Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Konflik Palestina vs Israel

Ini Syarat Hamas Bebaskan Seluruh Sandera Israel dengan Aman dan Cepat

Hamas atau Harakat al-Muqawamah al-Islamiyyah adalah kelompok militan Islam Palestina yang bermarkas di Jalur Gaza

Editor: Glendi Manengal
YouTube Al Jazeera
SANDERA ISRAEL - Tangkapan layar menunjukkan detik-detik bangunan di Kota Gaza dibom oleh Israel melalui serangan udara pada Senin (15/9/2025). Hamas siap bebaskan sandera Israel dengan syarat ini. 

TRIBUNMANADO.CO.ID – Konflik antara hamas dan israel masih terus berlanjut.

Lantas diketahui dari pihak Hamas menyandera warga Israel.

Hamas atau Harakat al-Muqawamah al-Islamiyyah adalah kelompok militan Islam Palestina yang bermarkas di Jalur Gaza yang sudah berdiri sejak 1987.

Terkait hal tersebut Hamas menyatakan siap membebaskan seluruh sandera Israel yang masih ditahan di Gaza, tetapi dengan syarat adanya negosiasi terkait rencana perdamaian yang diajukan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Dalam pernyataan pada Jumat (3/10/2025), Hamas menyebut setuju dengan formula pertukaran sandera yang termasuk dalam proposal Trump.

“Gerakan ini mengumumkan persetujuannya untuk pembebasan semua sandera, baik yang masih hidup maupun yang masih tersisa sesuai dengan formula pertukaran yang termasuk dalam proposal Presiden Trump,” demikian isi pernyataan Hamas.

Trump kemudian menulis di Truth Social bahwa ia yakin Hamas siap menuju perdamaian abadi dan mendesak Israel segera menghentikan serangan udara di Gaza.

“Israel harus segera menghentikan pemboman Gaza, agar kita dapat membebaskan para sandera dengan aman dan cepat!” tulisnya.

Rencana perdamaian Trump

Rencana yang diajukan Trump mencakup penghentian permusuhan, pembebasan sandera dalam waktu 72 jam, penarikan bertahap pasukan Israel dari Gaza, serta pelucutan senjata Hamas.

Dokumen itu juga menyebutkan Hamas dan faksi lain tidak akan memiliki peran dalam pemerintahan Gaza. Kekuasaan akan dialihkan ke badan teknokratis di bawah otoritas transisi pascaperang yang dipimpin langsung oleh Trump.

Seorang pejabat senior Hamas menegaskan pada Sabtu (4/10/2025) bahwa kelompok itu siap memulai negosiasi segera guna menyelesaikan seluruh masalah yang tertunda.

Hamas juga menyatakan bersedia menyerahkan kekuasaan kepada teknokrat, tetapi ingin tetap dilibatkan dalam diskusi mengenai masa depan politik Palestina.

Desakan keluarga sandera

Forum Sandera dan Keluarga Hilang menyambut pernyataan Hamas dan meminta Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu segera membuka jalur negosiasi.

“Tuntutan Presiden Trump untuk segera menghentikan perang sangat penting untuk mencegah kerugian serius dan permanen bagi para sandera," demikian pernyataan mereka.

"Kami mendesak Perdana Menteri Netanyahu untuk segera memulai negosiasi yang efisien dan cepat guna memulangkan semua sandera kami,” jelasnya.

Serangan udara Israel berlanjut

Meski ada seruan Trump, pertahanan sipil Gaza melaporkan Israel melancarkan puluhan serangan di Kota Gaza pada Jumat malam.

“Malam itu sangat keras, di mana tentara Israel melancarkan puluhan serangan udara dan penembakan artileri di Kota Gaza dan wilayah lain di Jalur Gaza, meskipun Presiden Trump menyerukan penghentian pengeboman,” ujar juru bicara pertahanan sipil Mahmud Bassal kepada AFP.

Bassal menyebut sedikitnya 20 rumah hancur akibat serangan tersebut. Rumah Sakit Baptis Gaza melaporkan empat orang tewas dalam serangan di kawasan Tuffah, sementara Rumah Sakit Nasser di Khan Younis menyatakan dua anak meninggal dan delapan orang terluka akibat serangan pesawat tak berawak.

Trump memberi tenggat waktu hingga Minggu (5/10/2025) pukul 01.00 waktu setempat bagi Hamas untuk menerima rencana 20 poinnya atau menghadapi “neraka”.

Kantor Netanyahu menyatakan Israel tengah bersiap melaksanakan tahap pertama dari rencana Trump untuk pembebasan sandera Israel.

Harapan dari Gaza dan dunia

Di kamp pengungsian Al-Mawasi, Jalur Gaza, kabar kesediaan Hamas membebaskan sandera disambut penuh harapan.

“Saat saya membaca berita itu, tubuh saya gemetar dan menggigil. Ada perasaan yang menyelimuti saya, seperti, Ya Allah, akhirnya pertolongan datang kepada kami,” kata Samah Al-Hu, seorang pengungsi Palestina.

Reaksi positif juga datang dari komunitas internasional. Inggris, Perancis, Jerman, hingga Sekretaris Jenderal PBB menyambut baik perkembangan tersebut. Mediator utama, yakni Qatar dan Mesir, berharap langkah Hamas bisa membuka jalan bagi berakhirnya konflik.

Serangan balasan Israel atau perang di Gaza, menurut data Kementerian Kesehatan Gaza yang diakui PBB, menewaskan lebih dari 66.000 warga Palestina, lebih dari separuhnya perempuan dan anak-anak.

Artikel telah tayang di Kompas

-

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Baca berita lainnya di: Google News

WhatsApp Tribun Manado: Klik di Sini

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved