Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Demo Ricuh

Baru Terungkap Apa yang Dirasakan Ahmad Sahroni saat Rumah Dijarah: Hari Itu Meninggal, Saya Ikhlas

Di hadapan warga, Ahmad Sahroni menceritakan sendiri bagaimana mencekamnya detik-detik saat ia berusaha menyelamatkan diri dari amukan massa

Editor: Indry Panigoro
(TikTok @awi.wajo)
BUKA SUARA - Potret Ahmad Sahroni. Dalam situasi yang penuh ketakutan itu, Ahmad Sahroni mengaku hanya bisa mengandalkan dirinya sendiri. 
Ringkasan Berita:
  • Baru-baru ini Ahmad Sahroni menceritakan sendiri bagaimana mencekamnya detik-detik saat ia berusaha menyelamatkan diri dari amukan massa.
  • Dalam situasi yang penuh ketakutan itu, Ahmad Sahroni mengaku pasrah dan ikhlas jika dirinya meninggal.
  • Ahmad Sahroni merupakan anggota DPR RI yang dicopot karena ucapan kontroversinya.

TRIBUNMANADO.CO.ID - Dua bulan berlalu, Ahmad Sahroni akhirnya mulai muncul dan menanggapi soal penjarahan rumahnya pada 30 Agustus 2025.

Penjarahan yang menyasar rumah Sahroni tidak luput dari luapan amarah massa terhadap DPR RI.

Ahmad Sahroni merupakan politikus yang dicopot sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI oleh pengurus partai NasDem.

Ahmad Sahroni adalah anggota DPR RI dua periode sejak tahun 2014 dari daerah pemilihan DKI Jakarta III. 

Ia bahkan sempat menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi III DPR RI periode 2019–2024.

Namun ia sudah dinonaktifkan dari jabatannya karena ucapan kontroversinya beberapa waktu lalu yang menyebut soal mental tolol.

Ucapan tersebut memicu gelombang kecaman publik, terutama setelah mencuatnya isu kenaikan gaji anggota dewan hingga ratusan juta rupiah.

Massa yang geram mendatangi rumah mewah Sahroni di Tanjung Priok.

Awalnya, mereka hanya berteriak di depan pagar rumah, namun, situasi berangsur ricuh hingga kaca rumah dilempari, pagar besi dan pintu berhasil dibobol.

Karena ucapannya tersebut rumahnya bahkan dijarah.

BUKA SUARA - Potret Ahmad Sahroni. Dalam situasi yang penuh ketakutan itu, Ahmad Sahroni mengaku hanya bisa mengandalkan dirinya sendiri.
BUKA SUARA - Potret Ahmad Sahroni. Dalam situasi yang penuh ketakutan itu, Ahmad Sahroni mengaku hanya bisa mengandalkan dirinya sendiri. ((TikTok @awi.wajo))

Sejak pencarahan rumahnya, Ahmad Sahroni pun bak hilang di telan bumi.

Namun kini Ahmad Sahroni muncul.

Di hadapan warga, Ahmad Sahroni menceritakan sendiri bagaimana mencekamnya detik-detik saat ia berusaha menyelamatkan diri dari amukan massa

Layaknya adegan dalam film laga, ia terpaksa bersembunyi di tempat yang sama sekali tak terduga, kamar mandi.

Bahkan, demi menghindari amukan lebih jauh, ia nekat memanjat ke atas plafon rumahnya.

KLARIFIKASI - Kolase foto rumah Ahmad Sahroni di Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada 30 Agustus 2025 yang dijarah massa dan foto Ahmad Sahroni sebelum ramai dihujat.
KLARIFIKASI - Kolase foto rumah Ahmad Sahroni di Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada 30 Agustus 2025 yang dijarah massa dan foto Ahmad Sahroni sebelum ramai dihujat. (Kolase Tribun Manado/M. Maulana Ahmad Al Hafizullah/Tribunbengkulu.com)

Namun, upayanya itu hampir berakhir tragis. Plafon yang menjadi tempat persembunyiannya ternyata tak cukup kuat untuk menahan beban tubuhnya.

“Plafonnya enggak kuat. Saya jatuh,” ungkap Ahmad Sahroni dalam sebuah video TikTok @awi.wajo.

Dalam situasi yang penuh ketakutan itu, Ahmad Sahroni mengaku hanya bisa mengandalkan dirinya sendiri. 

Rasa tidak percaya pada siapa pun membuatnya harus bertahan sendirian di tengah kekacauan.

“Saya dalam keadaan hari itu tidak percaya sama satu orang pun,” ujarnya.

Tak hanya kisah dramatis soal penyelamatan diri, Sahroni juga mengungkap hal-hal absurd yang terjadi saat penjarahan berlangsung.

Barang-barang yang seharusnya tak punya nilai jual pun ikut raib dibawa massa.

Dengan ekspresi tak percaya, ia mengisahkan bagaimana pakaian dalamnya pun ikut digasak.

“Bapak Ibu, kolor aja saya diambil,” tuturnya.

Lebih mengejutkan lagi, benda-benda sepele seperti sikat gigi hingga foto-foto keluarga yang penuh kenangan juga ikut lenyap.

“Kebayang Bapak Ibu, foto keluarga pun dicuri,” sambungnya dengan nada getir.

Di akhir kisahnya, Ahmad Sahroni mengaku bahwa pada hari itu ia benar-benar pasrah.

Ia sudah menyiapkan diri untuk kemungkinan terburuk.

“Kalaupun hari itu saya meninggal, saya sudah ikhlasin,” tutupnya dengan nada tenang dan penuh keikhlasan.

(TribunStyle.com/Ika Bramasti).

Sumber: TribunStyle.com

Artikel ini telah tayang di TribunStyle.com 

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado, Trheads Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya

 

Sumber: TribunStyle.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved