari Gaza, pelucutan senjata Hamas, dan pembentukan pemerintahan baru di Gaza.

Hamas memang menyatakan persetujuan prinsip terhadap tahap pertama rencana tersebut yang saat ini sudah berlaku dan memungkinkan ribuan warga Gaza kembali ke rumah mereka. 

Namun, mereka menunjukkan penolakan terhadap bagian krusial dalam tahap kedua, terutama menyangkut pelucutan senjata dan penghapusan peran mereka dalam pemerintahan Gaza.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved