Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pembunuhan di Jambi

Hasil Pemeriksaan Jenazah EY Dosen di Jambi Korban Pembunuhan Seorang Polisi, Banyak Luka Lebam

Tragedi ini bermula ketika rekan-rekan kerja korban mulai curiga karena EY tak kunjung hadir mengajar selama dua hari berturut-turut.

Editor: Alpen Martinus
Kolase Tribun Manado/Facebook Asri Ajaa
PEMBUNUHAN: Kolase foto Bripda Waldi dan korban semasa hidup yang berprofesi sebagai dosen. Korban adalah Ketua Program Studi S1 Keperawatan di Institut Administrasi dan Kesehatan Setih Setio (IAKSS) Muaro Bungo. 

“Rekannya datang karena khawatir. Dipanggil beberapa kali tidak ada jawaban,” ujar Kepala Kampung setempat, Madin Maulana.

“Saat pintu dibuka, korban ditemukan tidak bernyawa,” sambungnya.

Polisi kemudian mengungkap bahwa pelaku pembunuhan adalah Bripda Waldi, anggota kepolisian yang bertugas di Polres Tebo.

Hingga kini, penyidik masih mendalami lebih jauh motif di balik tindakan keji tersebut.

Dugaan awal mengarah pada masalah asmara dan persoalan pribadi, namun pihak berwenang belum menutup kemungkinan adanya motif lain.

Sementara itu, korban EY diketahui merupakan warga Kecamatan Pelepat Ilir, Kabupaten Bungo.

Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, rekan kerja, dan para mahasiswa yang selama ini menghormatinya.

Pelaku Rudapaksa Korban

Pemeriksaan jenazah yang dilakukan oleh dr. Sepriyedi dari RSUD H Hanafie Muara Bungo menemukan bukti kekerasan yang signifikan.  

Dokter menemukan lebam dan luka di area kepala dan leher, serta tanda-tanda mencurigakan di sekujur tubuh korban. 

Terdapat lebam di seluruh wajah dan benjolan besar di kepala bagian belakang dengan dimensi lebar sekitar 13 cm dan panjang 10 cm. 

Ditemukan juga lebam pada bagian leher dan memar di kedua bahu (kanan dan kiri), yang diduga akibat benda tumpul atau tajam. 

Tim medis juga menemukan adanya cairan pada bagian organ intim korban, yang mengindikasikan adanya dugaan kekerasan seksual. 

Dokter memperkirakan Dosen EY, yang merupakan warga Kecamatan Pelepat Ilir, ini telah meninggal dunia sekitar 12 jam sebelum ditemukan.  

Perkiraan waktu kematian ini didukung oleh temuan darah berwarna gelap yang keluar dari mulut dan hidung korban, yang mengindikasikan proses pembusukan awal.

Sumber: TribunNewsmaker
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved