Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Penipuan di Kamboja

Akhirnya Terungkap Sosok Diduga Dalang di Balik Judol Kamboja, Asetnya Disita Amerika Serikat

Pekan lalu, Kementerian Kehakiman AS mendakwanya atas tuduhan menjalankan jaringan penipuan di Kamboja

|
Editor: Alpen Martinus
TRIBUNPONTIANAK/ISTIMEWA
PENIPUAN: Ilustrasi penipuan. Terungkap sosok dibalik penipuan online di Kamboja. 

Ringkasan Berita:1.Nama Chen Zhi naik terlalu cepat dari pengusaha muda tak dikenal menjadi penguasa bank, maskapai, dan properti mewah.
 
2.Pekan lalu, Kementerian Kehakiman AS mendakwanya atas tuduhan menjalankan jaringan penipuan di Kamboja
 
3.Visi dan kepemimpinan Chen telah mengubah Prince Group menjadi grup bisnis terkemuka di Kamboja yang mematuhi standar internasional.

TRIBUNMANADO.CO.ID - Nama Chen Zhi mendadak ramai dibicarakaan di dunia internasional.

Itu lantaran ia mendadak menjadi kaya raya, sehingga dicurigai oleh Amerika Serikat.

Chen Zhi diduga mendapatkan kekayaannya dengan cara yang tidak wajar.

Baca juga: Lagi, 3 Orang Warga Sulut Diamankan Polisi, Diduga akan Terbang ke Kamboja Direkrut Sindikat TPPO

Pria berusia 37 tahun, Chen Zhi, dituduh sebagai dalang di balik kerajaan penipuan siber dan perusahaan kriminal yang dibangun di atas penderitaan manusia.

Penipuan siber adalah penipuan yang dilakukan secara daring.

Penipuan ini bisa dilakukan melalui email dan situs web yang mencurigakan, atau akun palsu di media sosial.

Penipu siber dapat menghubungi Anda melalui email, SMS, panggilan telepon, atau media sosial.

Dan mereka sering kali berpura-pura menjadi seseorang atau organisasi yang Anda percayai.

Nama Chen Zhi naik terlalu cepat dari pengusaha muda tak dikenal menjadi penguasa bank, maskapai, dan properti mewah.

Namun Amerika Serikat menelusuri jejak uangnya, dan menemukan sesuatu yang jauh lebih gelap dari bisnis biasa.

Dalam sekali gebrakan, aset senilai Rp 232 triliun disita.

Berjanggut tipis dan berwajah baby face, dia tampak jauh lebih muda dari usianya. Dia memang menjadi sangat kaya, dengan sangat cepat.

Pekan lalu, Kementerian Kehakiman AS mendakwanya atas tuduhan menjalankan jaringan penipuan di Kamboja, yang mencuri miliaran mata uang kripto dari para korban di seluruh dunia.

Kementerian Keuangan AS menyita bitcoin senilai 14 miliar dollar AS (sekitar Rp 232 triliun) yang disebut terkait dengannya. 

Kementerian Keuangan AS menyebut ini adalah penyitaan mata uang kripto terbesar yang pernah ada.

Sumber: TribunNewsmaker
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved